Dewan Adat: Beri Kesempatan Anak Mamberamo Raya di DPR Papua

Sekretaris Dewan Adat Mamberamo Raya, Marthen NK Tuketji.
banner 120x600
banner 468x60
Sekretaris Dewan Adat Mamberamo Raya, Marthen NK Tuketji.

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Adanya revisi Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rekrutmen Anggota DPR Papua melalui Pengangkatan atau Perdasus 14 Kursi, didalamnya termasuk  mengembalikan Mamberamo Raya masuk ke wilayah adat Tabi, bukan lagi Seireri menjadi harapan baru bagi masyarakat adat Mamberamo Raya.

Sekretaris Dewan Adat Mamberamo Raya, Marthen NK Tuketji berharap masuknya kembali Mamberamo Raya ke wilayah adat Mamta –Tabi, memberiakn kesempatan dan penghargaan bagi kabupaten berjuluk ‘Tanah Seribu Misteri Sejuta Harapan’ itu, bisa mengirimkan utusan adat untuk duduk di DPR Papua.

“Jangan setelah kita perjuangkan Mamberamo masuk lagi ke Tabi, justru anak-anak Mamberamo tidak diberi kesempatan di Tabi. Kami harap justru diperioritaskan,” kata Marthen Tuketji di Jayapura, Selasa, 9 Juli 2019.

Sebab, kata Tuketji, dalam Perdasus itu, anggota DPR Papua jalur pengangkatan ini, diprioritaskan bagi daerah yang belum memiliki keterwakilan baik di legislatif maupun eksekutif.

“Orang-orang Tabi, berikan penghargaan kepada anak Mamberamo lima tahun ke depan. Setelah itu, diberikan kepada orang lain seperti Keerom, Sarmi, Sentani atau Port Numbay,” ujarnya.

Tuketji mengatakan, tidak berarti orang Mamberamo ingin mempertahankan kursi di DPR Papua, namun tidak pernah ada orang Mamberamo duduk di DPR Papua, bahkan di Provinsi Papua.

“Jadi, tolong ini juga kita perlu dihargai. Kami yakin dan percaya sekali jika orang Tabi tahu adat sekali. Bagaimana orang tua di Tabi menghargai itu. Dan memberikan penghargaan kepada orang Mamberamo agar duduk di DPR Papua dari wilayah Tabi,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Tuketji, kemungkinan kursi adat Tabi bertambah menjadi tiga kursi. Setelah kursinya kembali, sebagai anak Tabi kita juga mesti hargai anak-anak dari Mamberamo Raya.

Menurutnya, jangan ada kabupaten di wilayah adat Tabi yang monopoli, Jangan hanya memanfaatkan Kabupaten Mamberamo Raya. Jangan setelah kembali ke Tabi, anak-anak Mamberamp Raya tidak dihargai.

“Beri kesempatan juga kepada anak-anak Mamberamo Raya. Kemudian berikutnya kepada anak-anak kabupaten lain di wilayah adat Tabi misalnya Keerom, Sarmi, Jayapura dan Kota Jayapura,” ujarnya.

Ditambahkan, selama ini belum ada anak-anak Kabupaten Mamberamo Raya yang duduk di pemerintahan atau DPR Papua. Namun, setelah 14 kursi hadir, salah satu wakil masyarakat Mamberamo Raya duduk di kursi pengangkatan itu.

“Masih ada waktu akan datang, jangan salah paham dengan apa yang saya sampaikan ini. Inikan sudah banyak isu yang bicara setelah Mamberamo masuk Tabi, tidak boleh orang lain duduk di kursi itu dan saya yakin orang Tabi lainnya akan menghargai orang Memberamo Raya,” paparnya.

Marthen, hanya mengingatkan masyarakat kabupaten lain di wilayah adat Tabi, agar sebagai sesama anak Tabi mesti saling menghargai. Jangan seakan-akan orang Mamberamo Raya dimanfaatkan. (bat)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *