Guru dan Murid SD di Perbatasan Keerom Diusir Tentara PNG

Bupati Keerom, SHut, MUP.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dikabarkan guru dan murid di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Perbatasan Keerom, Provinsi Papua, Republik Indonesia, diusir oleh Tentara Papua New Guinea (PNG), Kamis, 23 Mei 2024.

Kini, guru dan murid terpaksa diungsikan ke kampung terdekat, yakni Kampung Bias, Distrik Towe, Kabupaten Keerom. Bahkan, sejumlah barang milik sekolah dasar itu, dilaporkan telah hilang pasca pengusiran oleh tentara PNG itu.

Bupati Keerom Piter Gusbager, SHut, MUP, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya informasi pengusiran guru dan murid SD di perbatasan RI – PNG tersebut.

“Saya ini insiden yang memang perlu klarifikasi dari pemerintah Papua New Guinie (PNG). Kejadian itu dua hari lalu,” kata Piter Gusbager usai mengikuti fit and propertes bakal calon kepala daerah yang digelar DPW Partai Perindo Papua di Hotel Horison Kotaraja, Abepura, Kota Jayapura, Sabtu, 25 Mei 2024.

Piter Gusbager menegaskan bahwa selama ini, Keerom secara turun temurun dan sejarah asal usul Kabupaten Keerom itu yang kuat dengan Papua New Guinea (PNG), baik itu mulai dari pinggir Moso, Skouw Pro, Kibay, Paitenda sampai pinggiran di daerah Yabanda, sampai terakhir Kampung Niliti, tempat insiden pengusiran guru dan murid SD.

“Kampung Niliti adalah kampung paling luar. Dia disinyalir oleh pihak sebelah, itu berada di wilayah mereka (PNG),” ungkap Piter Gusbager.

Yang jelas, Piter Gusbager menegaskan bahwa berdasarkan peta resmi administrasi Kabupaten Keerom, Kampung Niliti berada di wilayah Indonesia, tepatnya di Distrik Towe dan itu bukan saja sejak kabupaten ini berdiri, tapi jauh sebelumnya.

“Dan, sudah dari sononya, titik lokasi Kampung Niliti ada di wilayah RI. Jadi, kalau hari ini mau ribut – ribut, ya kita pikir  bicara sejarah ya memang Kampung Niliti orang Towe, orang Keerom, orang Papua Indonesia itu, memang sudah ada disitu,” ujarnya.

Piter mengatakan, jika pada saat menarik garis batas dan posisi koordinat, Kampung Niliti itu masih berada atau menyinggung garis netral. Jadi, tidak masuk di wilayah sebelah (PNG). Dia menyinggung digaris netral atau garis internasional.

“Jadi, tidak persis berada di negara sahabat kita,” tandasnya.

Untuk itu, Piter Gusbager meminta klarifikasi dari Pemerintah PNG terhadap insiden pengusiran guru dan murid SD di Kampung Niliti itu.

“Jadi, saya pikir ini ada sesuatu yang perlu diklarifikasi oleh pemerintah PNG. dan ini saya ini bisa menciderai hubungan baik antara kita sebagai keluarga,” ujarnya. 

Selain itu, Piter Gusbager meminta Pemprov Papua, Badan Perbatasan dan Aparat untuk  melakukan peninjauan.

“Kalau kami pasti berususan dengan sekolah yang diganggu kegiatan belajar mengajar. Kan guru sudah mengungsi di Kampung Bias, kampung terdekat,” ujarnya.

“Kita sudah mengirim petugas untuk mengecek situasi di Kampung Niliti. Memang Niliti aksesnya lewat air atau udara. Belum ada jalan darat. Jalan baru kami buka sampai di Kampung Bias,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *