JAYAPURA, Papuaterkini.com – Pasangan calon Wali Kota Jayapura Nomor Urut 2 Jhony Banua Rouw – HM Darwis Massi memilih kampanye simpatik dengan menggelar pengobatan gratis di Kompleks Pasar Lama Abepura, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Pemeriksaan kesehatan gratis ini yang meliputi pemeriksaan tensi, cek gula dasar, asam urat dan kolesteroal, ternyata mendapatkan sambutan antusias ratusan warga di Kompleks Pasar Lama Abepura.
Calon Wakil Wali Kota Jayapura Nomor Urut 2 HM Darwis Massi mengatakan, pengobatan gratis ini merupakan program kampanye JBR – HADIR.
“Salah satu program kampanye kami, selain kampanye tertutup dan terbatas, kita ada satu program namanya pengobatan gratis. Kenapa kami lakukan ini? karena setelah kami lihat dan pantau ternyata ada beberapa titik-titik yang mereka sangat membutuhkan layanan kesehatan yang cepat,” katanya.
Apalagi, ujar Darwis Massi, kondisi masyarakat terutama dari ekonomi, banyak yang tidak mampu, sehingga perlu sentuhan melalui pengobatan gratis.
Untuk itu, JBR – HADIR menginginkan agar masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang merata, yang adil sehingga semua masyarakat bisa merasakan tanpa harus mereka mengeluarkan beban biaya yang besar.
“Jadi kami akan jemput bola mulai dari posyandu dan pelayanan puskesmas itu kita akan siapkan fasilitas sarana pendukung yang memadai sehingga mereka berobat itu juga mendapat pelayanan yang baik dan itu kita mulai lingkung terkecil RT/RW,” ujarnya.
Layanan kesehatan jemput bola ini, lanjut Darwis Massi, akan menjadi program untuk meningkat kesehatan masyarakat, dengan langsung terjun ke masyarakat bersama dengan Dinas Kesehatan dan para tenaga medis.
Sebab, imbuh Darwis Massi, banyak ditemui mereka sakit tetapi tidak bisa ke rumah sakit, lantaran tidak ada keluarga, tidak ada yang mengantar bahkan mereka dibiarkan begitu saja, sehingga pihaknya akan melakukan layanan kesehatan jemput bola.
JBR – HADIR juga akan menyiapkan rumah singgah bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menyiapkan juga tenaga medisnya untuk memantau mereka, lantaran selama ini diketahui banyak warga yang berobat, namun tidak ada keluarga mereka.
“Rumah singgah ini bisa untuk memfasilitasi pasien dari luar daerah yang dirujuk ke kota karena keluarga binggung cari tempat tinggal karena di kota belum ada mereka harus mendapatkan layanan cepat layanan prima maka rumah singgah menjadi persinggahan mereka transit mereka,” imbuhnya. (bat)