Darwis Massi, Anggota DPR Papua ini Sudah 2 Tahun jadi Bapak Angkat bagi Komunitas Kepiting Waropen

Pembina Aifa Community (Komunitas Kepiting) Waropen, Yonas Alfons Nussy bersama Anggota Komisi II DPR Papua yang juga pemilik Cafe D' Sultan H Muhammad Darwis Massi ketika menjemput kepiting di Pelabuhan Jayapura, Senin, 12 Agustus 2024.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Anggota Komisi II DPR Papua H Muhammad Darwis Massi mendorong upaya peningkatan penjualan kepiting dari Kabupaten Waropen di Kota Jayapura.

Langkah ini bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat di Kabupaten Waropen terutama masyarakat yang ada di kampung-kampung.

Bahkan, Darwis Massi secara pribadi sebagai pemilik cafe D’ Sultan telah mendukung upaya anak-anak muda Waropen yang tergabung dalam Aifa Community alias Komunitas Kepiting untuk mengembangkan salah satu komuditas perikanan di Waropen tersebut, dengan membeli kepiting untuk dijadikan menu andalan di cafenya.

Secara tidak langsung, Darwis Massi menjadi bapak angkat bagi anak-anak muda Waropen yang tergabung dalam Aifa Community alias Komunitas Kepiting yang memilih untuk memasarkan kepiting yang dikumpulkan dari masyarakat yang ada di kampung-kampung ini ke sejumlah restoran di Kota Jayapura.

“Saya kebetulan di cafe sudah sekitar 2 tahun berlangganan kepiting asal Waropen ini. Setiap ada kepiting dari Waropen yang mereka bawa, saya selalu ambil sebagian,” kata Darwis Massi didampingi Pembina Aifa Community Waropen yang juga Anggota DPR Papua Yonas Alfons Nussy di Pelabuhan Jayapura, Senin, 12 Agustus 2024.

Saat anak-anak muda dari Aifa Community Waropen membawa kepiting ke Jayapura dengan kapal laut di Pelabuhan Jayapura, Senin, 12 Agustus 2024, Darwis Massi pun membeli puluhan kilogram kepiting.

“Hari ini, saya mau beli sendiri satu box sekitar 35 kilogram plus 1 box lagi, totalnya sekitar 55 kilogram. Jadi, kita bantu untuk membeli dari mereka,” ujarnya.

Darwis Massi menekankan pentingnya pengembangan potensi daerah, khususnya kepiting rawa dari Kabupaten Waropen.

“Kami terus melakukan komunikasi dan advokasi program, terutama untuk masyarakat Waropen, melalui mitra kerja kami yaitu Dinas Perikanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, upaya ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Otonomi Khusus dan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) tentang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Asli Papua.

Darwis Massi mendukung upaya untuk memperluas pasar kepiting asal Waropen ini.  “Saat ini kita fokus pada pasar di Kota Jayapura, namun ke depannya kita akan kembangkan pemasaran ke pasar yang lebih luas,” imbuhnya.

Pembina Aifa Community Waropen yang juga Anggota Komisi I DPR Papua, Yonas Alfons Nussy mengapresiasi kepada para pemilik restoran di Kota Jayapura dan sekitarnya yang telah mendukung nelayan kepiting dari Waropen.

Secara khusus, kontribusi Darwis Massi sebagai anggota dewan juga merupakan pemilik restoran dan pelanggan setia kepiting rawa Waropen.

“Saya mengapresiasi para pimpinan restoran di Kota Jayapura, termasuk saudara Darwis Massi, yang tidak hanya menjadi pelanggan tetap, tetapi juga memberikan motivasi dan berpartisipasi dalam mendukung kerja kreatif anak-anak muda Waropen yang tergabung dalam Aifa Community,” kata Yonas Nussy.

Apalagi, ungkap Yonas Nussy, kerjasama ini telah berdampak positif bagi masyarakat Waropen terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat di kampung-kampung yang ada di Kabupaten Waropen .

“Dari hasil kerja mereka, ada anak-anak sekolah yang terbantu dan para orang tua yang menjual kepiting secara rutin bisa mendapatkan penghasilan, meskipun kecil tapi konsisten,” ujarnya.

Yonas Nussy menyampaikan menurut kesaksian para penangkap kepiting di wilayah Waropen Timur, kegiatan ini sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan, beberapa mahasiswa yang telah lulus dari Universitas Cenderawasih (Uncen) juga telah terbantu dari penjualan kepiting ini.

Yonas Nussy menyoroti semangat masyarakat Waropen dalam membangun keramba untuk menampung hasil tangkapan nelayan di seputaran Waropen Timur.

Bahkan, Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda telah berkunjung dan menyaksikan langsung semangat masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi kepeting ini.

Bahkan, melalui Aifa Community ini, masyarakat yang datang membawa kepiting, langsung dibayar seharga Rp 25 ribu per kilogram. Secara otomatis, terjadi perputaran uang di kampung-kampung.

Untuk mendukung upaya ini, Yonas Nussy berharap Pemerintah Provinsi Papua dapat memberikan bantuan berupa peralatan.

“Dari APBD perubahan, ada rencana pengadaan peralatan untuk melengkapi kebutuhan nelayan. Ini sedang diperjuangkan oleh Komisi II DPR Papua dan sudah disampaikan ke Dinas Perikanan,” katanya.

Yonas Nussy menambahkan bahwa mereka juga berharap Kabupaten Waropen dan dinas terkait dapat memberikan dukungan lebih lanjut untuk mengembangkan potensi kepiting rawa ini. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *