Ansor Kota Jayapura Tabur Bunga di Makam Marthen Indey

banner 120x600
banner 468x60


JAYAPURA, Papuaterkini.com – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 ini, menjadi momen penting dalam memaknai dan menghargai jasa pahlawan yang sudah berjuang memperebutkan kemerdekaan ini.

Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Jayapura melakukan ziarah dan tabur bunga di makam Pahlawan Nasional asal Papua, Mayor Tituler, Marthen Indey yang berada di Kampung Sabron Sari Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, 17 Agustus 2020.

Ansor dengan Bansernya bersama sejumlah komponen ormas lainnya melakukan konvoi sepeda motor dengan membawa bendera merah putih.

Ketua Cabang GP Ansor Kota Jayapura Ahmad Muhazir mengatakan bahwa konvoi kebangsaan dan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia.

“Perjuangan kita saat ini bukan angkat senjata tetapi menghargai jasa pahlawan, menjaga NKRI dari setiap gangguan serta cinta tanah air sebagai bentuk mengisi kemerdekaan,” kata Muhazir.

Merefleksi kembali sejarah bahwa Marthen Indey putra kelahiran Doromena, Tanah Merah pada Maret 1912, yang menamatkan sekolah rakyat selama lima tahun kemudian melanjutkan pendidikan polisi di Sukabumi pada 1934. Diangkat sebagai polisi dengan pangkat pertama yakni Agen Polisi Kelas II.

GP Ansor Kota Jayapura bersama Banser dan ormas melakukan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional, Marthen Indey.

Pada Oktober 1939, Marthen Indey menerima anugerah Bintang Jasa Trouw En Verdienste dari pemerintah Belanda.
Pada masa perang dunia kedua, Marthen Indey diberangkatkan ke Australia oleh tentara sekutu dengan pangkat kopral untuk berlatih para atau terjun payung untuk mempersiapkan diri melawan tentara Jepang di Kota baru irian jaya.

Kemudian pada 1944 menyandang pangkat Sersan II oleh sekutu, Marthen diberikan kepercayaan membentuk batalion di Kotanica.


Pada masa perjuangan, Marthen Indey terketuk hatinya serta timbul rasa simpatik sebagai putra bangsa untuk berjuang melawan penjajah.

Disinilah dirinya mulai mengorganisir pergerakan bawah tanah dengan melakukan kegiatan organisasi kemerdekaan Republik Indonesia di Irian Barat. Meskipun akhirnya gerakan yang dia pimpin tercium penjajah hingga mengakibatkan dirinya ditangkap dan diasingakan di tempat jauh.

Hingga pada tahun 1946, Marthen Indey bersama 11 temannya dari berbagai daerah mengadakan rapat kilat dengan mengambil keputusan menghadap Residen Kolonial Belanda, Van Eeckhoud dan menggelar protes sekeras-kerasnya atas maksud pemerintah Belanda yang ingin memisahkan Iran Barat dari wilayah Republik Indonesia.

“Marthen Indey merupakan pahlawan naional pejuang pembebasan Irian Barat kedalam pangkuan NKRI, saat itu dirinya sebagai polisi belanda dan bertugas sebagai spionase atau intelegen sekutu. Marthen juga sering menjenguk dan membantu Soekarno saat berada di tahanan Boven Digoel bahkan hingga ke Banda Naira,” ujar Nicodimus, salah satu cucu dari Marthen Indey.


Nico berharap agar pemerintah pusat maupun daerah menaruh kepedulian dan memperhatikan keluarga para pahlawan nasional yang masih hidup. (ab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *