Lilik, Pria Renta yang Merawat Kebersihan Bandara Mopah Layaknya Anak Sendiri

Lilik, berusia 76 tahun yang menjadi petugas kebersihan di area Bandara Mopah Merauke.
banner 120x600
banner 468x60

 

Subuh  itu, sebelum Baskara memancarkan sinarnya, dari kejauhan di sudut Bandara Mopah, Kabupaten Merauke nampak seorang pria renta mendorong sebuah gerobak yang berisikan sapu, karton dan beberapa karung goni.

Dalam perjalanannya menuju Bandara Mopah, sesekali ia berhenti untuk memungut sampah yang berserakan di sekitaran bandara.

Lilik namanya, pria yang November ini akan genap berusia 76 tahun itu sudah 15 tahun bergelut sebagai petugas kebersihan yang ditugaskan oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke untuk membersihkan Bandara Mopah setiap harinya.

Biasanya, dalam sehari ia bisa mengumpulkan sampah sebanyak 5 karung, baik itu sampah plastik maupun sampah lainnya.

Namun, sejak koneksi internet putus di Kota Merauke, dia harus bekerja lebih extra untuk membersihkan Bandara Mopah Merauke.

Hal ini terjadi karena dalam 3 Minggu terakhir sejak koneksi internet putus di Kota Rusa itu, banyak masyarakat yang berbondong-bondong ke sana hanya untuk mencari koneksi internet di lokasi tersebut.

Menurut Bupati Merauke, Romanus Mbaraka setelah ia berkomunikasi dengan pihak Telkom, koneksi Internet di daerah tersebut baru akan normal awal Mei mendatang.

Saat ini, koneksi internet hanya bisa didapatkan di beberapa titik saja, salah satunya adalah Bandara Mopah.

Akibat ramainya masyarakat berbondong-bondong kesana, banyak sampah yang berserakan di sekitaran bandar udara tersebut.

“Sebelumnya itu 4-5 karung sampah. Tapi, dalam 3 minggu terakhir yang katanya internet putus, saya sendiri kerja bisa dapat 15-20 karung sampah setiap hari. Tapi, tadi saya dapat 26 karung,” kata Lilik saat ditemui media ini, Senin, 11 April 2022.

Meski begitu, dia tidak mengeluh ataupun bersungut-sungut malah dia mengaku bekerja dengan iklas.

Dia mengungkapkan, bekerja sebagai petugas kebersihan di Kabupaten Merauke khususnya di areal Bandara Mopah Merauke adalah suatu kebanggaan baginya.

Bagi Lilik, Bandara Mopah Merauke ibaratkan seorang anak gadis yang harus dijaga kecantikan fisik dan akhlaknya.

“Kebersihan itu bagian dari iman, bertugas sebagai petugas kebersihan disini sama saja dengan merawat dan mendidik anak perempuan. Karena bandara ini adalah pintu masuk ke kota ini. Kebersihan disini adalah tanggung jawab kita agar semua yang datang kesini melalui bandara ini punya kesan pertama yang baik saat menginjakkan kaki di kota ini,” ujarnya.

Dia menambahkan, meski bayarannya itu harian, tetapi hal tersebut sudahlah cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.

“Rp 90.000 perhari, ya cukuplah untuk biaya hidup anak-anak saya juga sudah bekerja semua,” katanya.

Meski tidak mengeluh dengan upah harian yang dia dapatkan, namun Lilik meminta sekiranya Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup dapat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepadanya.

“Adalah 5 tahun ini kita tidak dapat THR ya mudah-mudahan tahun ini bisa dapat,” pungkasnya. (ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *