JAYAPURA, Papuaterkini.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sarmi resmi menggelar debat publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029.
Untuk debat kandidat paslon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kabupaten Sarmi itu, berlangsung di Suni Hotel Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis, 31 Oktober 2024.
Debat yang diikuti oleh tiga paslon bupati masing-masing, paslon bupati nomor urut 1 Dominggus Catue – Jumriati, paslon bupati nomor urut 2 Yanni – Jemmi Esau Maban dan paslon bupati nomor urut 3 Agus Festus Moar – Mustafa Arnold Muzakkar.
Dalam debat perdana itu, paslon Bupati dan Wakil Bupati usungan Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN dan PBB dengan total ada 10 kursi dari 20 kursi. Sedangkan dukungan dari partai non seat, yakni Partai Buruh, PKN, Perindo, PSI, Garuda dan Gelora, Yanni – Jemmi Esau Maban mampu tampil baik dan memukau.
Duet Yanni – Jemmi ini tampil penuh percaya diri dan menunjukkan kualitas yang sangat baik dalam menghadapi berbagai pertanyaan dan jawaban sanggahan yang disampaikan para penanya paslon lain.
Paslon Yanni – Jemmi juga terlihat begitu siap dalam menjalani debat dimaksud.
Tentunya, semua itu diilakukan sebagai bentuk dari komitmen untuk Sarmi yang lebih baik, lebih maju dan juga lebih sejahtera.
Perlu diketahui, paslon dengan jargon Sarmi Ajaib (Amanah, Jujur, Adil, Integritas dan Bersatu) ini sesudah mengikuti kegiatan debat kandidat tersebut, langsung disambut dan diarak oleh tim partai koalisi, tim pemenangan, pendukung dan relawan serta simpatisan dari ruang debat menuju salah satu ruang meeting Hotel Suni Abepura untuk melakukan ramah tamah.
Calon Bupati Sarmi nomor urut 2 Yanni mengakui sangat memahami kondisi Kabupaten Sarmi, apalagi Sarmi merupakan daerah pemilihannya ketika menjadi Anggota DPR Papua selama 4 periode.
“Artinya, semua persoalan di Kabupaten Sarmi, kami mengetahui dengan sangat seksama. Jadi, kami tahu bagaimana penanganannya dan penyelesaiannya. Jika yang lain baru merencanakan, kami sudah tahu solusinya dan apa yang harus kami kerjakan,” kata Yanni.
Seperti masalah kesehatan, ujar Yanni, tidak bisa menunggu anggaran APBD Sarmi yang akan datang. “Jika menunggu APBD, berapa banyak masyarakat yang akan terenggut nyawanya, apalagi kondisi jalan yang belum maksimal perlu 8 jam untuk ke kabupaten lain mendapatkan rujukan,” katanya.
Dikatakan, persoalan yang ada keterbatasan anggaran, akses transportasi, sehingga ketika ditanyakan visi misi AJAIB, lebih pada ke akhlak.
“Tapi menurut kami Yanni – Jemmi, harus dimulai dari hati dulu. Pemimpin harus punya hati untuk rakyat. Rencana dan program apapun yang dilakukan tidak bisa berjalan baik, ketika dia setengah hati,” tandasnya.
“Jika Yanni – Jemmi dipercaya memimpin Sarmi, maka Yanni – Jemmi akan membawa APBN ke Sarmi dan membawa investor masuk Sarmi, yang tentunya investor itu melindungi semua masyarakat yang ada di Sarmi. Jangan sampai ketika investor masuk, membuat masyarakat saya tersisihkan,” pungkasnya. (bat)