BURMESO – Di saat para pejabat menggelar perayaan Natal dengan open house, namun Bupati Mamberamo Raya, Dorinus Dasinapa, AKs, Ssos memilih melakukan kunjungan kasih ke daerah pedalaman Kabupaten Mamberamo Raya, tepatnya di Kampung Tayai 1, pada 24 – 27 Desember 2017.
Dengan menggunakan speed boat, rombongan Bupati Dasinapa bertolak dari Burmeso, ibu kota Kabupaten Mamberamo Raya, menuju ke Kampung Tayai 1, Distrik Rouffaer yang ditempuh selama 9 jam menyusuri Sungai Mamberamo.
Bupati Dasinapa bersama rombongan sempat menginap di Kampung Kay 1, lantaran kemalaman. Keesokan harinya, Bupati Dasinapa meninjau pembangunan lima unit rumah di kampung ini, termasuk mengecek SD Kay yang kondisinya memprehatinkan, lantaran sejak dibangun di era Kabupaten Jayapura, kemudian masuk Kabupaten Sarmi hingga hampir 9 tahun menjadi daerah Kabupaten Mamberamo Raya, namun tidak mendapatkan perhatian.
Selanjutnya, Bupati Dasinapa melanjutkan perjalanan hingga sampai di Kampung Bareri, yang langsung disambut dengan tarian dansa serta tradisi penyambutan tamu dengan menggosok wajah dan badan Bupati Dasinapa dan rombongan dengan air sagu maupun lumpur.
Di sini, Bupati Dasinapa sempat memberikan bantuan bahan makanan kepada masyarakat untuk perayaan Natal. Lalu melanjutkan perjalanan hingga tiba di Kampung Tayai 2 yang juga langsung disambut masyarakat dengan dansa dan gosok pakai air sagu dan lumpur.
Kemudian menuju ke Kampung Tayai 1, Bupati Dasinapa kembali disambut meriah dengan dansa dan gosok sagu dan lumpur, kemudian ditangkap di dalam jaring ikan, lalu diarak oleh warga menuju ke gereja Kampung Tayai 1.
Ratusan warga tampak terharu dan bangga dengan kehadiran Bupati Dasinapa asli dari Suku Baudi, Kabupaten Mamberamo Raya ini. Apalagi, saat PSU II lalu, setidaknya hampir seluruh warga Tayai 1 mendukung Dasinapa dan Yakobus Britai.
Keesokan harinya, Bupati Dasinapa sempat mengikuti ibadah perayaan Natal bersama warga di gereja tersebut yang dipimpin Pdt Esau Foy. Bahkan, Bupati Dasinapa memberikan kesaksian dan menyampaikan firman Tuhan serta mengajak warga untuk bersatu dan mendukung pemerintah daerah dalam ber bagai program pembangunan.
Dalam ibadah ini, dihadiri warga dari Kampung Kay 1, Bareri, Tayai 1, Tayai 2, Tayai 3, Fona 1 dan Biri yang ada di Distrik Roufaer.“Mari hidup dengan Tuhan, maka sampai kapanpun Dia akan menjagamu,” kata Bupati Dasinapa.
Usai ibadah, ratusan warga dari tujuh kampung itu, meminta Bupati Dasinapa untuk bertemu menyampaikan aspirasi mereka.
Wargapun langsung satu persatu menyampaikan aspirasinya, termasuk keluhan mereka termasuk soal pelayanan kesehatan yang tidak tersentuh selama beberapa tahun ini.
Bahkan, jika ada warga yang sakit, terpaksa harus dirawat ke Fawi, kabupaten tetangga, yakni Puncak. “Orang sakit bawa ke Fawi, kadang juga dibawa ke Dofu. Tidak ada layanan kesehatan di sini, bahkan hampir 6 tahun ini. Dinas kesehatan Kabupaten Mamberamo kenapa tidak perhatikan,” ungkap Estefanus salah seorang warga dihadapan Bupati Dasinapa.
Bahkan, terkadang mereka malu lantaran ditanya petugas puskesmas di Fawi bahwa mereka berasal dari Mamberamo Raya, bukan masyarakat Puncak.
Selain itu, petugas kesehatan dari kabupaten Mamberamo Raya tidak pernah datang ke beberapa kampung di Distrik Roufaer ini. Mereka bawa obat hanya sampai di distrik saja, tidak sampai ke kampung-kampung, padahal laporannya jelas.
“Itu terjadi dari jaman Bupati Demianus Kyew-Kyew sampai bapak Bupati Dasinapa, belum berubah. Kita sudah pilih bapak, tolong perhatikan kami yang berbatasan dengan Puncak ini,” ujarnya.
Begitu juga pendidikan di Distrik Roufaer termasuk Tayai 1, dimana SD sudah tidak ada lagi karena terkena abrasi, termasuk membantu yang kuliah di luar Mamberamo Raya. Ada sekolah ada tapi guru tidak ada, sehingga diharap diperhatikan.
“Kasihan anak-anak kita kirim ke Jayapura, Manokwari, Nabire dan lainnya. Jadi, tolong bapak bupati diperhatikan untuk sekolah, harus ada sekolah disini,” imbuhnya.
Senada disampaikan Pdt Esau Foy untuk memperhatikan masalah pemekaran kampung, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang tidak ada dan pembangunan gereja. “Kami dulu dari Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi sampai Mamberamo Raya, kita belum dapat rumah. Tapi bapak Bupati Dasinapa, kami baru dapat rumah 10 unit untuk Tayai 1, kami minta ditambah lagi,” imbuhnya.
Selain itu, masyarakat juga meminta perhatikan air bersih di kampung-kampung di Distrik Roufaer, termasuk dana pemberdayaan kampung yang diterima sedikit saja dan kader kesehatan dan pendidikan untuk diperhatikan honornya.
Menanggapi aspirasi itu, Bupati Dasinapa menyampaikan terima kasih atas masukan, saran dan kritikan. “Mestinya kepala-kepala dinas ada untuk menjelaskan, saya hanya memutuskan,” katanya.
Khusus soal pemekaran kampung, Bupati Dasinapa menjelaskan jika sampai saat ini masih ada moratorium, sehingga tidak bisa dilakukan. Jika Presiden Jokowi mencabut moratorium, tentu bisa diusulkan pemekaran dengan persyaratan yang lengkap.
“Soal keluhan layanan pendidikan dan kesehatan yang ada, itulah kondisi yang sebenarnya. Tentu saya akan tindaklanjuti, termasuk yang lainnya, seperti listrik itu sekarang saya sedang komunikasi dengan kementerian untuk solar cell,” imbuhnya. (rambat)