JAYAPURA, Papuaterkini.com – Cita rasa Kopi Papua ternyata menjadi idola di mancanegara. Kopi Papua yang diminati di dunia itu, berasal dari Kopi Pegunungan Bintang, Kopi Amungme dan Kopi Wamena.
Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Faturachman dalam acara Bincang-Bincang Media di Meja Kopi, Ruko Dok II Kota Jayapura, baru-baru ini.
Diakui, beberapa bulan lalu, Bank Indonesia sempat mengecek pasar terkait animo atau demand kafe-kafe terhadap Kopi Papua.
“Di Jogja misalnya, mereka bilang berapapun Kopi Papua yang dipasok, itu akan terserap. Artinya demand atau animonya tinggi. Dan itu dikonfirmasi oleh Kemenparekraf bahwa ada tiga Kopi Papua yang diminati dan jadi idola yakni Kopi Amungme, Kopi Wamena dan Kopi Pegunungan Bintang. Itu menjadi idola dunia,” ungkap Faturachman.
Dikatakan, Kopi Papua dari ketiga daerah yang sangat diminati konsumen dunia itu, lantaran citarasa dan merupakan kopi organik.
“Keunggulan Kopi Papua itu, diusahakan secara organik, usaha kopi Papua itu inklusif, diupayakan menyeratakan kelompok-kelompok masyarakat, gotong royong dan lahan-lahan ifu milik suku atau marga,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Faturachman, metode pertanian mereka-mereka memetik kopi yang benar-benar sudah matang. Hal ini bisa menjadi kekuatan kopi Papua.
Apalagi, ujar Faturachman, Kopi Papua itu ditanam di daerah dengan ketinggian diatas 1700 MDPL, sehingga hal itu sangat mempengaruhi cita rasa Kopi Papua.
Soal kopi Papua yang menjadi idola dunia itu, dibenarkan oleh Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Representative, Yani Elok Pratiwi.
Menurutnya, Kopi Papua merupakan kopi yang eksotis yang sangat diminati di pasar mancanegara. Terbukti beberapa kali, Specialty Coffee Association of Indonesia melakukan event untuk green bean yang bernama Cup of Exelence.
“Kopi – kopi dari wilayah timur Indonesia sangat banyak peminatnya. Namun, amat disayangkan kopi-kopi ini jarang kita temukan dalam kuantitas yang banyak,” ujarnya.
Yani Elok pun sepakat bahwa kopi – kopi dari Papua yakni kopi dari Pegunungan Bintang, Amungme dan Wamena sangat diminati konsumen di Mancanegara.
“Akhirnya kami dari Asosiasi mengadakan Cup of Excelence ini 2 tahun sekali agargar teman-teman dari timur Indonesia menyiapkan kualitas dan kuantitas kopi yang bisa kita dapatkan,” jelasnya.
Dikatakan, Cup of Exelence ini event untuk Indonesia gratis, semua petani boleh ikut. Namun, minimun kuantitas kopi yang dibutuhkan itu diatas 300 kilogram. Itu adalah upaya bagaimana kopi-kopi dari Indonesia diminati di luar negeri.
Setelah itu, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah terutama BUMN mengadakan event untuk meningkatkan kualitas kopi Indonesia dimata dunia, kopi untuk ekspor.
“Sebab, penyerapan kopi kita di luar negeri itu, lebih tinggi ketimbang konsumsi kita yang berada di Indonesia. Kalau misalkan penyerapan ekspor kita ada diangka 59 persen. Itu data kita dapatkan di Water Forum di Bali, beberapa waktu lalu,” ujarnya.
“Tahun ini, World of Coffee ada di Copenhagen, dan tahun depan akan digelar di Jakarta. Semoga teman-teman di Papua bisa mengikuti ini,” imbuhnya. (bat)