Edo Kaize: Fokus Urus Covid-19, Jangan Sembako yang Diutamakan

Edoardus Kaize
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com  – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Papua Edoardus Kaize mengingatkan pemerintah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk lebih fokus menangani wabah virus corona. Ketimbang belanja sembilan bahan pokok (Sembako) yang menghabiskan anggaran besar

“Ini kan wabah penyakit. Jadi penyakitnya yang harus diurus. Fokus urus penyakitnya (virus Corona). Jangan kita cepat-cepat urus sembako. Miliaran rupiah kasih habis untuk beli sembako. Ini salah,” kata Edoardus Kaize, Rabu (13/5).

Sebagai contoh, kata Edo Kaize, sapaan akrab politisi PDI Perjuangan Papua ini, jika ada rumah sakit kekurangan alat kesehatan itu yang harus menjadi prioritas utama. Bukan ke sembako.

“Pemerintah atau tim yang dibentuk harus tahu pasien covid-19 dirawat di rumah sakit mana? Ada berapa jumlah pasien? Alkes yang dibutuhkan berapa?,” katanya.

Edo Kaize pun mengingatkan, pemerintah untuk membelanjakan alkes sesuai dengan kebutuhan

“Contohnya pasien 10 orang kita belanja alat 1000 terus yang 990 mau kita apakan?. Tidak boleh over. Kalau Covid-19 selesai ini barang-barang mau diapakan? Jadi, kita harus belanja sesuai kebutuhan. Tidak bisa asal belanja,” tandasnya.

Edo Kaize menambahkan, untuk daerah yang belum terdampak virus Corona, pemerintah tidak usah mengirim alkes dalam jumlah berlebihan.

“Tidak bisa sembarang kita hambur APD. Yang tidak terdampak tidak usah kirim APD yang berlebihan. Secukupnya saja untuk menjaga,” ujarnya.

Secara khusus, Edo Kaize juga mengingatkan Gugus Tugas Covid-19 untuk melakukan penanganan secara serius pandemi Covid-19, dengan memiliki target yang jelas untuk menuntaskannya.

“Cara penanganannya harus jelas. Misalnya yang positif yang sudah dirawat itu harus jelas langkah-langkah penanganan Covid-19 berat, sedang dan ringan,” katanya.

Selain itu, ujar Edo Kaize, Orang Dalam Pemantauan (ODP) diberikan perhatian secara serius, harus dikarantina, bukan justru dibiarkan berkeliaran. Tetapi harus dipantau dan diawasi dengan maksimal.

“Dikarantina supaya dapat dipantau. Karena ODP ini bisa saja jadi postif Covid-19 dan segera dilakukan rapid test maupun swab. Dikarantina dan tidak boleh kemana-mana selama 14 hari, hingga dinyatakan negatif baru diperbolehkan pulang,” tandasnya.

Ia menyarankan agar ODP tidak lagi melakukan karantina mandiri, sebab tidak ada jaminan mereka bisa melakukan karantina mandiri, tetapi bisa saja mereka berkeliaran dan berinteraksi dengan orang lain. Jika ternyata ia positif, tentu akan bisa menulari ke orang lain.

“Hanya orang tertentu saja bisa melakukan karantina mandiri, tapi yang lain masuk karantina dan dipantau terus perkembangannya. Soal tempat karantina ini, kan banyak anggaran bisa digunakan untuk melakukan karantina termasuk menyiapkan tempatnya, tidak ada alasan untuk anggarannya. Khan banyak di Jayapura tempat untuk karantina bagi ODP, lalu dibuatkan program penanganannya,” jelasnya.

Edo Kaize mengapresiasi Gugus Tugas Covid-19 termasuk paramedis dan dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di provinsi, kabupaten/kota di Papua. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *