Namantus: Masih Ada Tenaga Medis Belum Terima Insentif Tambahan

Anggota Komisi V DPR Papua, Namantus Gwijangge.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Anggota Komisi V DPR Papua, Namantus Gwijangge mengungkapkan bahwa masih banyak permasalahan yang ditemukan dalam penanganan virus Corona atau Covid-19 di Papua.

Salah satunya, keluhan masih adanya tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 yang belum mendapatkan haknya, yakni insentif tambahan.

“Jadi, ada catatan saya dalam reses, ada tenaga medis atau tenaga kesehatan di Litbangkes, yang terpaksa melakukan aksi sebagai bentuk protes, karena mereka belum dibayar hak insentif mereka, padahal yang lain sudah dibayar,” ungkap Namantus Gwijangge usai melakukan reses, Rabu, 12 Agustus 2020.

Selain itu, kata Namantus, ada kesan bahwa kegiatan penanganan Covid-19  ada yang berjalan, karena memang benar-benar terdampak, sehingga membutuhkan biaya. Namun, ada daerah yang masuk zona hijau, namun menganggarkan uang besar-besaran.

“Hampir puluhan miliar habis, itu uang dikemanakan? Nah, ini jangan sampai ada anggapan bahwa Covid-19 ini, ada kesempatan untuk mencuri. Karena kita tahu bahwa Presiden dan KPK sudah sampaikan bahwa akan proses hukum terhadap pelaku penyelewenangan anggaran Covid-19,” tandasnya.

Dalam reses itu, Namantus Gwijangge juga menyebutkan adanya keluhan dari masyaraat terkait adanya minuman keras atau miras.

“Mirasnya memang ada manfaat ekonominya, tapi jika mengejar income ekonomi, namun jika mengabaikan keberlangsungan kehidupan masyarakat, itu tidak bagus. Lebih baik kita cabut izinnya. Itu lebih baik lagi, karena ada perda larangan miras dari Provinsi Papua, namun kabupaten/kota tidak melaksanakan perda itu,” paparnya.

Bahkan, lanjut Namantus, justru izin miras di kabupaten/kota masih terus berjalan, padahal harusnya tidak bisa kompromi lagi. Apalagi, banyak rakyat jadi korban, misalnya laka lantas akibat miras.

“Kita di Komisi V DPR Papua sangat berharap agar izin usaha penjualan miras itu dicabut saja, karena tidak ada untungnya. Masih ada usaha lain yang mendapatkan income, daripada miras yang pada akhirnya mengorbankan nyawa rakyat Papua,” pungkasnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *