Jose Nerotouw, Si Manusia Kalkulator Asal Papua, Menyukai Matematika Sejak Kelas II SD

Jose Nerotouw si manusia kalkulator yang sempat viral ini ketika menerima penamatan dari Kepala SD Kristen Kalam Kudus Jayapura, Herlyn Indayani Tonapa, Direktur Pelaksana SKKK Jayapura, Herry Langgi dan Ketua BP Yayasan Kalam Kudus Jayapura, Vonny Persulessy, Sabtu, 2 Juni 2024.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Jose Nerotouw, anak SD yang sempat viral lantaran memberi kuliah umum matematika Kalkulus pada mahasiswa dan dosen di Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura beberapa waktu lalu, ternyata diketahui anak SD Kristen Kalam Kudus Jayapura.

Bahkan, Jose Nerotouw pun makin viral ketika bersama dengan Elon Musk dalam sebuah acara di Bali, baru-baru ini.

Sebelumnya pun, Jose sempat membuat kagum Presiden Joko Widodo atas kecerdasannya dalam berhitung itu pada saat kunjungannya ke Papua beberapa bulan lalu. Bahkan, Presiden Jokowi menjulukinya sebagai manusia kalkulator.

Di mana saat itu, Jose Nerotouw dan beberapa rekannya diuji langsung oleh Presiden Joko Widodo untuk berhitung, karena kepintaran ketepatan dan kecerdasan itu, orang nomor satu di Indonesia itu kemudian menjulukinya sebagai manusia kalkulator.

Wartawan Papuaterkini.com sempat bertemu dengan Jose Nerotouw bersama 65 orang temannya usai mengikuti acara penamatan SD Kristen Kalam Kudus Jayapura, Sabtu, 1 Juni 2024.

Jose pun mengaku sangat menyukai mata pelajaran matetamika.

“Ya, pertama pasti harus suka terhadap matematika supaya paham soal matetamika,” kata Jose Nerotouw, anak ketiga dari 4 bersaudara pasangan Yohanes Nerotouw dan Fitria Sayuri ini. 

Jose menyukai matematika sejak kelas 2 SD baik berhitung maupun soal cerita. Ia pun juga ikut kursus atau les sempoa hingga kelas 5, ia mulai mengenal GASING (Gampang, Asyik, Menyenangkan).

Soal kecepatan menghitung soal matematika, Jose mengungkapkan jika di GASING itu, metodenya berbeda, dimana ia menghitung dari depan.

“Jadi, kayaknya seperti mengubah, jadinya kita bisa cepat,” ujarnya. 

Soal pertemuannya dengan Elon Musk, Jose mengaku sangat senang dan kaget. Apalagi, Elon Musk memberikan soal-soal Kalkulus. “Deferensial dan integral dia (Elon Musk) kasih. Terus kita bisa jawab. Sepertinya Elon Musk sangat senang dengan jawaban saya dan dia senang dengan jawaban itu koleb GASINg dengan EAY,” ujarnya.

Jose pun viral ketika menjadi dosen cilik memberikan kuliah matematika kepada mahasiswa dan dosen di Uncen Jayapura. Meski ia mengaku awalnya gugup saat melihat banyak mahasiswa dan dosen.

“Tapi pas saya sampai di depan, saya tidak gugup lagi. Saya dibilang jangan takut, karena disitu yang paham materi cuma kamu saja,” ujarnya.

Selain itu, Jose mengaku bertemu dengan Presiden Jokowi pada saat shouw pembelajaran metode GASING. Presiden Jokowi pun kagum dengan kecerdasan Jose.

Bahkan, kini Jose Nerotouw bakal mengikuti Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS) merupakan olimpiade internasional yang diluncurkan pada bulan November 2011 di Indonesia.

Kompetisi yang seru dan bersahabat ini diprakarsai oleh Prof Yohanes Surya, pendiri Surya Institute.

ASMOPS itu akan digelar di Bayuwangi, Jawa Timur pada November 2024. “Saya mewakili Indonesia dalam acara itu, bersama sekitar 20 orang. Papua ada 5 orang termasuk saya,” ujarnya.

Sejumlah prestasi di raih Jose, diantaranya Juara II Nasional Lomba GASING di Bitung, Jose mendapat medali Silver pada Factorial Math Competion se Indonesia di Jakarta.

Jose berpesan kepada teman-teman sebayanya untuk terus semangat belajar, percaya diri dan jangan takut terhadap mata pelajaran matematika. 

Setelah tamat SD KKK Jayapura, Jose tampaknya akan melanjutkan SMP di SKKK Jayapura.

Kepala SD Kristen Kalam Kudus Jayapura, Herlyn Indayani Tonapa mengatakan jika untuk menghasilkan Jose Nerotouw, tentu banyak faktor, baik sekolah, orang tua dan kerjasama dengan pihak lain.

“Misalnya, anak ikut les di luar. Anak ikut lomba di luar, ada try out yang bekerjasama dengan sekolah kami terima berbayar ataupun gratis, karena mereka pasti metode pembelajaran ataupun metode-metode pengajaran matematika atau pelajaran lain yang berbeda dari sekolah,” katanya.

“Jadi, semakin banyak pihak yang terlibat dalam pembelajaran anak ini akan lebih bagus, karena pembelajaran yang dikasih guru, les maupun yang lain, itu pasti berbeda dan bervariasi dan semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang anak-anak dapat,” sambungnya.

Apalagi, SD KKK Jayapura mendapat kerjasama dengan Pinekel untuk try out matimatika dalam bentuk game, ternyata membuat 40 anak tertarik mengikutinya dan 80 persen anak berhasil menuntaskan kuis matematika dalam bentuk game, padahal anak-anak tidak pintar matematika semua.

“Banyak cara mengajar anak-anak, tidak hanya guru di sekolah tetapi banyak cara lain,” ujarnya.

Yang jelas, SD KKK Jayapura juga memberikan pendampingan kepada anak-anak yang kurang menguasai matematika. 

Bahkan, jika anak-anak sudah bagus, bisa menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya. Jika kurang, dikasih tambahan untuk pendampingan. Nah, metodenya bervariasi, apakah lewat guru langsung, dari teman, pakai video dan cara-cara yang lain agar lebih mudah.

Secara khusus untuk Jose Nerotouw, ia menilai memang Jose suka belajar dan ikut les sempoa atau berhitung dasar sejak usia dini.

“Selain itu, memang guru matematika berpengalaman mengajar di sekolah-sekolah yang bagus, masih muda sehingga energinya untuk mengajar anak-anak cukup bagus dan metode-metode yang up to date, sehingga Jose semakin suka dengan matematika,” ungkapnya.

“Kami juga bekerjasama dengan Yohanes Surya yang memilih anak-anak Papua untuk diajar matematika, dengan metode GASING yakni Gampang Asyik dan Menyenangkan. Nah, inilah anak-anak Papua mewakili sekolahnya, menyenangi matematika, salah satunya Jose. Kebetulan Jose setelah pelatihan Yohanis Surya itu, ia ikut lomba tingkat kota, provinsi bahkan nasional,” sambungnya.

Jose Nerotouw juga sedang dikarantina Prof Yohanes Surya. Salah satu yang membuat Jose makin senang dengan matematika itu, karena dia menyukai matematika.

“Bikin pembelajarannya menarik dulu, supaya anak-anak suka. Jika sudah suka, pasti mereka akan belajar sendiri dan mengeksplor sendiri,” imbuhnya.

Direktur Pelaksana Sekolah Kristen Kalam Kudus Jayapura, Jerry Langi mengaku bangga dengan prestasi yang diraih oleh Jose Nerotouw.

“Tetapi kami tahu proses yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik,” katanya.

Untuk itu, kata Jerry Langi, proses yang dikembangkan SKKK Jayapura baik SD, SMP dan SMA, betul – betul proses terukur dan disertai dengan displin yang serius dari guru-guru.

“Istilahnya, kita bicara prestasi itu, mutunya dari kelas. Dari kelas ini ada guru. Jika guru disiplin, murid akan belajar dengan baik dan pasti akan mendapat hasil yang baik. Jadi, intinya itu kami benahi betul-betul di Kalam Kudus, guru juga bukan hanya disiplin, tapi bagaimana dia mengajarnya bahan, materi dan kurikulum yang digunakan, betul-betul harus disiapkan dengan baik,” bebernya.

“Sebenarnya, kurikulum sama semua, namun bagaimana proses itu yang paling menentukan. Kalau Jose dan anak-anak yang lain ikut proses itu sudah kita jalankan dengan baik, sehingga jika ada hasil seperti ini, bagi kami itu buah dari proses yang sudah kami kembangkan bersama-sama. Itu yang terjadi di Jose,” sambungnya.

Selain itu, ujar Jerry Langi, tanggungjawab pendidikan itu bukan hanya guru saja, tapi juga orang tua murid. Ia pun mengapresiasi orang tua Jose Nerotouw, meski sesibuk apapun mereka, namun memberikan perhatian penuh kepada anaknya dalam belajar di rumah.

Jose Nerotouw pun menikmati pendidikan yang disiapkan orang tua melalui lembaga-lembaga pendidikan non formal.

“Meski itu berat, mungkin karena Jose suka belajar, dia menemukan dia punya kesukaan dan minat belajarnya. Intinya disitu. Apalagi, kurikulum merdeka ini berpusat pada murid, bagaimana mengembangkan kreatifitas murid menemukan minat bakat dan bagaimana guru itu bisa menemukan,” bebernya.

Jerry menambahkan jika ada reward dari sekolah atas prestasi dari Jose Nerotouw yang juga mengharumkan nama sekolah. “Dia masuk di sekolah, kita berikan potongan dan beberapa bulan ke depan itu, SPP nya digratiskan,” imbuhnya.
Ia pun mengapresiasi kepada Pemkot Jayapura yang memberikan kesempatan kepada sekolah swasta untuk bisa mendapatkan perhatian seperti sekolah – sekolah negeri.

“Terimakasih kepada pak Frans Pekey saat itu jadi Pj Wali Kota Jayapura yang waktu itu memberi perhatian dan dilanjutkan Bapak Christian Sohilait Pj Wali Kota Jayapura, beliau juga orang pendidikan, pasti akan melanjutkan apa yang dilakukan Pj sebelumnya. Kami merindukan itu,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *