Ramses Wally Gaungkan Kemandirian Ekonomi Adat Sentani Lewat Sagu

banner 120x600

Caption Foto: Yo Ondofolo Ramses Wally.

Jayapura, Papuaterkini.com — Tokoh adat Suku Sentani, Yo Ondofolo Ramses Wally, terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pemberdayaan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.

Melalui penguatan ekonomi berbasis potensi kampung, ia menekankan pentingnya pengolahan sagu sebagai komoditas unggulan yang bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sarat makna budaya bagi masyarakat Sentani.

Dalam berbagai kesempatan, Ramses Wally—yang akrab disapa Bapak Ondo—aktif menjadi mediator dan penggerak masyarakat adat untuk menjaga identitas budaya sambil beradaptasi dengan program pembangunan yang berkelanjutan.

Menurutnya, pengelolaan sagu adalah bagian dari menjaga eksistensi masyarakat adat sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.

“Pada intinya, sagu itu identik dengan masyarakat Sentani, terutama di tiga kampung Yosiba. Karena itu, lahan sagu yang tersisa harus kita jaga dengan baik agar tidak lagi dijual atau dialihfungsikan menjadi kawasan perumahan BTN,” tegas Ramses Wally dalam pers releasse yang diterima Papuaterkini.com.

Ramses mengakui, meski berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat telah dijalankan, mimpi besar menghadirkan rumah produksi sagu bagi masyarakat adat belum sepenuhnya terwujud.

Dukungan konkret dari pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, masih sangat diharapkan.

Namun demikian, semangatnya untuk terus berjuang tidak pernah surut.

“Selama tujuan baik, pasti ada jalan,” ujar Ramses optimistis.

Langkah nyata mulai terlihat ketika Analisis Papua Strategis (APS) yang dipimpin oleh Laus Rumayom menjembatani kerja sama antara masyarakat adat Sentani dan Food and Agriculture Organization (FAO).

Kolaborasi tersebut melahirkan program Rumah Produksi Sagu dan Ketahanan Pangan Masyarakat Adat, yang diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi lokal berbasis sumber daya alam berkelanjutan.

Bantuan dari FAO ini akan difokuskan pada tiga kampung, yakni Yoboi, Simporo, dan Babrongko, dengan Kampung Yoboi sebagai proyek percontohan sebelum dilanjutkan ke dua kampung lainnya.

Melalui inisiatif ini, Yo Ondofolo Ramses Wally berharap masyarakat adat dapat mengelola potensi sagu secara profesional dan mandiri, sehingga hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan tanpa mengorbankan kelestarian alam dan nilai-nilai adat Sentani. (bat) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *