JAYAPURA,papuaterkini.com– Warga muslim di Kota dan Kabupaten Jayapura mendapat kunjungan istimewa dari Pimpinan Pesantren Rubath Tarim Hadramaut Yaman, Al Habib Abdul Qodir Jailani bin Muhammad Mahdi bin Abdullah bin Umar Assyatiri. Dalam lawatan Rihlah Da’wahnya ke wilayah paling timur Indonesia ini beliau didampingi oleh penterjemah bahasa Ustadz Ali Mansur.
Ada beberapa titik Rihlah Da’wah yakni di Pesantren Habib Syarif Sentani dan Masjid Al Aqsa pada, Rabu 16/3. Kemudian dilanjutkan ke kediaman Rusdiyanto, Kamis 17/3. Berlanjut ke pesantren DDI Entrop usai shalat Jumat dan Masjid Raya Baiturrahim dimalam harinya. Pada Sabtu siang, Al Habib berada di kediaman Habib Idrus Al Hamid dan terakhir di Masjid Raudhlatul Jannah, Sabtu malam (19/3).
Habib Abdul Qodir Jailani merupakan cucu dari pendiri Rubath Tarim di Hadramaut, Yaman. Kini tanggung jawab Rubath Tarim berada di tangan beliau sepeninggal pamannya Sultonul Alim Al Habib Salim bin Abdullah Assyatiri.
Sebagai pesantren yang berusia sekitar 132 tahun lebih, Rubath Tarim telah melahirkan ribuan ulama besar yang tersebar di segenap penjuru dunia termasuk Indonesia.
Dalam lawatannya tersebut beliau didampingi oleh para pengasuh pesantren dan alim ulama dari Sentani dan Kota Jayapura diantaranya Habib Syarif, Habib Fathir Al Hamid, Kyai Mansur Al Kaff dan lainnya serta dikawal oleh Banser serta PS Pagar Nusa NU.
“Pesantren banyak memberikan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang bersanat kepada Nabi Muhammad SAW. Kami harap mudah-mudahan siapa saja yang belajar bisa mengembangkan dan meneruskan sampai penjuru Negara. Saya mengingatkan hargailah makanan, kalian sudah diberikan jamuan oleh panitia di masjid ini, jangan sampai berserakan, kalau ada yang tersisa bawalah makanan itu karena masjid ini rumah Allah SWT jangan sampai kotor” ungkap Al-Habib Abdul Qodir Jailani, saat di Masjid Al Aqso Sentani, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh santrinya, Ust. Ali Mansur.
Al Habib Abdul Qodir Jailani juga mengungkapkan kekaguman atas Majlis Dizkri dan selalu mengumandangkan sholawat pada Nabi Muhammad SAWW di segala penjuru Indonesia.
Al-Habib Abdul Qodir Jailani juga memberikan nasehat dalam filosofi padi, sebelum menjadi nasi yang kita makan, Allah SWT menumbuhkan dari biji menjadi bulir-bulir kemudian tumbuh kembang dengan biji-bijian lalu seseorang petani memanen untuk diolah menjadi makanan. Semua proses merupakan karunia Allah SWT dimana sebagai manusia kita wajib untuk selalu mengucapkan rasa syukur.
Ust. Hamam Nashiruddin SH, imam masjid Al Ikhsan Kotaraja yang juga penggerak Majelis Dzikir Mahabbaturrosul dan sholawatan (SMS) kota Jayapura bersama Habib Fathir Al Hamid menyampaikan kekagumannya atas kedatangan al Habib Abdul Qodir Jailani dari Rubath Tarim Hadramaut Yaman.
“Bersukur sekali atas kehadiran ulama-ulama besar kelas dunia seperti Habib Abdul Qodir Jailani, karena beliau sebagai penguat dakwahnya para santri yang ada di ujung timur Indonesia” kata Hamam.(ab)