Baliho Paulus Waterpauw Minta Doa Restu, Herman Yoku: Siapapun Anak Asli Papua Berhak Maju Jadi Calon Gubernur

Baliho besar Paulus Waterpauw yang terpasang di Jalan Irian Taman Imbi Kota Jayapura.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Baliho bertuliskan “Paulus Waterpauw Mengabdi Untuk Negeri dan Mohon Doa Restu” di Jalan Irian Kota Jayapura tepatnya di Taman Imbi dan di Jalan Raya Sentani, menjadi pertanda Komjen Pol (Purn) Drs Paulus Waterpauw, MSi akan kembali pulang yang terpasang, Jumat, 26 April 2024 dini hari, menjadi pembicaraan hangat dan dibagi diberbagai WhatsApp Grup.

Dua baliho besar Paulus Waterpauw ini seperti clue hadirnya Paulus Waterpauw dalam pesta demokrasi khususnya Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi Papua tahun 2024.

Tokoh Adat Papua, Herman Yoku memberikan pandangan terkait calon gubernur dan wakil gubernur yang akan maju dalam Pilkada Papua 2024.

Herman Yoku menilai bahwa siapa pun anak asli Papua yang memiliki kemampuan untuk memimpin, silahkan maju menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Papua.

“Kita tidak bisa klaim bahwa yang maju gubernur maupun wakil gubernur harus orang asli Tabi-Saireri, tapi siapapun anak Papua yang memiliki kemampuan silahkan maju untuk bersaing,” katanya, 26 April 2024.

Herman menegaskan dalam Undang-Undang Otsus tidak merincikan calon yang maju berdasarkan wilayah adat, sehingga siapapun bisa maju menjadi calon gubernur maupun wakil gubernur Papua.

Baliho bertuliskan “Paulus Waterpauw Mengabdi Untuk Negeri dan Mohon Doa Restu” di Jalan Raya Sentani.

“Selama ini yang dijamin Otsus adalah calon gubernur dan wakil gubernur harus orang asli Papua. Untuk wilayah adatnya tidak mengatur, jadi siapapun orang asli Papua bisa maju menjadi calon gubernur maupun wakil gubernur Papua,” jelasnya.

Pertimbangan lainnya, lanjut Herman Yoku, adalah di dalam lembaga MRP juga sudah diisi oleh Orang Asli Papua dari Animha, Lapago, Meepago sehingga tidak boleh ada pembatasan untuk anak-anak Papua maju sebagai calon gubernur.

“Jadi untuk calon gubernur silahkan maju. Entah dia anak Papua dari Lapago, Meepago, Animha, Domberai, Bomberai silahkan maju, tidak hanya orang Tabi-Saireri. Kalau nanti ada orang Tabi-Saireri yang protes, maka sebaiknya protes disampaikan ke MRP karena disana juga diisi oleh orang asli Papua dari wilayah adat lain,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *