Banyak Paramedis RSUD Jayapura Terpapar Covid-19, DPR Papua: Perlu Evaluasi

Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE berbincang dengan Wakil Ketua III DPR Papua, Yulianus Rumbairussy, SSos, MM dan Anggota DPR Papua, Kristhina RI Luluporo dalam suatu kesempatan.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Sebanyak 84 paramedis RSUD Jayapura terpapar virus Corona atau Covid-19, tampaknya menjadi perhatian sangat serius Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE.

“Saya sangat prehatin atas terjadinya masalah ini. Kita punya tenaga medis yang menjadi pertahanan terakhir dari Covid-19, ini harus kuat, namun hari ini sudah mulai jebol. Ini harus kita lihat dengan baik,” kata Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, akhir pekan kemarin.

Justru Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw mempertanyakan kenapa banyak tenaga medis di RSUD Jayapura terpapar Covid-19.

“Kenapa bisa begitu banyak. Apakah ada system penanganan yang salah? Atau managemen yang salah? Apakah pasien datang langsung ditangani tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) atau ruangan yang tidak tepat. Bisa saja ruangan itu tidak ada sirkulasi udara yang baik,” ujarnya.

Soal adanya pasien yang datang tidak jujur ketika kontak dengan orang yang terpapar Covid-19 atau datang dari daerah merah, Jhony Banua Rouw mengatakan, hal ini harus menjadi perhatian serius.

“Pasien boleh tidak jujur. Tapi ada protap yang harus disiapkan, supaya kalau ada pasien yang tidak jujur, kita juga harus menjaga tenaga medis dengan baik, apakah ada ruangan khusus dulu kita periksa dulu,” jelasnya.

Hanya saja, terkait dengan hal itu, Jhony Banua Rouw menilai ada yang sangat tidak professional. “Kita mengerti begitu banyak orang yang mau melakukan pemeriksaan. Hari ini kita kehabisan, kehabisan reagen. Masak kita tidak bisa membeli reagen dalam jumlah banyak?,” tandasnya.

Padahal, ungkap Jhony Banua Rouw, Pemprov Papua menyiapkan anggaran Rp 1,080 triliun untuk membiayai pencegahan dan penanggulangan Covid-19 dan ada Rp 70 miliar yang disiapkan untuk kesehatan.

“Kok beli reagen saja susah. Padahal reagen ini menjadi kebutuhan mendesak hari ini. Kalau alasannya adalah reagen terbatas, karena disiapkan oleh pusat, kenapa kita tidak beli alat yang reagennya mudah didapat, atau kenapa tidak pakai alat PCR atua Swab yang buatan Indonesia sehingga reagen bisa mudah didapatkan. Saya pikir ini ada system yang tidak benar,” ujarnya.

“Sayang sekali tenaga medis yang kita punya pertahanan terakhir kita ini menjadi jebol. Angkanya tidak sedikit, 84 orang. Nah, ini mengganggu pelayanan masyarakat kita di RSUD Jayapura,” sambungnya.

Politisi Partai Nasdem ini juga mempertanyakan kenapa hanya RSUD Jayapura yang banyak tenaga medis terpapar Covid-19, padahal rumah sakit lain juga melayani pasien Covid-19.

“Kalau begitu kan artinya apa managemennya yang salah, system pengenalan pertama yang salah, apa protapnya yang salah. Padahal masyarakat maupun yang sakit banyak yang datang ke rumah sakit lain,” ujarnya.

Untuk itu, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw meminta agar managemen RSUD Jayapura untuk melakukan evaluasi bagaimana managemen mengatur masuknya sampai dengan penyiapan APD dan lain sebagainya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *