JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPR- Papua) melalui Fraksi Bangun Papua meminta dengan kepada pihak aparat penegak hukum dalam hal ini kepada Kapolri agar segera memproses hukum dengan menangkap Drs. Ambrocius LM Nababan, MM.
Pasalnya, yang bersangkutan diduga telah menyebarkan ujaran Rasisme terhadap tokoh nasional asal Papua, Natalius Pigai, mantan Anggota Komnas HAM RI.
“Dengan melihat berbagai penghinaan atau rasis yang kian meningkat di Republik Indonesia ini, yang juga selalu datang dari saudara-saudari kami di luar Papua, maka saya Alfred Fredy Anouw, Sekertaris Fraksi Bangun Papua DPR Papua mendesak agar saudara Nababan diadili di meja pengadilan agar mempertangungjawabkan ucapan Rasismenya,” tegas Alfred Anouw.
Sebagai anak asli Papua, Alfred Anouw mengaku merasa terhina dan sudah sangat muak sekali dengar statetmen – statetmen begitu terus menerus terhadap orang asli Papua.
Alfred Anouw juga mengaku kecewa terhadap penerapan hukum di Republik ini yang terkadang memilih-milih, salah satunya terkait keputusan terhadap pengungkapan pertama kasus rasisme di Surabaya pada 24 Agustus 2019 kepada saudari Tri susanti. Namun, sampai hari ini belum ada kejelasan.
“Dengan demikian, kami dewan perwakilan rakyat Papua (DPR PAPUA) mendesak agar untuk saudara Nababan diproses secara adil dan terbuka agar seluruh Rakyat Papua mengetahui baik mengetahui proses hukum dan keadilan yang negara ini akan mengimplementasikannya,” paparnya.
Alfred Anouw menyampaikan kepada pemerintah pusat bahwa jika memelihara terus Rasisme di Republik ini, maka jangan salahkan siapapun ketika ada kata-kata yang menentang negara ini.
Ia meminta kepada Pemprov Papua dalam hal ini, mulai dari Gubernur Papua dan Papua Barat, DPR Papua dan DPR Papua Barat serta seluruh Bupati dan seluruh DPRD serta seluruh elemen di Papua, segera buka meja dan duduk menyatakan sikap yang keras terhadap pengungkap Rasisme di seluruh Indonesia.
Sebab, imbuh Alfred Anouw, pengalaman di Surabaya telah mengajarkan bahwa rakyat Papua yang sama sekali tidak salah pun pernah jeblos masuk ke sel akibat Rasisme, sehingga Pemerintah Papua jangan anggap remeh soal ini.
“Kami juga meminta negara ini harus menghormati dan menghargai jati diri kami, sebab orang Papua bergabung dengan bangsa ini bukan cuma datang begitu saja. Kami bawa dengan sumber daya alam yang begitu berlimpah sehingga bangsa ini terlihat bangsa yang besar. Harapan saya, semoga negara ini bisa mengobati sedikit luka dari luka besar yang negara ini berikan terhadap orang Papua,” imbuhnya. (bat)