Las Nirigi: Proses Hukum Pelaku Penembakan Dua Warga Nduga

Anggota Komisi I DPR Papua, Las Narigi.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Adanya kabar penembakan terhadap dua warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 18 Juli 2020, sangat disayangkan oleh Las Narigi, Anggota DPR Papua Daerah Pemilihan VI Papua meliputi Kabupaten Nduga, Lanny Jaya, Jayawijaya dan Mamberamo Tengah.

 “Saya dengar isu adanya dua warga Nduga, warga sipil murni. Mereka masyarakat awam yang tidak mengerti apa-apa. Sebagai wakil rakyat dari Kabupaten Nduga, tentu saya tidak terima dengan kejadian yang dialami dua warga Nduga ini,” tegas Las Narigi di Jayapura, Senin, 20 Juli 2020.

Las Narigi menilai bahwa penembakan terhadap kedua warga sipil Nduga itu, tidak berperikemanusiaan. Apalagi, keduanya yang diketahui bernama Elias Karunggu bersama anaknya Selu Karunggu merupakan pengungsi yang ingin kembali ke Nduga.  

Mestinya, lanjut Las Narigi, aparat yang bertugas harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk membedakan mana warga sipil dengan anggota KKB.

“Ya, mestinya dilihat dulu. Memang kami belum mendapatkan kronologis jelasnya, namun kami merasa hal itu tidak baik, sehingga saya tidak terima,” tandas Las Narigi.

Anggota Komisi I DPR Papua ini mendesak agar kasus itu diusut tuntas terhadap oknum anggota TNI yang diduga melakukan penembakan terhadap kedua warga sipil itu.

“Itu harus diusut tuntas siapa pelakunya dan harus diproses hukum,” tegasnya.

Las Narigi yang juga Anggota Pansus Kemanusiaan DPR Papua ini, menambahkan jika kasus seperti ini agar ke depan tidak terulang lagi. Apalagi, sejak tahun 2018 sejak adanya pengungsian, ada beberapa kasus pembunuhan dialami warga sipil di Nduga, mesti sebagian TPN-OPM.

“Kami tidak terima, karena penembakan ini dialami oleh warga sipil murni. Bukan TPN-OPM,”  ujarnya.

Menurut informasi yang diterimanya, kedua warga sipil yang ditembak itu, berencana untuk kembali ke tempat tinggal, namun akan kembali untuk menjemput orang tuanya diatas.

 “Anak yang tertembak itu kan tukang sensor kayu. Bapaknya ikut anak itu, tapi dapat tembak. Mereka tunjukkan bahwa mereka tukang sensor kayu untuk siapkan rumah, mau panggil istri dan anak, tapi tapi langsung ditarik dari tengah masyarakat. Itu saya tidak terima dengan hal ini,” jelasnya.

Mestinya, imbuh Las Narigi, sebagai aparat keamanan, tentu bertugas untuk melindungi rakyat kecil, bukan justru melakukan penembakan dan akhirnya membunuh mereka.

Sementara itu, Wakil Ketua Pansus Kemanusiaan DPR Papua, Namantus Gwijangge mengaku masih menunggu hasil rapat Pemkab Nduga bersama Forkompinda serta para tokoh-tokoh masyarakat di Nduga.

“Kami masih menunggu hasil rapat bersama Forkompinda itu, baru kami bisa mengambil sikap,” imbuh Namantus Gwijangge. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *