JAYAPURA, Papuaterkini.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua bakal menggelar Gerakan Nasional Penanggulangan Inflasi Pangan (GNPIP) di Merauke, Provinsi Papua Selatan, 25 Juli 2024.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman menjelaskan, GNPIP merupakan wujud dari sinergi dan inovasi antara Bank Indonesia dengan Kementerian/Lembaga terkait serta pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan laju inflasi khususnya pada kelompok pangan bergejolak.
Kegiatan GNPIP di Merauke, Provinsi Papua Selatan ini dengan tema ‘Mewujudkan Ketahanan Pangan Papua Selatan yang Berkelanjutan melalui Inovasi, Sinergi dan Digitalisasi’ ini, akan ada penyerahan bantuan sarana prasarana untuk meningkatkan produksi pertanian pada ponpes dari Merauke dan Poktan dari Nabire.
Disamping itu, ada kegiatan penandatanganan kerjasama antar daerah secara business to business komoditas bawang merah yakni pelaku usaha di Jayapura dengan Enrekang.
Dikatakan, kerjasama antar daerah itu, jika memungkinkan, akan ada tambahan pasokan ketika di Jayapura mengalami kekurangan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua sudah bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan untuk membawa kelompok taninya ke Merauke nantinya.
“Ada seremonial launching pupuk organik cair produksi SMK Negeri Merauke. Dalam GNPIP ini ada satu program yakni penerapan Good Agriculture Practices, salah satu contohnya pupuk organik cair,” kata Faturachman didampingi Kepala Tim Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah BI Papua, Remon Samora, Analisis Tim Implementasi KEKDA BI Papua, Ardhiansyah Baskara dan Analisi Tim Implementasi KEKDA BI Papua, Muhammad Fahrurrizki Aulia dalam Bincang Bincang Media di Kopi Tiam Ruko Dok II Kota Jayapura, Senin, 22 Juli 2024.
Tidak hanya itu, dalam kegiatan GNPIP di Merauke, Papua Selatan ini, juga ada kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Merauke, Kota Jayapura, Nabire dan Timika pada 25 – 26 Juli 2024.
“Itu terkait dengan GNPIP, harapannya memang terjadi peningkatan produksi, penerapan good agriculture pratice semakin meluas dan kerjasama antar daerah bisa membantu meningkatkan pasokan,” ujarnya.
Faturachman mengungkapkan kondisi perkembangan inflasi yang ada di wilayah Papua, berdasarkan rilis yang dikeluarkan BPS pada bulan Junii 2024, dimana inflasi di Provinsi Papua masih terjaga stabil atau rendah dilevel 1,47 persen, sedangkan untuk Provinsi Papua Selatan 2,04 persen.
Hal itu menempatkan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Selatan pada urutan 6 provinsi dengan inflasi terendah di Indonesia.
“Namun, tentu kita tidak boleh berpuas diri, karena ada tantangan ke depan khususnya di Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan, karena kedua provinsi ini inflasinya masih relatif cukup tinggi diangka 3,49 persen dan 5,65 persen,” bebernya.
Dari inflasi itu, ujar Faturachman, Bank Indonesia menginisiasi sebuah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau disebut GNPIP.
Ditambahkan, alasan Bank Indonesia menggelorakan GNPIP diantaranya inflasi bukan hanya ada di Papua, tetapi inflasi secara nasional sebagian besar didominasi oleh komoditas pangan.
“Komoditas pangan itu, banyak penyebabnya. Apakah karena faktor dari cuaca, biaya distribusi dan lainnya. Tetapi, karena inflasi kita lebih banyak didominasi oleh komoditas pangan, maka disitulah peran kita sebagai masyarakat, semua stakeholder yang ada untuk bersatu padu menggelorakan GNPIP ini,” bebernya.
Dalam GNPIP ini, imbuhnya, ada tujuh hal utama yang menjadi konsen yakni penguatan komoditas pangan strategis, penguatan kapasitas budidaya pangan mandiri, optimalisasi kerjasama antar daerah, dukungan fasilitas distribusi pagan, penggunaan digitalisasi dan data pangan, dukungan optimalisasi operasi pasar, pasar murah, SPHP, GPM dan lainnya serta Penguatan koordinasi dan komunikasi. (bat)