JAYAPURA, Papuaterkini.com – Pembangunan gedung baru DPR Papua atau Parliement of Papua telah selesai. Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH direncanakan akan meresmikan gedung baru DPR Papua itu, Kamis, 1 Agustus 2019.
Sekretaris DPR Papua, DR Juliana J Waromi, SE, MSi mengungkapkan, jika pembangunan gedung megah DPR Papua itu, telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 222,6 miliar sejak tahun 2016.
“Kita bayar secara multiyears. Jadi, tiap tahun kalau ada uangnya baru kita anggarkan. Dari 2016, peletakan batu pertama hingga sekarang sudah selesai,” ujar Juliana Waromi di ruang kerjanya, Kamis, 31 Juli 2019.
Gedung DPR Papua itu, tergolong sangat megah di Papua. Apalagi, merupakan gedung tertinggi, lantaran memiliki lantai 14 dan dilengkapi helipad.
Juliana Waromi mengatakan, untuk lantai 1 ruang lobi, kantin, dan ruang pers, sedangkan untuk lantai 2 dan lantai 3 merupakan ruang rapat seperti Badan Anggaran (Banggar), Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperd), Badan Musyarawah (Bamus) dan Badan Kehormatan (BK) DPR Papua dan ruang tamu.
Sedangkan, lantai 4 hingga 8 adalah ruang untuk Komisi I – Komisi V DPR Papua. Sementara itu, lantai 9 khusus untuk ruang Ketua DPR Papua, yang dilengkapi ruang VIP dan ruang rapat dan ruang tunggu tamu.
Lantai 10, diperuntukan untuk ruang Wakil Ketua I, II dan III DPR Papua, termasuk ruang rapat dan ruang tunggu tamu. Untuk lantai 11 dan 12 adalah untuk ruang fraksi-fraksi DPR Papua.
Sedangkan, lantai 13 digunakan untuk santai, ada fasilitas olahraga dan ruang pertemuan terbuka untuk berbagai acara dan lantai 14 ruang smoking area dan lantai atap itu ada landasan helipad.
“Setiap anggota DPR Papua mendapatkan satu ruang dan ada pantry. Jadi, lebih nyaman menerima tamu. Daripada sebelumnya di gedung lama, berdesak-desakan sehingga tentu tidak nyaman ketika mereka menerima tamu,” jelasnya.
Selain itu, terdapat dua lift, yang satu untuk umum dan khusus anggota DPR Papua. “Ke depan, masyarakat yang datang bertemu dengan anggota dewan, tinggal menunjukkan kartu identitas, kemudian diantar oleh satpam. Jadi, nanti mirip seperti di DPR RI untuk pengamanannya,” jelasnya.
Juliana Waromi mengatakan, bangunan gedung 14 lantai ini merupakan ide dari para pimpinan terdahulu, juga menjawab kondisi ruang kerja yang kurang maksimal dari jumlah anggota dewan.
“Jadi, sebelumnya anggota dewan kita berjumlah 44 orang, naik menjadi 55 orang. Kemudian, ditambah anggota dewan dari 14 kursi menjadi 69 orang, tentu ruangan tidak memenuhi syarat dan berdempet-dempetan. Untuk itu, ide pimpinan dahulu, kami berinisiatif untuk menjawab semua permasalahan itu, sehingga anggota bisa bekerja nyaman dan aspirasi atau tamu bisa dilayani secara maksimak,” ujarnya.
Dengan adanya bangunan megah seperti ini, Juliana mengharapkan hal itu dibarengi dengan peningkatan kinerja anggota dewan secara maksimal. Jika tak maksimal, tentu rakyat yang akan menilai, lantaran fasilitas lengkap. (bat)