Sikapi Stabilitas Keamanan, FKUB Rapat Konsolidasi Organisasi 

banner 120x600

Rapat FKUB menyikapi perkembangan dan situasi di kabupaten Jayapura

 

SENTANI, papuaterkini.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura menyelenggarakan rapat konsolidasi organisasi di Ruang Rapat Sekretariat Panitia Sub PB PON di Hawaii, Kota Sentani.

Rapat bertujuan untuk menyikapi perkembangan dan dinamika yang terjadi di Indonesia dan pengaruhnya terhadap stabilitas keamanan, ketertiban nasional dan juga kerukunan beragama di Papua.

Ketua FKUB Kabupaten Jayapura, Pdt. Alberth Yoku, mengatakan rapat ini dilaksanakan untuk melakukan konsolidasi organisasi, juga membahas bidang agama, pendidikan agama dan keagamaan.

Dengan media rapat ini, ujarnya mengharapkan terjadinya komunikasi dan diskusi yang intensif antara FKUB dalam rangka sinergitas kegiatan peningkatan dan pengembangan kerukunan umat beragama di Kabupaten Jayapura.

KetuaFKUB Kabupaten Jayapura, Pdt. Alberth Yoku, S.Th, M.Th

“Saat ini kami sedang berada dalam masa-masa atau terjadinya reorganisasi, maka kami coba untuk melakukan rapat-rapat awal yang bersifat konsolidasi organisasi. Supaya reorganisasi yang terjadi itu dapat di isi dengan hal-hal yang dianggap sangat perlu, untuk kita jabarkan di dalam konteks FKUB di Kabupaten Jayapura,” jelasnya.

Karena FKUB Kabupaten Jayapura, kata Alberth, didorong oleh semangat zona integritas kerukunan umat beragama di Kabupaten Jayapura, maka tugas dan tanggung jawab dari pengurus FKUB itu sangat besar sekali.

“Sehingga harus juga di kampanyekan dan di sosialisasikan sampai ke umat di dalam gereja, di masjid, di vihara dan pura. Hal ini harus diajarkan apa maksud dari zona integritas kerukunan umat beragama yang telah dicanangkan di daerah ini,” katanya.

FKUB terus mengkampanyekan kebaikan, perdamaian serta persatuan dan kesatuan dengan tema sentral kerukunan antar umat beragama.

Selain itu, kata pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sinode GKI di Tanah Papua itu menyampaikan, bahwa dalam rapat tersebut pihaknya juga membahas perkembangan situasi yang memburuk serta meningkat. Yakni, meninggalnya seorang pendeta dan juga adanya aksi penganiayaan terhadap seorang ustadz (guru) di belakang masjid raya (Masjid Agung Al Aqsha). Tujuannya agar tidak melebar kemana-mana.(MI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *