Muslim OAP Menolak Konferwil PWNU Papua

banner 120x600
banner 468x60

KH. Ismail Asso dan H. Abdul Kahar Yalipele

JAYAPURA, papuaterkini.com-Menyikapi surat edaran PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) bagi pengurus wilayah yakni PWNU Papua untuk menggelar Konferensi Wilayah pada batas waktu 20 November ini mendapat tanggapan beragam bahkan pro dan kontra.

PWNU Papua sesuai agenda akan menggelar Konferwil pada Kamis (18/11). Namun sejumlah penolakan datang diantaranya dari aktivis muda PMII kota Jayapura yang menggelar demo damai di Kantor PWNU Papua, dan juga H. Abdul Kahar Yelipele Ketua Ta’mir Masjid Raya yang juga mantan Ketua PCNU Kota Jayapura yang kini menjabat Wakil Rois Syuriah PCNU.

Menurut H. Abdul Kahar Yelipele mengatakan bahwa Konferwil PWNU Papua harus dilakukan secara sehat dan sebagai wujud pembinaan jamiyah serta tidak ada kepentingan politik lainnya.

Dikatakannya kalau Pengurus PWNU Papua mau serius dalam pelaksanaan Konferwil harus transparan dalam penjaringan calon ketuanya, membentuk panitia OC dan SC dengan melibatkan banom-banom NU lainnya.

“Tapi ini mereka mau membuat konferensi diluar aturan organisasi dan melanggar AD/ART, sehingga kami atas nama muslim Papua menolak dan membatalkan pelaksanaan Konferwil PWNU yang akan digelar Kamis besok” kata Kahar yang juga pengurus Pondok Pesatren Al Hidayah di Koya Koso, Kota Jayapura.

Dia berharap OAP (Orang Asli Papua) muslim bisa dilibatkan dalam kegiatan besar tersebut. Jangan hanya dibutuhkan saat ada penolakan pembangunan masjid, pembakaran tempat ibadah sebagai pemadam kebakaran saja.

Sementara itu, muslim Papua lainnya, KH Ismail Asso terkait dengan pelaksanaan konferwil PWNU, dirinya berharap ada transparansi. Dia mengibaratkan kalau imam sudah kentut maka dia batal dan harus kembali berwudhu, sementara makmum yang lain harus maju melanjutkan memimpin sholat.

“Menurut saya NU di Papua ini organisasi bagi NKRI dari sabang sampai merauke NU-lah yang mempunyai peran dalam tegaknya negara. Tetapi pada kenyataanya, saya melihat NU Papua dijadikan orang untuk lahan hidup. Untuk itulah saya berharap NU Papua harus dikembalikan estafet kepemimpinan ke salah satu kader putra terbaik Papua” kata Ismail.

Ismail yang juga lahir dari Kader PMII Ciputat menambahkan bahwa pelaksanaan Konferensi Wilayah yang dianggapnya penuh rekayasa ini untuk dibatalkan.

Dirinya berharap seluruh PCNU yang ada di 29 kabupaten ini bisa terbentuk dengan baik, ada pengurusnya dan tidak diakali demi kepentingan sekelompok golongan yang ingin memanfaatkan NU. Dengan begitu kedepan NU harus lebih baik, punya sekolah-sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi.(rep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *