IKEMAL di Tanah Papua Tabur Bunga di Teluk Youtefa Jayapura Peringati HPN Martha Christina Tiahahu ke 207

Ketua Umum IKEMAL di Tanah Papua L Christian Sohilait dan sesepuh IKEMAL Elly Loupatty saat menabur karangan bunga di Teluk Youtefa Jayapura memperingati HPN Martha Christina Tiahahu ke 207, Sabtu, 4 Januari 2025.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) di Tanah Papua menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional (HPN) Martha Christina Tiahahu ke 207 tahun di halaman Mako Satrol Lantamal X Jayapura, Sabtu, 4 Januari 2025.

Selain itu, dalam peringatan HPN Martha Christina Tiahahu yang dipimpin langsung Ketua Umum IKEMAL di Tanah Papua L Christian Sohilait ini, melakukan tabur bunga di Perairan Laut Teluk Youtefa.

Peringatan HPN Martha Christina Tiahahu ke 207 tahun ini dengan tema ‘Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu untuk Indonesia’ dan sub tema ‘ Peringatan HPN Martha Christina Tiahahu yang ke 207, sebagai Momentum untuk Memperkokoh Persatuan dan Membangun Negeri’.

Usia tabur bunga, Ketua Umum IKEMAL di Tanah Papua L Christian Solihait mengatakan jika peringatan HPN Martha Christina Tiahahu itu, merupakan kali kedua digelar di Papua.

“Peringatan HPN Martha Christina Tiahahu ini, untuk IKEMAL di Tanah Papua ini merupakan peringatan kedua yang kita laksanakan. Nah, peringatan yang pertama dilaksanakan oleh keluarganya saja, di tempat ini juga,” kata Christian Sohilait.

Namun, setelah peringatan HPN Martha Christina Tiahahu yang ke 206, kemudian keluarga menyampaikan kepada pengurus IKEMAL di Tanah Papua agar peringatan HPN itu dilaksanakan di tingkat IKEMAL di Tanah Papua.

“Setelah kami rapat, saya keluarkan surat kepada ikatan keluarga Maluku di seluruh Tanah Papua untuk memperingati HPN Martha Christina Tiahahu di seluruh Tanah Papua untuk merayakan hari ini, sehingga peringatan HPN ini juga diperingati di tempat lain di Tanah Papua, meski sederhana, namun peringatan ini kita laksanakan,” jelasnya.

Christian Sohilait berharap ke depan meski Martha Christina Tiahahu anak Maluku, namun ia merupakan Pahlawan Nasional, sehingga pihaknya berharap dalam peringatan HPN Martha Christina Tiahahu berikutnya bukan saja melibatkan orang asli Maluku, tetapi juga melibatkan seluruh anak bangsa Indonesia.

“Nah, itu yang sedang kita atur. Memang tahun ini, kepengurusan saya yang terakhir di IKEMAL di Tanah Papua. Namun, itu tidak masalah karena organisasi ini akan berjalan terus dan kita berharap sejarah Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu dalam membantu masyarakat Maluku dan negara ini bisa diteladani dan diikuti anak-anak bangsa di Indonesia termasuk di Papua khususnya anak-anak Maluku,” imbuhnya.

Dikutif dari wikipedia.com, Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu (4 Januari 1800 – 2 Januari 1818) adalah seorang gadis dari negeri Abubu di Nusalaut, Maluku Tengah. Pada usia 17 tahun, ia ikut mengangkat senjata melawan tentara kolonial Belanda.

Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yang membantu Thomas Matulessy dalam Perang Pattimura pada tahun 1817.

M.C. Tiahahu merupakan seorang pejuang kemerdekaan. Ketika ikut dalam pertempuran melawan tentara Belanda saat Perang Pattimura (1817), ia masih remaja.

Keberaniannya terkenal di kalangan pejuang, masyarakat luas, dan bahkan musuh-musuhnya.

Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambut panjangnya yang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah), ia setia mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran, baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua.

Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia juga membangkitkan semangat kaum wanita di sekitarnya agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran.

Dalam pertempuran yang sengit di negeri Ouw – Ullath, sebelah tenggara Pulau Saparua. Ia bersama beberapa pasukan lainnya dikalahkan dan ditangkap oleh pasukan Belanda.

Beberapa dihukum gantung dan yang lainnya diasingkan ke Pulau Jawa. Ayahnya, Paulus Tiahahu divonis hukuman tembak mati. Martha Christina Tiahahu berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, tetapi ia tidak berdaya dan meneruskan gerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan hendak diasingkan ke Pulau Jawa.

Saat itulah ia jatuh sakit, namun ia menolak diobati oleh orang Belanda.

Di Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di Laut Banda tepatnya di antara Pulau Buru dan Pulau Manipa pada tanggal 2 Januari 1818.

Untuk menghargai jasa dan pengorbanannya, Martha Christina Tiahahu dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *