Diduga Tak Netral, KPU RI dan KPU Papua Pegunungan Didesak Segera Ambil Alih KPU Yahukimo

Suasana pertemuan kelompok tertentu yang diduga menekan KPU Yahukimo melakukan perubahan suara di tingkat distrik. (Foto tangkapan layar/Istimewa)
banner 120x600

YAHUKIMO, Papuaterkini.com – Anggota Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati Yahukimo Didimus Yahuli – Esau Miram, Yafet Saram mendesak KPU Papua Pegunungan untuk mengambil alih KPU Yahukimo.

Pasalnya, Tim Pemenangan Paslon Bupati Yahukimo Didimus Yahuli – Esau Miram ini menduga kuat bahwa KPU Yahukimo tak lagi netral.

“Segera ambil alih KPU Yahukimo. Sebab, KPU Yahukimo 1000 persen tidak netral dan mereka nyata-nyata sudah berpihak ke salah satu kandidat. Jadi, tidak boleh dibiarkan begitu saja,” Yafet Saram, Sabtu, 30 November 2024.

Apalagi, ungkap Elgianus Gibran, kejadian di KPU Yahukimo secara terang-terangan memfasilitasi kelompok lain untuk merubah hasil perolehan suara di sejumlah distrik.

“Saya sangat menyayangkan kejadian yang terjadi di KPU Yahukimo, karena suara yang kami dapat dari distrik-distrik yang masuk ke KPU Yahukimo, bisa berubah lantaran orang datang demo bawa aspirasi atas nama intelektual, tokoh masyarakat, kepala suku dan lainnya, baru merampas, mencuri dan merampok suara kami di KPU, bukan di TPS atau di PPD,” ungkapnya.

Padahal, lanjutnya, suara dari distrik distrik itu melalui tahapan dan sesuai prosedur dan ada saksi. Bahkan, sudah ada berita acara perolehan suara di tingkat PPD.

“Tetapi Ketua KPU dan Anggota KPU atas nama Yan Kobak, ini mereka bikin masalah seolah olah ada masalah, lalu mereka menyuruh masyarakat berembug lagi. Akhirnya mereka berembug, lalu KPU Yahukimo menerimanya tanpa ada dukungan data di lapangan dan mereka menaikkan ke tabulasi suara tanpa kesepakatan, tapi berdasarkan tekanan demo itu,” tandasnya.

“Dan, ini sangat buruk sekali untuk demokrasi di Kabupaten Yahukimo. Dan KPU yang terburuk sepanjang masa di Yahukimo,” sambungnya.

Padahal, jelas Yafet Saram, suara yang diperoleh di tingkat distrik itu, merupakan suara yang berasal dari musyawarah mufakat di tingkat kampung hingga distrik. Bahkan, ada saksi.

Ia menyayangkan KPU Yahukimo yang justru memfasilitasi kelompok tertentu yang melakukan demo dan menekan KPU untuk merubah perolehan suara di tingkat distrik.

Kejadian perubahan perolehan suara yang diduga dilakukan secara paksa di KPU Yahukimo itu, ungkapnya, terjadi untuk perolehan suara Distrik Kwelamdua, Sela, Koropun dan Duram.

“Ya, memang mereka menang tapi kita masih dapat suara 2000, 3000 tapi sampai disini, mereka buat kesepakatan-kesepakatan tidak mendasar. Lalu, KPU membiarkan itu terjadi dan Bawaslu diam,” ujarnya.

Yafet mengatakan jika Sabtu, 30 November 2024, mereka juga akan melakukan cara yang sama untuk merampas suara DYEM di sejumlah distrik.

“Mereka dengan cara yang sama demo minta kasih kosong kami punya mereka jadi 12.000 suara, padahal suara kami dapat 3.500 di Distrik Amuma,” jelasnya.

Terkait dengan itu, Yafet Saram, meminta KPU RI dan KPU Papua Pegunungan segera menegur KPU Yahukimo, lantaran sudah tidak netral lagi alias memihak calon tertentu.

“Segera bekukan, karena KPU Yahukimo benar benar jahat dan berpihak kepada salah satu paslon,” tegasnya.

Apalagi, imbuhnya, akibat kejadian itu, bisa membuat Kabupaten Yahukimo hancur lebur dan merusak demokrasi lantaran mereka tidak netral. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *