Komisi IV DPR Papua Dukung Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Wamena

Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE saat memimpin rapat dengan Dinas ESDM dan PT Freeport Indonesia di Swiss-Belhotel Papua.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE mengungkapkan jika pabrik semen akan dibangun di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Hal itu diungkapkan Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim usai melakukan pertemuan dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua dan Perwakilan PT Freeport Indonesia di Jayapura, berlangsung di Swiss-Belhotel Papua, Kota Jayapura, Rabu, 16 Juni 2020.

Hanya saja, Beatrix Monim belum mau menyebutkan investor mana yang akan masuk membangun pabrik semen di Wamena, Kabupaten Jayawijaya tersebut, apakah BUMN atau swasta.

“Terkait pabrik semen itu, memang ada rencana dan sebenarnya baru dilaporkan waktu lalu dan terhenti. Tadi, kepala Dinas ESDM Papua melaporkan dan kami merespon sangat positif rencana pembangunan pabrik semen itu,” kata Beatrix Monim.

Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, pembangunan pabrik semen di Wamena itu tentu sangat positif, lantaran dapat menekan biaya infrastruktur yang sangat tinggi di Pegunungan Tengah Papua baik wilayah Laapago dan Meepago.

“Ya, tentu kami akan mendukung jika memang akan dibangun pabrik semen di sana. Karena di sana ada bahan baku dan bisa untuk dibangun. Ini akan dilakukan lagi,” ujarnya.

Pembangunan pabrik semen itu, lanjut Beatrix Monim, tentu juga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama dalam penyerapan tenaga kerja maupun bagi pemerintah daerah yakni penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Tentunya kami mendukung pembangunan pabrik semen itu,” ujarnya.

Hanya saja, Beatrix Monim mengingatkan bahwa pembangunan pabrik semen di Wamena itu, harus memperhatikan amdal, sehingga masyarakat setempat tidak dirugikan dengan pembangunan pabrik semen itu.

“Selain itu, penyerapan tenaga kerja. Ini semua harus dibuat dalam satu regulasi sehingga dapat menekan angka pengangguran di Papua, kami meminta seluruh tenaga kerja berasal dari Tanah Papua, memprioritaskan orang asli Papua,” tandasnya.

Hanya saja, imbuh Beatrix Monim, untuk tenaga kerja terkait hal-hal yang teknis, memang Papua belum punya, tetapi tenaga kerja yang lain tentunya banyak anak-anak Papua yang bisa mengisinya, tanpa mendatangkan tenaga kerja dari luar Papua. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *