Ditengah Pandemi Covid-19, Komisi II DPR Papua Bersama Mitra Pantau Ketersediaan Bapok

Anggota Komisi II DPR Papua, Mustakim HR didampingi anggota Komisi II, Petrus Magai bersama sejumlah mitra Komisi II saat memantau stok beras di Gudang Bulog Santarosa Jayapura, Jumat, 27 Maret 2020.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Guna memastikan dan menjaga ketahanan Pangan  ditengah penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19 yang saat ini sudah masuk di Tanah Papua, Komisi II DPR Papua bersama mitra melakukan sidak.

Sidak dipimpin Ketua Komisi II DPR Papua, Mega MF Nikijuluw, SH didampingi Anggota Komisi II DPR Papua, Mustakim HR dan Petrus Magai bersama Kepala Kanwil Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Sopran Kenedi, Kadis Perindagkop Provinsi Papua, Omah Laduani, Ketua Satgas Pangan Daerah Provinsi Papua, Ricko Taruna dan Manager Komunikasi dan CSR Pertamina, Edi Mangun melakukan pemantauan ketersediaan stok beras ke Gudang Beras Dolog yang ada di Jalan Santarosa, Argapura, Kota Jayapura, Jumat (27/3/2020.

Dari hasil pantauan itu, diketahui ketersediaan stok beras yang dikuasai oleh Perum Bulog Papua dan Papua Barat  yang ada di gudang beras Dolog Santarosa Jayapura, dipastikan aman hingga 4 bulan ke depan.

Kepala Kanwil Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Sopran Kenedi mengungkapkan, Bulog Papua mempunyai persediaan beras kurang lebih 34 ribu ton, untuk wilayah Papua maupun Papua Barat. Sedangkan, untuk wilayah Papua, Bulog memiliki stok sekitar 26.400 ton.

“Kalau kita lihat penyaluran rutin kita selama ini dikisaran 6000-10.000 ton, maka stok yang dikuasai Bulog saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 4 bulan ke depan. Tapi secara simultan Bulog akan terus melakukan penambahan stok,” kata Kepala Kanwil Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Sopran Kenedi.

“Kita juga sudah ada stok-stok tambahan dari Merauke, dari Sulawesi Selatan, maupun dari Jawa Timur yang akan menjadi baper stok kita di sini untuk keperluan CBP, keperluan bantuan pangan non tunai, keperluan ASN dan keperluan lain. Paling tidak menyediakan persediaan bahan pokok secara cukup, juga untuk menstabilkan harga,” ujarnya.

Namun, diakui, untuk beberapa komoditi memang stoknya sudah tidak ada di Bulog diantaranya adalah gula. Karena sejak November 2019 lalu, gula sudah mulai menipis, tapi pihaknya tetap mengajukan pada Perum Bulog pusat.

“Untuk saat ini Perum Bulog Pusat sudah mendapatkan penugasan  sebanyak 29.750 ton gula mentah yang akan diolah di pabrik gula Bulog di Blora. Nah, ini yang akan didistribusikan ke daerah-daerah termasuk di Papua maupun di Papua Barat,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya pun telah mengajukan juga untuk kebutuhan gula dalam menghadapi  pendemik Covid-19 maupun dan kebutuhan hari besar keagamaan.

“Itu kita rencanakan akan ada tambahan dalam bulan April 2020 kurang lebih 5.000 ton. Alokasinya nanti 3.000 ton untuk wilayah Papua dan yang 2000 ton untuk wilayah Papua Barat. Ini secara terus menerus Bulog melalui pemerintah dan melalui Kemendag juga akan mensuplai kebutuhan-kebutuhan gula. Baik dari panen dalam negeri maupun dari impor seperti gula kristal putih,” paparnya.

Sementara untuk komoditi lain, seperti minyak goreng dan Tepung Terigu pihaknya juga sudah ajukan tambahan.

“Jadi, dalam waktu dekat akan masuk sebanyak 60.000 liter minyak goreng dan Tepung Terigu kurang lebih 30 ton untuk suplai ke rumah pangan kita dan ke toko-toko maupun ke outlet ditribusi Bulog lain,” imbuhnya.

Dari hasil pantauan itu, Anggota Komisi II DPR Papua, Mustakim HR  menyimpulkan bahwa seluruh masyarakat Papua tidak perlu khawatir, apalagi panik menghadapi kondisi yang ada saat ini.

Menurut Politisi Partai Demokrat itu, dalam menghadapi situasi seperti ini jangan panik atau takut akan kehabisan ketahanan pangan. Sebab, bahan pangan kita baik beras maupun ketahanan pangan lainnya masih tercukupi hingga 4 bulan ke depan.

“Kita tadi telah mendengar sendiri pejelasan dari Perum Bulog, bahwa kebutuhan pangan kita sangat tercukupi. Oleh karena itu kami minta kepada semua masyarakat yang ada di Papua jangan panik dalam kondisi seperti ini terhadap bahan pangan. Karena kebutuhan bahan pangan kita masih cukup. Apalagi beras  untuk 4 bulan kedepan stoknya masih sangat cukup. Jadi masyarakat tidak perlu melakukan aksi memborong bahan pangan,” pesannya.

Sebab, lanjut Mustakim, ketika masyarakat melakukan aksi memborong bahan makanan, itu dapat memicu kenaikan harga ditingkat pengecer.

“Saya sarankan kepada distributor di Papua ini, mari kita jaga Papua ini agar tetap aman dan terkendali walaupun kondisi kita saat ini memang sedang dalam memprihatinkan akibat mewabahnya Covid-19 ini. Karena kejadian ini bukan hanya di Papua saja, tapi juga di daerah-daerah lain, bahkan di dunia,” ujar Mustakim.

Bahkan, legislator Papua ini mengajak seluruh masyarakat yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kondisi ini dengan tidak menaikkan harga barang atau harga bahan pangan dengan seenaknya.

Kemudian ditingkat pengecer, pihaknya juga meminta untuk tidak mengambil kesempatan dalam kondisi yang ada saat ini dengan memainkan harga barang.

“Jual barang dengan harga biasa dan sewajarnya saja karena kita perduli terhadap masyarakat kita. Sebab kalau saat ini menjual barang dengan harga yang tidak normal pasti tim satgas juga akan bertindak. Dan itu akan kami tindak secara hukum,” tandas Mustakim.

Terlebih lagi, imbuh Mustakim, jangan sampai memicu masyarakat untuk bertindak yang tidak diinginkan semua, lantaran harga barang dinilai masyarakat tidak wajar.

“Jangan kita ciptakan situasi dan kondisi  yang tidak kita inginkan lagi. Mari kita tanggapi kondisi ini secara bijaksana dan saling memahami. Tidak perlu memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga barang,” pungkasnya. (tia/bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *