Positif Covid-19 Meningkat, DPR Papua Sarankan Lockdown Total

Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Meningkatnya warga Papua yang positif terpapar virus Corona atau Covid-19, membuat Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda, SH, MH menyarankan untuk memberlakukan lockdown total.

“Trending Covid-19 hari ini, tidak menurun. Tapi naik terus di Papua. Bahkan, sudah mencapai 200 lebih yang positif. Saya sudah sampaikan, harus lockdown total baru ada solusi,” tegas Yunus Wonda disela-sela penyerahan bantuan bama di Kampung Puay, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Jumat, 1 Mei 2020.

Menurutnya, selama tidak diberlakukan lockdown total, tapi hanya pembatasan waktu aktivitas masyarakat, maka tidak akan mempengaruhi penyebaran Covid-19.

“Harus lockdown total. Dua daerah yakni Kabupaten dan Kota Jayapura sebagai sentral Provinsi Papua, harus lockdown total. Butuh dua minggu saja, kita hentikan seluruh aktivitas, tidak ada satupun manusia jalan dijalan raya. Itu pasti kita bisa menekan Covid-19, kan itu bukan angka kematian, tapi angka positif. Kita bisa menekan itu dengan lockdown total,” katanya.

Namun, lanjut politisi Partai Demokrat Papua ini, jika hanya pemberlakuan pembatasan aktivitas warga saja, tidak akan pernah berhenti, karena angka positif Covid-19 akan terus meningkat, bahkan bisa mencapai 400 orang.

Untuk itu, Yunus Wonda berharap Wali Kota bersama pemerintah Kabupaten Jayapura bersama DPR Papua dengan Wakil Gubernur Papua dan Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk duduk bersama membicarakan masalah lockdown total bagi dua daerah yakni Kota dan Kabupaten Jayapura, termasuk Kabupaten Mimika yang tinggi angka positif Covid-19.

“Nah, untuk Kota dan Kabupaten Jayapura menjadi sentralnya untuk daerah lain. Sekarang kita lihat trend orang yang positif terpapar Covid-19 di Timika terus meningkat, termasuk Kota dan Kabupaten Jayapura. Nah, ini harus ditekan dan dihilangkan dengan cara lockdown total,” katanya.

Apalagi, kata Yunus Wonda, dalam pemberlakuan pembatasan sosial di Provinsi Papua itu, hanya sampai 6 Mei 2020, nantinya bisa dilihat angka positif Covid-19.

“Nanti dilihat, apakah naik atau tetap. Nanti diperpanjang lagi 2 minggu, itu akan tetap sama selama ada aktivitas. Harus lockdown total, itu baru bisa. Kalau tidak, tidak akan pernah menekan penyebaran Covid-19 atau tidak efektif pemberlakuan sosial distance atau pembatasan aktivitas. Hanya muzijat Tuhan saja semua akan hilang,” ujarnya.

Bahkan, Yunus menilai pemberlakukan pembatasan aktivitas tidak efektif dalam menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Papua.

“Logikanya, bukan setelah jam 14.00 WIT Corona jalan. Tidak ada itu. Bukan setelah jam 18.00 WIT, Corona jalan. Itu tidak ada. Corona itu dari pagi sampai pagi, tidak dibatasi oleh waktu,” tandasnya.

Yunus berharap menghadapi pandemi Covid-19, semua kepala daerah harus menghilangkan ego, tetapi bersatu lantaran hal ini masalah keselamatan umat manusia.

“Tidak boleh ada ego wilayah. Itu harus dihilangkan. Ini persoalan juara, karena pada akhirnya kita akan tahu juaranya kelihatan bahwa korban berapa? Tapi, saran kami kalau bisa kita lakukan lockdown total, untuk 14 hari saja, saya pikir masyarakat tidak akan mati kelaparan,” tandasnya lagi.

Soal kebutuhan masyarakat terutama bahan makanan, imbuh Yunus Wonda, tentu bisa gotong royong antara pemerintah kabupaten dan kota bersama dengan Pemprov Papua.

“Itu kan bisa dibicarakan. Misalnya daerah berapa distrik, kabupaten siapkan berapa dan provinsi berapa? Saya yakin ini bisa diatasi. Karena rakyat selama ini tidak ketergantungan, baik masyarakat di pinggir kota maupun pendalaman. Tapi, hanya di kota saja yang punya kebutuhan berlebih. Apalagi, stok bapok bertahan 4 bulan ke depan,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *