JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ketua Dewan Adat Suku Sentani, Orgenes Kaway meminta semua pihak menghormati hasil kerja Panitia Seleksi (Pansel) Calon Anggota DPR Papua jalur pengangkatan yang telah diumumkan beberapa hari lalu.
Bahkan, Orgenes Kaway meminta semua pihak untuk menerima hasil kerja dari Panitia Seleksi Calon Anggota DPR Papua jalur pengangkatan itu.
“Hasil Panitia Seleksi Calon Anggota DPR Papua jalur pengangkatan itu sudah selesai. Apa yang dikerjakan Pansel itu sesuai dengan mekanisme, tapi jika hari ini ada yang protes, saya pikir calon anggota DPR Papua jalur pengangkatan itu hanya 11 orang saja, bukan 160. Kalau 160, ya tunggu Pileg 2029,” kata Orgenes Kaway, Selasa, 14 Januari 2025.
Orgenes Kaway menilai jika ada yang gugur dalam seleksi calon Anggota DPR Papua jalur pengangkatan itu hal yang wajar saja. Sebab, yang masuk dari Kabupaten Jayapura yang masuk 6 orang, namun yang mendaftar mencapai 100 orang lebih.
“Pertanyaan saya hari ini apakah memang DPR Papua pengangkatan ini itu adalah urusan Otsus? Kalau menurut saya Otsus itu ada di MRP. Perjuangan bagaimana menghadirkan MRP, itu Otsus. Tapi DPR Papua jalur pengangkatan, saya mau katakan begini, itu DPR khusus untuk orang adat, karena itu diberikan rekomendasi dari adat sebagai dasar untuk maju mendaftar. Jadi, itu bukan Otsus, kalau bicara Otsus itu kita kembali ke MRP. MRP itu perjuangan Otsus sehingga terbentuk Majelis Rakyat Papua,” bebernya.
Menurutnya, DPR Papua jalur pengangkatan ini merupakan perjuangan dari Alm Ramses Ohee.
“Dia berjuang itu untuk posisi adat, bagaimana adat itu diakui di Negara Republik Indonesia, yang diakomodir dalam UU Otsus. Tapi dia bukan Otsus, cuma hak adat itu diberikan kewenangan penuh dia bisa bicara tentang kesejahteraan rakyat Papua lewat mekanisme DPR Papua,” jelas Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Untuk itu, Orgenes Kaway yang juga Ondoafi Kampung Bambar Sentani ini, meminta semua pihak untuk menghormati dan menerima hasil seleksi calon Anggota DPR Papua jalur pengangkatan yang dilakukan Pansel itu.
“Jadi bagi yang tidak puas, saya minta dengan hormat, mari kita duduk sama-sama supaya DPR Papua jalur pengangkatan itu jangan ke depan ada pansel, tapi rekrutmennya langsung ditangani oleh adat. Masing-masing adat duduk bicara sama-sama kalau memang di Jayapura ada 6 itu, kita jangan terlalu ambisi, tapi bagi sesuai dengan wilayah adat,” katanya.
Ia mencontohkan di Sentani ada 9 wilayah adat. Dari 9 wilayah adat itu, yang terbesar adalah Sentani yang meliputi Sentani Timur, Tengah dan Barat. “Jadi, kita tidak bisa samakan Sentani dengan yang lain, karena yang lain dalam konteks wilayah yang kecil. Sekalipun ruang lingkupnya luas dari sisi hutan dan lainnya, tapi masyarakatnya sedikit,” katanya.
“Jangan hari ini kita bicara, tapi barangnya sudah jadi. Karena DPR Papua ini tunggu mereka mau masuk, supaya Alat Kelengkapan Dewan (AKD) mereka juga harus ada. Jadi, waktu kalender kerja Pansel sudah selesai. Kalaupun ditunda, mereka tidak akan dilantik di tahun 2025, jangan persalahkan DPR Papua, tapi persalahkan seluruh masyarakat yang menolak. Saya pikir semua proses bapak ibu sudah ikuti, yang paling lucu sekali adalah yang terlibat dalam partai politik itu masuk, jelas jelas ini melanggar aturan,” paparnya.
Untuk itu, Orgenes Kaway berharap kepada semua masyarakat yang tidak terpilih untuk bersabar dan semua menerima hasil kerja dari Pansel. Sebab, Pansel tidak bisa mengulang lagi tugasnya, apalagi DPR Papua tengah menunggu untuk pembentukan AKD.
“Mereka daftar minta rekomendasi adat, ini berarti kursi pengangkatan adat. Maka kembalikan kewenangan sepenuhnya diatur oleh adat masing-masing sehingga disetiap adat di kampung masing-masing itu, pasti ada orang yang terbaik. Kalau bicara adat itu, bukan bicara kata-kata, bicara adat itu anak – anak yang langsung terlibat diri dalam melakukan tugas-tugas adat, bukan dia jalan-jalan baru dia bilang orang adat atau anak-anak adat, itu tidak. Orang adat itu, itu punya ciri khas,” pungkasnya. (bat)