JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (Admindukcapil PMK) Provinsi Papua Tengah menggelar pelatihan dan pemberian bantuan mesin pengolahan kopi dan jagung kepada kelompok usaha masyarakat atau di Kabupaten Paniai, Puncak Jaya, Dogiyai dan Nabire pada tahun anggaran 2024.
Pelatihan dan bantuan mesin pengolahan kopi dan jagung yang bersumber dari dana Otsus ini bekerjasama dengan Peniliti Papua I Made Budi yang berlangsung di kediamannya, Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, 20 November 2024.
Kepala Dinas Admindukcapil PMK Papua Tengah Yopi Murib, SE, MM mengatakan, pelatihan kepada kelompok usaha tani terutama kopi dan jagung merupakan keberlanjutan program sebelumnya.
“Tahun lalu kita sudah melakukan bantuan pendampingan kepada dua kabupaten, masih ada beberapa kabupaten di Papua Tengah sehingga tahun ini kita siapkan untuk 3 kabupaten. Menjadi 4 ini, tahun lalu yang pelatihannya belum dilakukan, namun bantuan alat ini sudah kita lakukan, sehingga kita gabungkan tahun ini,” kata Yopi Murib usai pembukaan pelatihan.
Menurutnya, bantuan mesin pengolahan kopi dan jagung kepada kelompok usaha masyarakat ini, lantaran melihat potensi yang ada di Kabupaten Paniai, Deiyai, Dogiyai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya dan Nabire.
Untuk itu, pihaknya ke depan akan mengembangkan kopi dari masyarakat. “Dengan pelatihan ini, mereka pulang bisa mengolah hasil kopi yang mereka sudah tanam di masing-masing kampung dan masing-masing keluarga dengan mesin yang kita bantu, sehingga ada peningkatan pendapatan bagi masyarakat, sehingga bisa digunakan untuk keluarga dan membiayai sekolah anak-anak,” ujarnya.
Diakui selama ini kelompok usaha masyarakat ini terkendala dengan pengolahan hasil panen mereka, karena dilakukan secara manual. Di samping itu, transportasi dari daerah produksi ke pemasaran.
“Pemerintah berupaya pengolahan produksi baik, kemudian pemasarannya baik. Nah, nantinya masyarakat tidak lagi menjual dalam bentuk biji kopi saja, tapi bisa menjual langsung kopi jadi,” ujarnya.
“Nah, kami bekerjasama dengan Peneliti Papua pak I Made Budi selaku pemilik mesin dan pelatih, beliau akan membantu untuk mengurus izin BPOM. Itu yang nanti kita urus di Papua Tengah, agar dapat memperkuat produk kopi dari Papua Tengah,” sambungnya.
Dikatakan, jika produksi kopi melimpah, maka untuk pemasarannya akan berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Jadi, dari kelompok usaha tani ini setelah mengikuti pelatihan ini, nantinya tentu akan sampai pada pelatihan pengemasan produk. Hanya untuk pemasarannya, kami Dinas Admindukcapil PMK akan menyerahkan pemasarannya kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sehingga diharapkan kopi dari Papua Tengah ini mampu menembus pasar nasional maupun internasional atau diekspor,” jelasnya.
Diakui, jika mendatangkan mesin pengolahan besar untuk industri, memang tidak tepat sehingga pihaknya memilih untuk memberikan bantuan mesin pengolahan kopi dan jagung yang sesuai dengan kondisi daerah, seperti yang diciptakan oleh peneliti I Made Budi.
“Nah, dari mesin ciptaan pak I Made Budi ini sangat simple, dari pemecahan kulit kopi, sangrai dan pengolahan menjadi bubuk kopi. Nah, kemasannya juga dibuatkan. Kami akan tetap memback up petani kopi ini hingga mereka berhasil,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk pemasaran kopi ini, memang sudah ada satu koperasi untuk memasarkan hasil mereka. “Kami harap ke depan mesin-mesin pengolahan kopi ini, ada di masing-masing distrik, sehingga pengupasan dan penggilingan kopi berjalan dengan baik, tinggal dikirim ke koperasi untuk dipasarkan keluar dan itu akan kami bantu berkolaborasi dengan dinas terkait,” imbuhnya.
Peneliti Papua I Made Budi menambahkan, jika pihaknya menciptakan mesin pengolahan kopi dan jagung yang simple untuk membantu petani mengolah hasilnya.
“Pelatihan ini, pengenalan teknologi dari bongkar pasang, menggunakan mesin sampai memantainance agar mesin tidak jadi besi tua. Sebab, selama ini bantuan mesin pengolahan di kampung yang diberikan pemerintah namun tidak diikuti dengan pelatihan, kasih saja tanpa ada pelatihan. Makanya jadi besi tua, nah ini sangat disayangkan,” kata Pak Made, sapaan akrabnya.
Untuk itu, sebagai peneliti, Made melakukan penelitian dan menciptakan mesin pengolahan kopi dan jagung yang simple agar mudah dioperasionalkan oleh masyarakat.
“Nah, dengan mesin ini. Petani kopi mudah tahu, begitu diajari bongkar pasang dan mereka dapat mengoperasikan mesin ini dengan mudah,” ujarnya.
Lebih lanjut, mesin pengolahan kopi dan jagung ini tidak mahal, namun pihaknya memberikan jaminan garansi 3 tahun, jika spare part rusak akan dikirim.
Yang jelas, imbuh Made, pihaknya mengedukasi dan memperkuat SDM petani kopi dari hulu sampai hilir, agar bantuan mesin pengolahan ini bisa dipakai dan tidak boleh menjadi besi tua.
“Teknologi pengolahan hasil petani ini sebenarnya tidak perlu dari pusat, karena sudah ada produksi lokal. Misi pertama memperkuat SDM, adanya jaminan kualitas dan jika ada kerusakan bisa lebih cepat teratasi,” ujarnya.
Made menambahkan jika produk unggulan Papua harus diolah dengan baik, sehingga membutuhkan peniliti, teknologi dan inovasi sehingga akan membuat produktivitas petani kopi akan tinggi. (bat)