Undang Jhon Tabo dan Paulus Waterpauw, Ahmad Doli: Pengganti Wagub Harus dari Golkar

Plt Ketua DPD Partai Golkar Papua, Ahmad Doli Kurnia Tandjung foto bersama Cawagub Papua Jhon Tabo dan Paulus Waterpauw, Ketua Harian Fernando A Yansen Tinal dan Sekretaris, Yacob Ingratubun usai Jamuan Kasih di DPD Golkar Papua, Minggu, 8 Agustus 2021.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dua kandidat Calon Wakil Gubernur Papua dari Partai Golkar yakni Paulus Waterpauw dan Jhon Tabo diundang dalam acara silaturahmi yang dikemas dalam acara Jamuan Kasih DPD Partai Golkar Provinsi Papua Bersama Calon Wakil Gubernur Papua di Aula Gedung DPD Golkar Papua, Minggu, 8 Agustus 2021.

Dalam acara ini, dihadiri Plt Ketua DPD Partai Golkar Papua, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Ketua Harian DPD Partai Golkar Papua, Fernando A Yansen Tinal, Sekretaris DPD Partai Golkar Papua, Yacob Ingratubun, Bendahara Hariadi bersama pengurus DPD dan Ketua DPD Partai Golkar kabupaten/kota serta Ketua dan Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Papua serta pimpinan ormas sayap Golkar.

Plt Ketua DPD Partai Golkar Papua, Ahmad Doli Kurnia Tandjung memperkenal kedua Cawagub Papua yang mendapat surat tugas dari DPP Partai Golkar kepada pengurus DPD Partai Golkar Papua dan DPD Partai Golkar kabupaten/kota.

“Acara ini memang saya minta untuk diadakan dalam bentuk silaturahmi, setelah ada beberapa proses ada keputusan yang memang harus kita lalui, tentu kita masih bersedih dan prehatin, Ketua DPD Partai Golkar kita, Alm Klemen Tinal, yang juga Wakil Gubernur Papua, kembali ke pangkuan Tuhan, namun tentu tidak menghentikan kita untuk maju dan terus berkembang,” katanya.

Apalagi, tuntutan masyarakat Papua bahwa Partai Golkar harus terus berjalan dan posisi Wakil Gubernur Papua harus diisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga mau tidak mau harus menjalankan proses itu.

Ahmad Doli Kurnia menjelaskan, jika DPD Partai Golkar telah melakukan berbagai upaya dengan menyerap aspirasi dari masyarakat, tokoh – tokoh Partai Golkar dan berkomunikasi dengan DPD Partai Golkar kabupaten/kota di Papua, hingga mengajukan ada 6 nama Cawagub Papua ke DPD Partai Golkar, diantaranya Jhon Tabo, Paulus Waterpauw, Ones Pahabol, Jansen Monim, Paskalis Kossay dan Fernando A Yansen Tinal.

Hanya saja, lanjut Ahmad Doli Kurnia, keputusan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan itu, ditentukan atau diputuskan oleh DPP Partai Golkar dan keputusan tertinggi ada di Ketua Umum DPP Erlangga Hartarto.

“Tapi saya yakin ada partai politik ditingkat nasional pun untuk mengambil keputusan yang sangat penting, itu sangat dipengaruhi perbincangan – perbincangan ditingkat elit pemerintahan kita, karena berbicara soal Negara Kesatuan Republik Indonesia secara umum. Nah, sampailah pada satu keputusan, kami diperintahkan oleh DPP Partai Golkar dan diputuskan dua nama, yakni John Tabo dan Paulus Waterpauw,” jelasya.

Dikatakan, sebagai petugas partai, yang menjunjung tinggi mekanisme organisasi, tentu harus taat dan mengamankan keputusan apapun yang sudah diputuskan oleh DPP.

“Ada yang tanya apa alasan DPP memutuskan dua nama itu? Saya bilang, saya tidak bisa menjawab pasti, karena saya bagian dari DPP juga tapi bukan pengambil keputusan tertinggi,” ujarnya.

Hanya saja, Ahmad Doli Kurnia memperkirakan keputusan DPP Partai Golkar itu, latar belakang keputusan itu, ada beberapa alasan. Yang pertama, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Erlangga Hartarto beserta seluruh jajaran DPP tetap menganggap bahwa Partai Golkar ini adalah partai politik tertua yang punya sejarah panjang di Republik Indonesia, untuk menjaga nilai – nilai dan konsensus bangsa Indonesia.

“Saya bisa pastikan keputusan DPP Partai Golkar ini, salah satu alasan utama adalah Partai Golkar masih punya komitmen untuk menjaga keutuhan NKRI. Kepentingan yang dikedepankan dengan keputusan ini adalah bagaimana Golkar  tetap merasa bahwa Papua ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI, maka itu menjadi salah satu pertimbangan keputusan apapun, termasuk keputusan dua nama Cawagub ini. Jadi,  Golkar mengedepankan kepentingan negara dibandingkan dengan kepentingan yang lain,” paparnya.

Kedua, lanjut Ahmad Doli Kurnia, ia yakin tentu keputusan DPP Partai Golkar untuk dua nama Cawagub Papua iu, unguk mengedepankan kepentingan rakyat Papua.

“Saya kira DPP mengambil keputusan itu, melihat dan mempertimbangkan sosok – sosok atau katakanlah dua sosok ini, yang diyakini untuk bisa memberikan kontribusi terbaik untuk memajukan Papua dan masyarakat Papua,” katanya.

Ketiga, kata Ahmad Doli Kurnia, sebagai kekuatan partai politik dan diakui dalam negara demokratis, tentu harus menjaga eksistensi partai politik. Sama juga menghargai eksistensi partai – partai politik yang lain.

Oleh karena itu, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, jika Partai Golkar menjadi bagian dari koalisi pendukung pemerintah di Papua, tentu harus bisa menunjukkan bahwa Partai Golkar sebagai bagian dari partai politik pendukung pemerintah daerah, itu harus sama-sama diapresiasi dan dihargai.

“Saya menegaskan beberapa kali, termasuk dengan pak Lukas Enembe sebagai Gubernur, saya mengatakan pak Gubernur, pasangan Lukas Enembe dan Alm Klemen Tinal itu dibangun berdasarkan konsensus pada tahun 2013. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur adalah Ketua DPD Partai Golkar dan Calon Gubernur adalah Ketua DPD Partai Demokrat, kemudian dalam Pilkada itu memang sampa 2018 dianggap sukses, kemudian berkomitmen kembali. Waktu itu saya ingat juga, pak Klemen sebenarnya bisa maju sendiri, tapi untuk kepentingan negara, rakyat dan Papua, Golkar waktu itu mengalah dan mengikhlaskan mendukung pak Lukas Enembe kembali sebagai calon gubernur dan pak Klemen Tinal sebagai calon wakil gubernur sampai tahun 2023,” paparnya.

Untuk itu, Ahmad Doli Kurnia menegaskan bahwa Golkar adalah partai yang komitmen dan partai yang menghargai konsensus sejak tahun 2013, maka pemerintahan ini harus selesai sampai tahun 2023.

“Siapapun yang diusulkan Partai Golkar, untuk menjadi wakil gubernur menggantikan Klemen Tinal, dia tugasnya salah satu adalah untuk mengantarkan pasangan ini sampai selesai tahun 2023,” tegasnya.

Oleh karena itu, kata Ahmad Doli, dengan pertimbangan – pertimbangan itulah, maka pada akhirnya Partai Golkar memutuskan.

“Acara ini, saya sudah temui pak Jhon Tabo dan pak Paulus Waterpauw bahwa kami sudah mendapatkan perintah dari DPP Partai Golkar dan memutuskan nama itu untuk diperjuangkan. Nah, alangkah lebih baiknya, kita sama-sama tahu dan pak Jhon dan pak Paulus Waterpauw, kami berjuang untuk bapak berdua,” ujarnya.

Sebagai keluarga besar Partai Golkar, kata Ahmad Doli, tentu harus bersama-sama dan bersatu untuk berjuang bersama yang telah dititipkan DPP Partai Golkar kepada Golkar Papua.

Tentu saja, lanjut Ahmad Doli, masih perlukan upaya – upaya politik lain dan Partai Golkar punya komitmen bersama partai politik lain mempunyai komitmen untuk menjaga itu.

“Banyak nama, itu tidak apa – apa. Karena ini proses pembelajaran politik yang harus kita lalui dan itu harus kita apresiasi. Saya juga sampaikan itu kepada pak Gubernur dan ketua koalisi, Golkar menikmati saja proses itu, tapi pada satu titik tertentu saya minta kepada pak Gubernur dan partai politik koalisi, mari kita saling menjaga bahwa pak Klemen itu adalah Ketua Partai Golkar Papua, karena memang urusan Tuhan beliau pergi, maka gantinya harus berasal dari kader atau yang direkomendasikan Partai Golkar,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam kesempatan ini, Jhon Tabo menyampaikan terima kasih atas masuk namanya  dalam bursa Cawagub dari Partai Golkar.

“Kami juga kaget mendapatkan kehormatan ini dari Partai Golkar. Nah, ini berkat dukungan dan doa seluruh keluarga besar Partai Golkar dan rakyat Papua serta DPP Partai Golkar. Saya tidak panjang lebar, tapi saya mengajak semua keluarga besar Partai Golkar untuk bersatu, berdoa memohon doa restu kepada Tuhan agar semua proses ini berjalan bagaikan air mengalir dan kita menikmati hasilnya nanti,” katanya.

Meski demikian, Jhon Tabo berseloroh kehadiran Paulus Waterpauw adalah sebagai putra anak terbaik bangsa Papua, kulitnya saja bukan Golkar, tapi jantungnya sudah GOlkar dari dulu.

“Itu tidak rahasia lagi. Jaman orde baru, itulah kita ABG. Bukan Anak Baru Gede, tapi Abri, Birokrasi dan Golkar. Jadi, tidak perlu diragukan karya Golkar ini. Ya, mudah-mudahan diantara kita ini, salah satu dipilih, Tuhan tunjuk saja, mari kita bersatu dan kita hormat. Jangan lihat ada Kaka Jenderal dan kaka Jhon, tapi kita sama satu keluarga Golkar,” imbuhnya.

Sementara itu, Paulus Waterpauw menyampaikan terima kasih atas mekanisme yang sudah dijalankan, hingga muncul namanya dalam bursa Cawagub dari Partai Golkar.

“Saya yakin itu ada sebuah titipan dan harapan serta pesan juga yang diharapkan pimpinan kita. Itu sudah dijelaskan latarbelakang oleh Pak Doli Kurnia. Saya pikir ini sebuah rumah besar yang memang kita harus bangun bersama, negara ini, provinsi ini dan partai, sehingga perlu kerjasama,” katanya.

Sebagai seorang kader yang diberikan amanah itu, Paulus Waterpauw mengaku memang komitmen amanah dan kepercayaan yang diberikan pimpinan partai dan masyarakat.

Paulus Waterpauw yang menjabat Kabaintelkam Polri ini, mengungkapkan jika pada Oktober 2021 itu, ia sudah selesai mengabdikan diri di Kepolisian Negara Republi Indonesia.

“Tapi semangatnya masih membara. Kita harus bangun bersama, maju, jalan terus ke depan untuk kepentingan negara dan rakyat. Jadi, sudah segala sesuatu yang nanti anugrahkan, saya dan pak Jhon yang mewakili, kita dukung dan saling berkomitmen untuk kita semua,” imbuhnya. (bat)

 

 

 

Respon (2)

  1. Utk papua usahakan kepentingan Rakyat papua lebih daripada kepentingan NKRI stop sdh cuma dua thn itu berikan kesempatan kpd Yansen Tinal layak ganti wagub klo utk dua ini lebih baik maju gub kedepan demi NKRI.

  2. Utk papua usahakan kepentingan Rakyat papua lebih baik daripada kepentingan NKRI stop sdh cuma dua thn ini berikan kesempatan kpd Yansen Tinal layak ganti wagub, klo utk dua nama ini lebih baik maju gub kedepan demi NKRI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *