Willem Sroyer: Jika BTM sebagai Pemimpin, Mestinya Gentle Datang Minta Maaf

Sekretaris Dewan Adat Biak Wilayah Tabi Winan Yeninar dan Willem Sroyer.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Kasus orasi Calon Gubernur Papua Benhur Tomi Mano (BTM) yang diduga mencemarkan nama baik Willem Sroyer dalam kampanye di Perumahan Organda Padangbulan, Hedam, Heram, Kota Jayapura, beberapa waktu lalu, tampaknya semakin berlanjut.

Apalagi, hingga kini BTM belum meminta maaf secara langsung kepada Willem Sroyer, warga Perumahan Organda Padangbulan, Hedam, Heram, Kota Jayapura.

Wilem Sroyer mengakui hingga kini BTM belum pernah datang ke rumahnya untuk meminta maaf secara langsung.

Terkait pertemuan BTM dengan Mananwir Keret Sroyer, Samuel Sroyer di Sorido, Kabupaten Biak, Sabtu, 16 Agustus 2024, Willem Sroyer menilai hal itu tidak sah. Sebab, yang dilakukan Mananwir Samuel Sroyer melanggar tatanan adat.

“Itu bukan solusi yang beliau jalankan. Sebab, dalam statemen dia yang disampaikan 19 Oktober, menolak segala permintaan dari pak BTM. Itu satu kesalahan yang dibuat Mananwir Samuel Sroyer. Dia bukan mananwir, secara gentlemen mestinya bukan melakukan seperti itu,” katanya di Jayapura, Sabtu, 16 November 2024, malam.

Sebab, pertemuan di Sorido, Biak bersama dengan BTM, disebut Willem Sroyer bahwa keduanya tidak tahu adat dan itu merupakan satu kesalahan besar.

“Itu bukan anak-anak adat, yang mereka lakukan seperti begitu. Anak-anak adat itu, duduk di  para-para adat melakukan ritual adat yang sebenarnya. Itu baru dibilang anak-anak adat. Pak BTM sebagai anak Port Numbay yang punya strata adat yang dibilang sebagai anak adat, sama dengan Samuel Sroyer yang diangkat sebagai mananwir untuk melindungi masyarakatnya, warga atau keretnya. Itu suatu kesalahan yang dibuat oleh bapak Samuel Sroyer. Saya tidak setuju dengan perbuatan itu,” paparnya.

Apalagi, lanjut Willem Sroyer, kejadian itu ada di Kota Jayapura, dimana BTM diduga melakukan pencemaran nama baiknya saat orasi di Perumahan Organda.

“Apa tujuannya ke Biak dan meminta maaf kepada Mananwir Samuel Sroyer dan marga Sroyer di Biak. Jadi, kedua saudara ini, saya menyatakan tidak sah. Apalagi, tidak melibatkan saya,” tandasnya.

Yang jelas, ujar Willem Sroyer sangat menyayangkan langkah Mananwir Samuel Sroyer dan BTM itu. Sebab, sebelumnya Mananwir Samuel Sroyer telah menyampaikan ke publik bahwa dia secara tegas menolak permintaan maaf dari BTM, namun belakangan justru Mananwir Samuel Sroyer menemui BTM di rumahnya.

Bahkan, Mananwir Samuel Sroyer memintanya untuk tidak boleh menerima SMS, WA maupun telepon dari pihak manapun.

“Manawir sampaikan ke saya tidak boleh menerima SMS, telpon dari pihak mana pun. Biar dari BTM atau siapapun yg datang merayu berdamai. Persoalan Wellem Sroyer sudah ditangani oleh Mananwir Keret. Ternyata dia sendiri diam-diam datang menemui BTM untuk mengatur skenario untuk berdamai. Ini kan lucu,” tandasnya.

“Ada apa dibalik itu? Justru dia datang ke kediaman BTM untuk silaturahmi yang dilakukan, tanpa sepengetahuannya. Padahal, ini adalah persoalan saya yang dia lakukan. Berarti ini bukan nama adat, namun diduga karena sesuatu ia datang. Jangan karena uang harga diri dan martabatmu diinjak-injak,” ujarnya.

Sebagai anak adat, ujar Willem Sroyer, seharusnya patuh dan menghargai hak adat. Bukan justru sembunyi mendatangi BTM di kediamannya dan mengatur dan mengumpulkan warganya di Biak untuk perdamaian.

“Orang Papua bilang kamu dua tidak tahu adat. Saudara BTM dengan saudara Samuel Sroyer, mestinya duduk diatas para para adat, kita saling memaafkan, ada doa pengampunan dan saling perdamaian. Orang Biak bilang begini ko bayar sa baru sa bayar ko, karena ko salah,” katanya.

Untuk itu, Willem Sroyer meminta kepada Manpun Apolos Sroyer untuk mengevaluasi dan mengundang keluarga untuk mencopot Samuel Sroyer dari jabatannya sebagai Mananwir Keret Sroyer, lantaran diduga telah melanggar tatanan adat ini.

“Pertemuan di Biak, itu tidak sah. Dan saya minta dikembalikan ke adat dan saya minta kepada Manpun Apolos Sroyer untuk mengundang semua keluarga mananwir untuk mencopot Samuel Sroyer dari jabatannya, karena itu sudah memalukan dan menginjak harkat dan martabat orang Papua, orang Biak khususnya keret atau marga Sroyer,” pungkasnya.

Ditanya apakah BTM pernah datang untuk meminta maaf secara langsung? Willem Sroyer mengakui jika BTM melakukan komunikasi melalui WA, bahkan telepon untuk meminta maaf. Namun, BTM tidak pernah berinisiatif datang ke rumahnya untuk meminta maaf kepadanya.

Bahkan, justru BTM mengutus beberapa orang untuk menfasilitasi bertemu dengannya, baik bertemu langsung ataupun melalui telepon. 

“Tapi saya merasa bahwa yang bertanggungjawab adalah saudara BTM. Karena yang menyampaikan di orasi dia bahwa itu suadara BTM. Jadi, mestinya beliau sendiri harus datang ke saya secara pribadi atau keluarga untuk menyelesaikan itu,” katanya. 

“Jadi, bukan suadara BTM saja yang mestinya datang, bahkan sampai istrinya juga menyampaikan ke media bahwa saya datang mengemis untuk meminta rekomendasi maju caleg. Padahal, saya tidak pernah lakukan. Apa yang dituding oleh saudara BTM dan istrinya itu, saya tidak pernah lakukan. Jadi, saya merasa difitnah dan dilecehkan,” sambungnya. 

Mestinya, kata Willem Sroyer, sebagai calon Gubernur Papua atau calon pemimpin Papua, BTM secara gentle datang meminta maaf kepadanya. Bukan justru memintanya datang ke rumah untuk menyelesaikan persoalan itu.

“Sebagai calon pemimpin, BTM kalau gentle datang sendiri ke saya, supaya saya bisa mengampuni. Kalau perlu saya pertimbangkan apa yang akan saya lakukan,” tegasnya.

Untuk itu, Willem Sroyer memilih menempuh jalur hukum dengan melaporkan BTM ke Polda Papua. “Tetap saya lanjutkan persoalan ini,” ujarnya.

Willem Sroyer meminta Kapolda Papua untuk merespon dengan cepat laporannya tersebut. Sebab, ia melihat kurang responsif dalam menangani laporannya yang sudah beberapa hari dilaporkan ke Polda Papua.   

“Sepertinya kurang respon. Karena sudah beberapa hari ini, tidak pernah ada menghubungi saya untuk laporan saya yang sudah masuk ke Polda Papua,” tandasnnya.

“Jadi, saya minta kepada Kapolda melihat bawahannya, karena terkesan lambat dalam merespon sehingga Kapolda harus jeli melihat itu,” pungkasnya.

Sekretaris Dewan Adat Biak Wilayah Tanah Tabi, Winan Yeninar juga sangat menyayangkan pertemuan Mananwir Keret Sroyer, Samuel Sroyer dengan BTM di Sorido, Biak.

“Ketika kami komitmen melanjutkan persoalan suadara Willem Sroyer dengan saudara BTM, karena persoalan itu harus diselesaikan sesuai dengan etika dan tatanan adat. Ternyata, pada Minggu lalu, bapak Samuel Sroyer lalai dalam tugas apa yang menjadi komitmen atau secara aturan adat, dia melanggar dan pergi melakukan tindakan permintaan maaf secara sepihak, itu berarti oknum, bukan dalam kapasitas sebagai Mananwir Keret Sroyer,” katanya.

Mestinya, jelas, Mananwir Samuel Sroyer harus berjalan sesuai dengan aturan atau tatanan adat dalam menyelesaikan masalah itu. Bahkan, mestinya diselesaikan melalui sidang adat, bukan melalui sidang adat lewat keret terlebih dahulu, tapi hal itu sudah masuk tingkat atas mananwir atau adat di Tabi.

“Setelah itu, menghadirkan di tingkat manawir keret dan dia akan duduk bersama kami, Mananwir Apolos Sroyer sebagai manpun seluruh Provinsi Papua dan kami di Tanah Tabi membawahi 4 kabupaten dan 1 kota, maka kita duduk bersama sehingga dari situ proses adat berjalan,” paparnya.

“Nanti kita tanya lagi ke pihak korban bagaimana? Kita selesaikan ini dengan saling memaafkan. Berarti bapak BTM harus datang sesuai dengan ketentuan kami. Bukan menurut kemauan dari pihak pelaku ini kepada pihak korban. Itu yang akan dilakukan dalam sidang adat,” sambungnya.

Ditambahkan, dalam sidang adat ini, ada pengaduan atau permintaan dari pihak pelaku untuk minta maaf, kemudian nanti dudukkan disitu dan tahapan proses adat jalan dulu, lalu dipertimbangkan oleh badan peradilan adat dalam lembaga peradilan adat di tingkat Tanah Tabi, yang akan dipertimbangkan oleh Manpun selaku dewan adat Biak seluruh Provinsi Papua.

“Baru disitu dipertimbangkan permintaan maafnya. Disitu ada sanksi adat, nilainya besar atau kecil nanti dipertimbangkan sesuai dengan tindakan apa yang disampaikan bapak BTM kepada saudara Willem Sroyer,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *