HMS: Masyarakat Harus Jadi Pelaku Pembangunan

Calon Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 2 Habel Melkias Suwae saat berdiskusi dengan warga Sota Kabupaten Merauke, Senin (12/3).
banner 120x600
Calon Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 2 Habel Melkias Suwae saat berdiskusi dengan warga Sota Kabupaten Merauke, Senin (12/3).

MERAUKE, Papuaterkini.com – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Nomor Urut 2 yang memiliki slogan “Papua Cerdas” menegaskan pembangunan sektor ekonomi akan mengacu pada cluster pembangunan sesuai visi misi JOSUA, jika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Papua priode 2018 – 2023.

Dalam visi misi JOSUA, pembangunan di Papua akan di bagi dalam lima cluster pembangunan, yaitu Animha, Laa Pago, Mee Pago, Saireri dan Tabi, setiap cluster ini memiliki potensi sumber daya alam masing-masing.

“Papua inikan tanah yang luas dengan kekayaan alam yang melimpah dan beragam, berdasarkan kondisi geografis,” ujar HMS di Merauke, Senin (12/03).

Menurut HMS, pemberdayaan ekonomi rakyat sudah menjadi komitmen nasional, namun untuk Papua 5 wilayah adat sudah memiliki komoditi pertanian, seperti wilayah Anim Ha paling dikenal dengan pertanian sawah atau padi dan perkebunan karet.

Untuk Laa Pago dan Mee Pago cocok dengan tanaman keras seperti komoditinya Kopi, untuk wilayah Saireri cocok dengan kelapa dan pinang dan wilayah Tabi cocok dengan tanaman keras seperi Kakao dan jenis lain.

Habel juga menegaskan masyarakat Papua tidak boleh hanya menunggu pemberian pemerintah, tetapi masyarakat harus dibuat menjadi pelaku untuk memperoleh pendapatan yang pasti.

“Ada 5 kemandirian yang harus diberikan kepada rakyat, tidak tergantung pada dana Otsus, karena Otsus juga terbatas. Tetapi rakyat harus berbuat dan berperilaku untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Jadi tidak ada ketergantungan dengan dana Otsus,” katanya .

Ini suatu kebijakan yang tidak harus terus dilakukan, kata Habel, tetapi bagaimana masyarakat bisa mandiri. Ibarat ketika orang minta ikan berikanlah kail. Jadi tidak ketergantungan pemberian tetapi dia bisa mencari dengan jumlah yang lebih besar.

Lanjut Habel, selama ini rakyat Papua hanya menunggu kebijakan pemerintah saja, contoh beras raskin (sejahtera) dimana dengan adanya kebijakan pemerintah sekarang orang Papua sudah beralih konsumsi dari ubi dan sagu menjadi konsumsi nasi.

“Ketika beras tidak ada ribut , kalau kepala kampung tidak beri beras lalu lapor di polisi.  Ini jadi masalah, maka harus ditumbuhkan masyarakat bisa menghasilkan sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga,” tandasnya .

Sementara itu,  Geranus Mahuse warga Merauke kepada wartawan menurutkan masyarakat Papua Selatan sudah cerdas memilih pemimpinnya, mereka tidak mau hanya diiming-imingi dengan janji, tetapi mereka akan melihat kemauan calon untuk membangun.

“Selama ini wilayah Merauke  tidak mendapat perhatian, kami  seperti diabaikan, yang ada pembangunan di wilayah selatan ini hanya jalan trans Papua itu juga dibangun oleh pemerintah pusat,” katanya.

Pihaknya melihat JWW – HMS memiliki visi yang tepat karena keduanya pernah menjadi bupati dua periode, Bupati Jayawijaya dan Bupati Kabupaten Jayapura, yang selama menjadi bupati,  pembangunan yang mereka lakukan sangat pesat.

“Jadi, kami masyarakat di wilayah selatan Papua ini masih memilih untuk pasangan JWW-HMS,  karena hasil kerja mereka lebih nyata,” ujar Geranus yang juga pengurus LMA Merauke itu. (tim/bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *