JAYAPURA, Papuaterkini.com – Komisi IV DPR Papua meminta kepada PT Freeport Indonesia dapat membantu alat kesehatan terutama untuk test PCR (Polymerase Chain Reaction) dalam penanggulangan dan pencegahan virus Corona atau Covid-19 di Papua.
“Kami meminta terkait dengan tanggungjawab sosial PT Freeport Indonesia terhadap Pemprov Papua. Kami meminta agar PT Freeport dapat memberikan bantuan alat PCR atau SWAB kepada pemerintah, khususnya kepada kabupaten/kota di Papua,” kata Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE usai memimpin rapat bersama mitra PT Freeport Indonesia dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua di Swiss-Belhotel Papua, Kota Jayapura, baru-baru ini.
Bahkan, Komisi IV DPR Papua berharap PT Freeport memberikan bantuan alat untuk PCR kepada kabupaten yang berada di sekitar kawasan PT Freeport.
“Tetapi, sewajarnya kami meminta PT Freeport untuk membantu semua kabupaten di Provinsi Papua. Kami minta juga PT Freeport dapat memberikan bantuan alat deteksi dini seperti rapid test di setiap bandara dan pelabuhan yang menjadi pintu masuk di Provinsi Papua, termasuk di kabupaten/kota,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Beatrix Monim, atas permintaan bantuan untuk alat PCR itu, ditanggapi positif oleh Kepala Perwakilan PT Freeport Indonesia di Jayapura, Sony Warobay.
“Mereka akan melaporkan secara langsung kepada Presiden Direktur PT Freeport Indonesia,” katanya.
Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, jika dalam pertemuan bersama PT Freeport itu, membahas tentang penanganan dan pencegahan Covid-19 di area PT Freeport Indonesia, dimana diketahui di Kabupaten Mimika memiliki kasus positif Covid-19 cukup tinggi dan karyawan PT Freeport cukup banyak yang terpapar.
Apalagi, dalam laporannya, penyampaian mereka penanganan sudah dilakukan oleh PT Freeport sehingga bisa menekan tingkat penyebaran. Dari 177 kasus positif Covid-19, terdapat 121 pasien sembuh dengan dilakukan dua kali pengetesan PCR atua SWAB.
“Itu kami menganggap PT Freeport benar-benar ada upaya penanganan yang baik dalam menangani kasus penyebaran Covid-19,” tandasnya.
Terkait adanya karyawan PT Freeport yang terpapar Covid-19, Beatriz Monim mengungkapkan, mereka telah menerapkan protokol kesehatan sehingga produksi mereka tidak terganggu dan mereka tetap berproduksi, karena terkait dengan maintenance atau pengelolaan tambang PT Freeport.
“Tentu kita tahu bahwa tidak mungkin langsung memberhentikan pekerja tetapi mereka tetap bekerja untuk kelangsungan perusahaan dan terkait kelangsungan dari PT Freeport itu sendiri. Tetapi, yang terpenting, jika satu hari tidak dijalankan, maka maintenance itu justru akan berpengaruh lebih besar terhadap keberlangsungan perusahaan dan akan berdampak kepada karyawan,” jelasnya.
Bahkan, dalam pertemuan itu, Freeport menyampaikan tidak merumahkan karyawan selama pandemi Covid-19. Namun, imbuh Beatrix Monim, yang menjadi catatan penting terutama bagi karyawan usia diatas lanjut dan karyawan dengan memiliki resiko lebih tinggi terhadap Covid-19 diberikan kebebasan untuk memilih tetap bekerja atau tidak, namun tidak ada PHK karyawan. (bat)