Dua SMA di Kota Sarmi Kuwalahan Terima Siswa Baru, Terpaksa Buka Tenda

Wakil Ketua II DPR Papua, Edoardus Kaize, SS.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Ibukota Kabupaten Sarmi, Papua, kuwalahan menerima siswa baru tahun ajaran 2020/2021.

Hal itu lantaran adanya lulusan dari 14 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sarmi, sehingga kedua sekolah di Kota Sarmi itu, tidak mampu menampungnya dalam tahun ajaran baru ini.

Bahkan, terpaksa kedua sekolah ini, kini menambah 4 – 5 ruang kelas baru, termasuk membuka tenda-tenda untuk ruang kelas baru tersebut.

“Ada dua SMA di Kota Sarmi, yakni SMA YPK dan SMA Negeri 1 tahun ini siswanya membludak, karena ada 14 SMP yang output atau lulusannya, tidak mampu ditampung oleh dua SMA di ibukota Sarmi,” ungkap Wakil Ketua II DPR Papua, Edoardus Kaize, SS saat melakukan kunjungan kerja di kedua sekolah di Kota Sarmi itu, beberapa hari lalu.

Diakui, meski ada SMA dan SMK di luar Ibukota Sarmi, namun orang tua lebih condong mendaftarkan anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan  di SMA Negeri 1 Sarmi dan SMA YPK Sarmi.

Akibatnya, membuat kedua SMA di Kota Sarmi, sangat kuwalahan lantaran over kapasitas dan tidak mampu menerima murid baru dalam jumlah yang banyak, padahal mereka hanya memiliki kuota penerimaan siswa baru terbatas.

“Jadi, kemarin dari kapasitas  dari SMA YPK Sarmi dia punya kuota dia terima 90 siswa baru, ternyata yang mendaftar 300 siswa lebih. Begitu SMA Negeri 1 Sarmi mempunyai kuota 202 siswa baru, namun yang mendaftar 300 siswa lebih,” kata Edo Kaize, sapaan akrabnya.

Akhirnya, lanjut Politisi PDI Perjuangan ini, SMA YPK dan SMA Negeri 1 Sarmi membuka kelas tambahan. 

Untuk itu, Edo Kaize mendesak Dinas Pendidikan Provinsi Papua untuk segera membantu SMA Negeri 1 dan SMA YPK Sarmi, yang berada di ibu kota Kabupaten Sarmi tersebut.

“Ini perlu jadi perhatian serius Dinas Pendidikan Papua, sambil melihat SMA/SMK yang ada di luar Kota Sarmi yang sudah tidak aktif, mungkin harus dipikirkan apakah ditarik atau diganti nama menjadi SMA atau dikembangkan jadi asrama, karena jauh dari Sarmi ke tempat sekolah itu, misalnya di Takar, Bonggo dan lainnya,” ujarnya.

Edo Kaize mengatakan, memang masalah pendidikan di Kabupaten Sarmi sangat membutuhkan bantuan dari Provinsi Papua.

Ditanya solusinya, Edo Kaize mengatakan, jika perlu memang solusinya adalah perlu penambahan ruang kelas  pada kedua sekolah itu, misalnya di SMA YPK Sarmi membutuhkan 4 ruang kelas tambahan, SMA Negeri 1 Sarmi membutuhkan tambahan 4 – 5 ruang kelas.

“Tapi, lebih dari itu  perlu ada sekolah baru, SMA atau SMK di Kota Sarmi, yang bisa menjadi alternative dari lulusan dari 14 SMP yang ada di Sarmi,” tandasnya.

Sebab, kata Edo Kaize, kedua sekolah itu tidak bisa menampung semua, sehingga SMA YPK Sarmi dalam minggu ke depan ini, akan membuat tenda untuk ruang  kelas tambahan untuk bisa menampung siswa baru.

“Ya, mereka akan buka tenda untuk ruang kelas tambahan, karena orang tua siswa mengamuk, kenapa anaknya tidak bisa sekolah di tempat itu,” katanya.

Ditambahkan, Pemkab Sarmi sendiri memang ada perhatian, namun untuk SMA/SMK ini, sekarnag sudang menjadi kewenangan dan tanggungjawab Dinas Pendidikan Provinsi Papua.

“Memang Dinas Pendidikan Provinsi Papua perlu proaktif menanggapi hal ini. Dari hasil kunjungan kerja ini, itu sudah ada datanya, nanti kita akan serahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Papua,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *