JAYAPURA, Papuaterkini.com – Terkait demo penolakan terhadap Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Papua, Yanni, SH, MH, MSos untuk maju dalam Pemilihan Bupati Sarmi, Ketua Dewan Adat Kabupaten Sarmi, Bernard Cawem meluruskan kejadian itu.
Untuk itu, Ketua Dewan Adat Kabupaten Sarmi Bernad Cawem datang bertemu langsung dengan Ketua DPD Partai Gerindra Papua, Yanni di Jayapura, Senin, 29 Juli 2024.
“Tujuan kami datang dengan terjadinya sedikit kesalahpahaman dan miskomunikasi itu, kami sebagai sebagai orang tua datang ke sini untuk membenahi dan meluruskan itu, biarlah demokrasi yang akan dilakukan bisa berjalan dengan aman dan damai di Sarmi,” kata Bernad Cawem.
Selain itu, Bernard Cawem menegaskan kedatangannya menemui bakal calon Bupati Sarmi, Yanni itu, bukan juga membawa figur bakal calon wakil bupati yang diusulkan. Sebab, tentu hal itu kembali kepada Ketua DPD Partai Gerindra Papua untuk menentukannya.
Dikatakan, tugasnya sebagai orang tua, agar masalah yang terjadi beberapa waktu lalu, harus dibenahi dan diluruskan.
“Ini bisa terjadi baik itu anak Sarmi, bahkan yang tinggal di Sarmi, tanggungjawab kita adalah menasehati dan melindungi. Itu yang kita lakukan,” tandasnya.
“Terimakasih, hari ini ibu Yanni sudah menerima kami dengan suka cita dan kami sudah bahas, sedangkan ibu mau maju atau tidak, itu kembali ke Ibu Yanni sendiri. Mengenai wakil juga kembali ke ibu, kami tidak bawa figur calon wakil bupati dan itu kembali ke masyarakat yang akan memilih,” sambungnya.
Yang jelas, lanjut Bernard Cawem, tugas Dewan Adat dan orang tua tentu untuk membenahi dan meluruskan persoalan yang terjadi agar aman.
“Kami datang, kami benahi dan kami meluruskan, agar ke depan pesta demokrasi di Sarmi berjalan dengan baik. Kami membenahi semua masalah yang terjadi, itu tugas kami,” katanya.
Mengenai aspirasi bahwa bupati harus orang Sarmi, Bernard Cawem mengatakan, jika mereka merasakan selama ini, itu tentu menjadi motivasi, karena selama Sarmi menjadi kabupaten, bupati pertama bukan orang asli Sarmi. Itu hanya untuk harga diri mereka, artinya jati diri yang mereka jaga.
“Saya tidak bisa protes itu, karena itu fakta. Menjaga harga diri itu yang mereka sampaikan, itu saya tidak bisa salahkan.
Kemudian kenapa Ibu Yanni maju di Sarmi, saya tidak bisa protes itu karena Ibu Yanni punya niat dan kemauan, bahkan memiliki konsep membangun Sarmi. Jika bagus, ya mari bangun Sarmi,” ujarnya.
Yang jelas, imbuh Bernard Cawem, Dewan Adat Sarmi sebagai orang tua tentu harus meluruskan permasalahan demo penolakan terhadap Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Papua untuk maju di Pilkada Sarmi.
“Jadi, kami hadir disini sebagai orang tua meluruskan kejadian demo kemarin supaya orang Sarmi tidak kecewa, ibu tidak kecewa, termasuk anak Sarmi bapak Fredik tidak kecewa juga. Tapi kita benahi itu, supaya ke depan mari bertanding, siapa yang menang ya bersyukurlah buat dia,” imbuhnya. (bat)