JAYAPURA, Papuaterkini.com – Sejumlah warga mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan terutama biaya pendaftaran masuk sekolah di Kota Jayapura.
Bahkan, mereka harus mengeluarkan uang Rp 5 juta – Rp 7 juta untuk anak mereka yang masuk ke sekolah pada tahun ajaran baru 2024/2025.
Mirisnya lagi, akibat belum bisa membayar biaya masuk sekolah atau pendaftaran itu, akhirnya ada anak yang belum bisa masuk sekolah.
Keluhan itu disampaikan sejumlah warga dalam pertemuan bersama Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE di Abepantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Rabu, 10 Juli 2024.
Seperti diungkapkan salah seorang warga Abepantai, Nurhayati Waroy, jika ia selama ini berjuang dengan mahalnya biaya pendidikan. Untuk itu, ia berharap ada kebijakan khusus soal biaya pendidikan yang terus melambung.
“Saya punya anak 11 orang, sekarang ada yang SD, SMP dan mau masuk kuliah. Saya hanya penjual kue keliling. Saya ingin ada perhatian supaya pendidikan bagi kami, tidak berat alias tidak mahal,” kata Nurhayati Waroy.
Terkait pertemuan itu, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw mengakui adanya sejumlah aspirasi yang menjadi keluhan masyarakat dalam pertemuan ini.
“Ada beberapa poin utama keluhan mereka, adalah terkait dengan mahalnya biaya pendidikan yang hampir mencapai Rp 5 juta – Rp 7 juta sekali masuk. Itu menjadi beban mereka bagi orang tua, terutama mama-mama menjadi beban yang cukup berat,” kata Jhony Banua Rouw.
“Bahkan, tadi beberapa orang tua sampaikan bahwa ada anak-anak mereka tidak bisa masuk sekolah, lantaran belum bisa menyelesaikan biaya masuk ke sekolah itu,” sambung JBR, sapaan akrabnya.
Dalam kunjungan terkait Kegiatan Pembinaan Kerukunan Masyarakat yang digelar di halaman rumah salah warga Abepantai yang dihadiri seratusan warga ini, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw mendapatkan sejumlah aspirasi baik terkait pendidikan, terutama mahalnya biaya masuk sekolah, soal kesehatan, air bersih hingga ekonomi kerakyatan.
Masyarakat Abepantai banyak menaruh harapan kepada Jhony Banua Rouw, apalagi mereka mengetahui jika JBR bakal bertarung pada Pemilihan Wali Kota Jayapura periode 2024 – 2029.
JBR bertekad akan memperjuangkan aspirasi yang ia terima saat bertemu warga Abepantai itu. Bukan, hanya pada pendidikan, melainkan di bidang lain juga.
Menurutnya, aspirasi itu akan menjadi program prioritas dirinya dan menjadi PR baginya ke depan.
Terkait mahalnya biaya masuk sekolah yang kini banyak dihadapi oleh warga pada tahun ajaran baru 2024/2025, JBR merasa prihatin, karena setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk mendapatkan pendidikan.
“Sayang sekali anak usia sekolah yang ada di Kota Jayapura, ini Kota Jayapura ya, ibukota provinsi, aksesnya mudah, tetapi masih ada yang tak mendapat pendidikan, karena terkendala biaya,” jelasnya.
JBR yang juga Ketua DPD Partai NasDem Kota Jayapura ini berkomitmen akan menyelesaikan persoalan tersebut. Ia berharap pendidikan dapat merata di Kota Jayapura.
Warga lain juga menyampaikan aspirasinya seperti disampaikan Ketua RW setempat, Muhammad Thalib terutama soal air bersih.
“Selain pendidikan, di sini juga menjadi masalah adalah air bersih. Sampai saat ini, air bersih dari PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani belum merata. Seminggu dua kali itupun sudah banyak yang tidak ngalir,” ungkap Thalib.
Mereka mengharapkan ada perhatian dari pemerintah agar air bersih tidak menjadi kendala bagi warga Abepantai.
“Soal air bersih. Saya sudah sampaikan tadi, karena air bersih ini menunjang kesehatan masyarakat. Bagaimana mau sehat kalau air bersih sulit didapat,” tandasnya.
Saat menberikan sambutan, Jhony Banua sempat menyinggung pentingnya pemberdayaan para pelaku ekonomi kecil, para petani lokal dalam memperjuangkan kesejahteraan mereka.
“Kota Jayapura punya peluang sangat banyak, hanya kita belum lakukan itu,” imbuhnya. (bat)