Panti Jompo Sentani Memprihatinkan, Yeyen: Dinsosdukcapil Papua Harus Perhatikan Serius

Anggota DPR Papua Yeyen bersama pengurus DPD Partai Gerindra Papua, DPC Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura menyerahkan bahan makanan kepada Kepala Panti Lanjut Usia Tresna Werda Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu, 3 Februari 2025.
banner 120x600

SENTANI, Papuaterkini.com – Panti Lanjut  Usia Tresna Werda atau yang dikenal dengan Panti Jompo di Pos 7 Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua kondisinya kini sangat memprihatinkan. Bahkan, tidak layak huni.

Apalagi, dari 14 bangunan wisma yang ada di Panti Jompo Sentani itu, hanya 8 wisma yang aktif ditempati para lansia. Meski demikian, kondisi 8 wisma itu juga memprehatinkan, lantaran sarana dan prasarana bangunan itu mulai rusak, seperti flapon, jendela, pintu bahkan hingga toilet yang rusak.

Terakhir, permasalahan air bersih sempat mengganggu  pelayanan Panti Jompo Sentani itu kepada para lansia.

Hal itu disampaikan Kepala Panti Lanjut Usia Tresna Werda  Sentani, Elsa Infandi kepada Anggota DPR Papua, Yeyen yang datang bersama pengurus DPD Partai Gerindra Papua, DPC Partai Gerindra Kota Jayapura dan DPC Partai Gerindra Kabupaten Jayapura pada kunjungan kasih dalam rangka HUT Partai Gerindra ke 17 pada Minggu, 2 Februari 2025.

“Kondisi panti ini memang sangat-sangat terbatas. Kami berharap anggota DPR Papua agar bisa membantu kami dalam menyampaikan aspirasi agar Panti Jompo ini lebih diperhatikan lagi oleh Pemprov Papua,” katanya. 

Apalagi, ungkap Elsa Infandi, bangunan wisma di Panti Jompo Sentani ini sudah lama lantaran dibangun pada tahun 1982, sampai sekarang belum ada renovasi.

“Mungkin baru 1 – 2 wisma saja, selain itu belum direhab. Kalau bapak ibu masuk ke dalam panti ini, mungkin dari luar kelihatan bagus, tapi di dalamnya sudah tidak layak lagi. Kamar dan flapon sudah mulai rusak, kemarin masalah terkendala air,” ujarnya.

Elsa Infandi mengungkapkan saat ini Panti Jompo Sentani  dihuni 45 orang lansia baik OAP maupun non OAP,  termasuk  yang mengalami gangguan kejiwaan maupun disabilitas.

“Sebenarnya bisa lebih, tapi kami tidak bisa menerima lagi karena keterbatasan dana dan hanya untuk makan minum saja, sehingga kami tidak bisa lagi menerima lansia untuk dirawat disini,” jelasnya.

Disamping itu, diakui Elsa, jika Panti Jompo Sentani  juga  terkendala SDM yang terbatas, terutama tenaga ahli kesehatan. Namun, pihaknya berupaya secara profesional merawat para lansia. 

Untuk itu, ia berharap anggota DPR Papua dari Partai  Gerindra untuk dapat memperjuangkan aspirasi dengan mendorong ke Pemprov Papua.

Sementara itu, Anggota DPR Papua Yeyen mengaku prihatin dengan kondisi Panti Jompo Sentani yang merupakan aset milik Pemprov Papua ini. 

Terkait dengan permasalahan panti jompo ini, Yeyen mengaku akan memperjuangkannya dan meminta Pemprov Papua khususnya Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memberikan perhatian serius terhadap panti  jompo ini.

“Ini tentu saja menjadi perhatian kami semua khususnya kami di DPR Papua. Ini kan tempat para orang tua kita yang sudah lanjut usia yang sudah lagi tidak ditampung di rumahnya masing-masing, tentu mereka membutuhkan tempat tinggal yang layak dan ini tentu menjadi tugas secara secara pribadi dan saya akan memperjuangkan aspirasi  ini setelah terbentuk AKD di DPR Papua terbentuk,” kata Yeyen. 

Anggota DPR Papua dari Dapil 3 Kabupaten Jayapura ini meminta Dinsosdukcapil Provinsi Papua untuk memberikan perhatian serius terhadap Panti Jompo Sentani ini.    

“Ya, kita akan bekerjasama dengan Dinsosdukcapil untuk memberikan perhatian serius  dan mendorong tersedianya anggaran untuk prioritas untuk tempat para lansia ini,  karena ini satu-satunya tempat mereka yang difasilitasi oleh negara. Kalau bukan kita, siapa lagi yang bantu mereka. Nah, ini harus didukung dengan anggaran yang cukup kepada  Panti JompoSentani ini,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *