PUNCAK JAYA, Papuaterkini.com – Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah Agustinus Anggaibak secara tegas meminta kedua kubu pendukung pasangan calon Bupati Puncak Jaya untuk menghentikan aksi salng serang alias perang.
Hal itu disampaikan Ketua MRP Papua Tengah Agustinus Anggaibak didampingi Ketua Pokja Adat MRP Papua Tengah Yulius Wandagau, Angggota MRP Papua Tengah Irisen Wonda, Kitimin Wonda dan Temira Wonda serta Staf Sekretariat MRP Papua Tengah Emanuel Mote, usai bertemu dengan Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, SE, MM dalam kunjungannya ke Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Selasaa, 8 April 2025.
Apalagi, dalam perang antar kedua kubu pendukung paslon Bupati Puncak Jaya itu, sudah 13 orang meninggal dunia dan 600 lebih luka-luka.
Untuk itu, MRP Papua Tengah sangat konsen terhadap konflik pasca Pilkada Puncak Jaya tersebut. “Tujuan kami MRP Papua Tengah berkunjung ke Puncak Jaya untuk mendamaikan kedua kubu pendukung paslon bupati,” katanya.
Dalam upaya mendorong perdamaian kedua belah kubu bertikai itu, MRP Papua Tengah bekerjasama dengan aparat keamanan baik Kapolda, Danrem dan Pj Bupati Puncak Jaya untuk bersama-sama berdialog dengan masyarakat dari kedua kubu paslon bupati agar benar-benar tercipta damai.
“Konflik yang terjadi ini, bukan perang suku tapi ini murni konflik karena masalah Pilkada, sehingga hal ini tidak boleh dibiarkan agar korban tidak berjatuhan dan itu akan selesai,” jelasnya.
Lebih lanjut, MRP Papua Tengah bersama aparat keamanan dan Pemkab Puncak Jaya terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan masyarakat, termasuk kepala perang dari kedua kubu pendukung paslon bupati untuk menyelesaikan.
“Perang ini harus segera diakhiri. Dikhawatirkan, situasi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menjadi masalah yang besar,” tandasnya.
Untuk itu, Agustinus Anggaibak menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat yang ada di Puncak Jaya agar tidak perang lagi.
“Pilkada ini sudah selesai. Siapapun yang terpilih, itu adalah pemimpin kita bersama. Pesta demokrasi sudah kita lalui, tidak boleh ada perang lagi. Karena siapapun dia yang dipilih, itu adalah pemimpin kita bersama dan masyarakat Puncak Jaya harus bersatu. Jangan ada korban lagi, kalau kita mempertahkan cara-cara seperti ini, kasihan keluarga anak dan istri yang ditinggalkan,” paparnya.
“Oleh karena itu, seluruh masyarakat yang ada di kubu paslon bupati nomor urut 1 dan nomor urut 2, harus bergandengan tangan dan bersatu serta mengakhiri konflik ini,” sambungnya.
Ia meminta kedua paslon bupati nomor urut 1 Yuni Wonda – Mus Kogoya dan nomor urut 2 Miren Kogoya – Mendi Wonorengga untuk berjiwa besar dan bersatu untuk menyelamatkan masyarakat Puncak Jaya, sehingga tercipta damai.
“Jangan mereka ada gesekan diatas akhirnya korbannya masyarakat. Itu tidak boleh dan segera akhiri perang,” pungkasnya.
Sejak pecah perang kedua kubu paslon, Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib berupaya mendamaikan kedua belah kubu paslon bupati. Bahkan, melakukan pendekatan dari hati ke hati atau secara adat kepada kedua kubu maupun keluarga korban meninggal.
Namun, upaya Pj Bupati Yopi Murib bersama TNI – Polri untuk mendamaikan kedua kubu itu, rupanya tidak diindahkan kedua belah pihak hingga terjadi aksi saling serang lagi.
Untuk itu, Pj Bupati Yopi Murib menyerahkan penanganan konflik antara kedua kedua pendukung paslon bupati itu ke ranah hukum. (bat)