JAYAPURA, Papuaterkini.com – Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, SS, MSi mengaku sangat bersyukur jika kabupaten yang dipimpinnya tak lagi terisolir.
Pasalnya, ruas jalan dari Sugapa, Ibukota Kabupaten Intan Jaya menuju ke Kota Enarotali, Ibukota Kabupaten Paniai sudah terhubung.
“Puji Tuhan, untuk tahun ini infrastruktur terumata jalan dan jembatan dari Intan Jaya ke Paniai sudah terhubung, baru di jalan tanah alias belum di aspal,” kata Bupati Natalis Tabuni di Timika, Jumat, 9 Agustus 2019.
Bahkan, Bupati Natalis Tabuni mengaku jika sebulan yang lalu, ia bersama rombongan naik motor dari Intan Jaya sampai ke Enarotali, Kabupaten Paniai hingga sampai ke Kabupaten Nabire.
Dengan demikian, kata Bupati Natalis Tabuni, jika ruas jalan yang menghubungkan Paniai ke Intan Jaya tersebut sudah terbuka.
Bupati Natalis mengaku optimis lantaran ruas jalan yang sama sebagian merupakan medan yang lebih berat, namun kini sudah masuk jalan trans nasional, sehingga diambil alih oleh Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Papua.
“Dengan diambilnya jalan induk yang bisa menghubungkan Paniai – Intan Jaya seperti dari Timika – Paniai, Nabire – Paniai, Paniai – Intan Jaya, Puncak Jaya dan Puncak, mempermudah Pemkab Intan Jaya untuk menghemat anggaran. Sebab, selama ini anggaran daerah digunakan untuk pembangunan jalan dan jembatan, bisa dialihkan untuk belanja pembangunan lain atau buka akses jalan kabupaten ke distrik-distrik di Intan Jaya,” paparnya.
Diakui, selama ini Pemkab Intan Jaya membangun ruas jalan itu dengan menggunakan APBD, namun setelah diambil alih oleh BBPJN, maka otomatis ruas jalan itu dibiayai oleh APBN.
Ditanya berapa anggaran yang dikeluarkan Pemkab Intan Jaya untuk membuka jalan tembus ke Enarotali itu? Bupati Natalis mengaku jika memang tergantung dari APBD setiap tahunnya. Namun, karena jalan tanah yang dibangun itu telah diambil alih BBPJN, sehingga status jalan kabupaten ke balai menjadi jalan Trans Papua.
“Saya belum hitung baik berapa banyaknya, tapi yang jelas hampir 18 kilo kami bangun, sekarang untuk peningkatan pengaspalan diambil alih oleh balai. Jadi, yang 18 kilo ini APBD. Misalnya kalau dihitung Rp 3 miliar lebih per kilometer, itu antara pembukaan piloting sampai pengerasan kemudian pemeritan sampai ke urpel atau pengerasan belum di aspal. Tapi sekarang sudah diambil alih,” paparnya.
Bupati Natalis menjelaskan, jika untuk pengaspalan di Intan Jaya, jika dihitung per kilometer biayanya Rp 8 miliar. Namun, yang diaspal baru baru di sekitar Kota Sugapa, belum sampai di jalan induk, karena medan berat dan biaya lantaran harus diangkut dari Timka dan Nabire ke Intan Jaya.
Bupati Natalis optimis jika jalan Intan Jaya ke Enarotali, Paniai itu terbuka dan diaspal, termasuk jembatannya, terbangun dengan baik maka dengan sendirinya harga barang di Intan Jaya bisa turun.
“Meski harga barang tak sama dengan Nabire dan Timika, setidaknya harga barang bisa turun dan pembangunan yang lain bisa meningkat, termasuk pertumbuhan ekonomi akan terjadi,” imbuhnya. (bat)