Bank Indonesia Papua Dukung UMKM Ruma Kombucha Tampil di Panggung Nasional ISEF 2025

Founder Ruma Kombucha Exotic Papua, Dian Lestari saat ditanya juri dalam ajang ISEF 2025 di JIExpo Jakarta.
banner 120x600

JAKARTA, Papuaterkini.com — Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menghadirkan UMKM binaannya, Ruma Kombucha Exotic Papua, dalam ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang digelar di JIExpo Convention Center and Theater, Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Kehadiran UMKM ini menjadi langkah nyata BI Papua dalam mendorong pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di tingkat nasional dan membawa kearifan lokal Papua ke pasar yang lebih luas.

Founder Ruma Kombucha Exotic Papua, Dian Lestari, mengaku bangga dapat memperkenalkan produk berbasis bahan alami Papua di ajang berskala nasional tersebut.

“Kami merasa bangga dapat mengenalkan produk warisan budaya Papua dalam bentuk minuman kombucha di ajang sebesar ini. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” ujar Dian.

Dian menjelaskan, Ruma Kombucha mengolah berbagai bahan alami khas Papua seperti buah-buahan, bunga, rimpang, kopi, serta tanaman endemik seperti sarang semut dan pinang.

Nama “Ruma” sendiri berasal dari kata rum-rum dalam bahasa Biak yang berarti rumah bersama, melambangkan semangat kebersamaan dan cita-cita membawa Papua dikenal dunia.

Produk Ruma Kombucha telah memiliki sertifikasi halal dan berhasil lolos seleksi nasional di bawah naungan Bank Indonesia Pusat. Penjurian dilakukan oleh 10 juri internasional dari International Halal Hub Committee (InH2CC) dan Safe Halal Sedunia.

Salah satu keunikan produk ini adalah inovasi penggunaan sarang semut sebagai bahan dasar minuman modern yang kini digemari kaum muda.

“Biasanya sarang semut diseduh seperti teh, tapi kami mengolahnya menjadi minuman modern yang digemari anak muda. Selain enak, juga bermanfaat bagi kesehatan,” jelas Dian.

Saat ini, Ruma Kombucha telah dipasarkan di sembilan kota besar, termasuk di lingkungan PT Freeport Indonesia, dan mendapat sambutan positif dari masyarakat lokal maupun ekspatriat.

Dian menambahkan, kombucha telah dikenal lebih dari 2.000 tahun lalu dari daratan Tiongkok sebagai “minuman keabadian” karena manfaatnya bagi kesehatan pencernaan.

“Sekitar 70 persen imunitas tubuh bergantung pada kesehatan pencernaan. Kombucha membantu menjaga keseimbangan tubuh. Dengan bahan baku alami dari Papua, kami ingin produk ini tidak hanya dikenal di Papua, tetapi juga mendunia,” ujarnya.

Menurutnya, Papua memiliki potensi alam luar biasa dengan lebih dari 20.000 jenis tumbuhan hayati, di mana sekitar 50 persen merupakan tanaman endemik yang belum dimanfaatkan optimal.

“Kami ingin hadir bersama masyarakat Papua untuk mengangkat kearifan lokal. Bahan kami ambil dari berbagai daerah — sarang semut dari Merauke, nanas dari Bokondini, stroberi dari Wamena, pinang dari Tablanusu Depapre, dan rempah-rempah dari Arso. Kami ingin menjadikan minuman ini sehat untuk masyarakat Papua,” terang Dian.

Melalui ajang ISEF 2025, Dian berharap produk dan UMKM Papua tidak hanya dikenal dari sisi komoditas, tetapi juga sebagai representasi budaya dan identitas Papua di tingkat nasional maupun internasional.

“Dalam ajang ini, kami tidak hanya membawa produk, tapi membawa nama Papua,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *