BURMESO, Papuaterkini.com – Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya melalui Bappeda bekerjasama dengan LPkM Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menyusun masterplan infrastruktur kawasan perkotaan Burmeso – Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya.
Selain itu, juga menyusun roadmap Infrastruktur Kabupaten Mamberamo Raya. Bahkan, kedua masterplan itu hasil akhirnya telah diseminarkan di Aula Bappeda Mamberamo Raya yang dibuka oleh Sekda Mamberamo Raya, Suwita, SSos, M.Ec.Dev, pekan kemarin.
Sekda Suwita mengatakan, sebuah kabupaten yang belum masterplan tata ruang kota, segera untuk menyelesaikannya.
“Dengan masterplan ibukota dan infrastruktur ini, tentu ada peluang perubahan di daerah ini,” kata Sekda Suwita.
Menurutnya, dengan adanya masterplan ibukota Kaso – Meso dan infrastruktur ini, tentu akan mempermudah pembangunan di Negeri Seribu Misteri Sejuta Harapan ini, termasuk infrastruktur jalan dari Sarmi maupun Waropen menuju ke Burmeso.
Hanya saja, dalam pembangunan ini, Sekda Suwita mengingatkan ada ruang yang tidak bisa dilakukan, atau membangun dengan memperhatikan lingkungan.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Mamberamo Raya, Elimas Luther Yensenem, SE menambahkan, setelah Pemkab Mamberamo Raya mempunyai RPJPD, juga mempunyai RPJMD.
“Nah, turunan dari RPJMD ini lah, kita harus ikuti dengan menyiapkan road map untuk masing-masing sektor. Tahun 2018 kita fokus di road map bidang ekonomi, tahun ini kita fokus infrastruktur dan minggu depan kita masuk ke pendidikan dan kesehatan,” katanya.
Setelah itu, lanjut Kely, sapaan akrabnya, jika sudah mempunyai dokumen makro dipersiapkan, maka turunannya harus disiapkan, salah satunya adalah masterplan infrastruktur Ibukota Mamberamo Raya yakni Kaso – Meso, sebagai turunan detail dari rencana tata ruang Kota Kaso Meso dimana kita sudah punya kajian tahun kemarin.
“Tahun ini, kita masuk ke masterplan infrastruktur perkotaan untuk jaringan jalan, telekomunikasi. Perhubungan ada tiga moda yakni laut, darat dan udara yang sudah disiapkan dimana sudah ada kapal penumpang yang sangat layak Jayapura – Kaso dan ternyata ada pertumbuhan perputaran uang yang beredar di tengah masyarakat,” katanya.
Pihaknya berharap dengan materplan infrastruktur perkotaan ini, Pemkab Mamberamo Raya punya peraturan zonasi pembangunan kawasanan ke depan, baik perkantoran, jalan, permukiman dan sampah serta lainnya.
“Nantinya, kita akan perkuat ini dengan regulasi berupa peraturan bupati. Kalau ini sudah jalan baik, teman-teman dari perhubungan sudah berkomunikasi dengan pusat untuk percepat pembangunan bandara dan pelabuhan. Teman dari PU siapkan amdal dan visibilitasi study untuk jembatan Kaso – Meso,” jelasnya.
Kely menambahkan, jika penyusunan masterplan infrastruktur perkotaan ini, bekerjasama dengan LKPM UMI Makassar.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Mamberamo Raya, Benny Imbiri mengapresiasi dan mendukung penyusunan masterplan infrastruktur kota Kaso – Meso ini, terutama dari sisi transportasi.
“Dari sisi transportasi, sebenarnya kami sudah mulai dan kami bersyukur karena ini menjadi cita-cita kita, kebangkitan ekonomi dimulai dari aksesibilitas. Kalau kita tidak mulai segera, maka jangan bermimpi akan terwujud kota modern, maju, aman dan nyaman, dimana masyarakat juga bisa menikmati kehidupan yang layak,” katanya.
Untuk itu, imbuh Benny Imbiri, dengan adanya masterplan itu, akan menjadi wahana untuk disosialisasikan kepada masyarakat agar ke depan tidak terganggu.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Mamberamo Raya mengatakan jika sebagai OPD teknis, tentu siap untuk action sesuai dengan masterpan dan rencana detail tata ruang kota ke depan.
“Kami bidang jalan dan jembatan akan melihat secara detail infrastruktur yang ada di daerah ini, harapan terbangun infrastruktur yang baik, kota ini akan maju ke depan lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Tim Penyusunan Masterplan Infrastruktur LKPM UMI Makassar, Rizal mengakui, jika pihaknya melakukan survey terlebih dahulu sebelum menentukan desain masterplan infrastruktur ibukota Kaso – Meso.
“Dalam survey ini, kita bukan sekedar mengamati saja, tapi kita berusaha merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Tentunya dari apa yang kita rasakan, kita coba buat sedikit catatan dan kita coba buat teori seperti apa sebuah kota di tepi sungai dan dari pendekatan itu kita buat sebuah konsep sehingga lahirlah gagasan itu,” katanya.
Untuk itu, pihaknya mengekspos gagasan itu bersama-sama yang diharapkan ada umpan balik dari masyarakat agar lebih baik agar Kaso – Meso lebih baik.
Tentu, antara Kaso dengan Meso berbeda penanganannya yang saat ini dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Mamberamo Raya.
“Kami mencoba meramu itu, sehingga ada konsep yang kami paparkan dalam seminar akhir ini,” imbuhnya. (bat)