JAYAPURA, Papuaterkini.com – Berakhirnya dana Otonomi Khusus (Otsus) di tahun 2021 menimbulkan banyak pihak di Papua ikut bersuara. Baik dari kalangan pejabat, tokoh intelektual maupun tokoh masyarakat ikut berbicara tentang program yang diperuntukkan bagi masyarakat Asli Papua.
Otsus sendiri jika dihitung-hitung telah berjalan kurang lebih 19 tahun, dimana usia itu merupakan waktu yang cukup lama untuk melaksanakan suatu kebijakan yang saat ini dinilai dengan pandangan berbeda.
Salah satu yang ikut memberikan penilaian terhadap Otsus datang dari Tokoh Masyarakat Adat perbatasan RI-PNG yang ada di Kampung Skouw Sae, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Aser Lanta.
Aser Lanta menilai Otsus tidak perlu dihentikan, namun dana Otsus harus dievaluasi, sehingga program dari dana Otsus dapat benar-benar bermanfaat bagi kelangsungan hidup rakyat Papua.
“Otsus tidak perlu dihentikan, karena sampai saat ini kita belum sejahtera. Jika ada orang yang menentang Otsus, mungkin orang itu sudah sejahtera. Biarkan Otsus datang untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat Papua,” ujar Aser Lanta dalam rilisnya yang diterima Papuaterkini.com, Minggu, 9 Agustus 2020.
Ia berharap agar pemerintah harus transparan dalam mengelola Otsus, mungkin karena masyarakat tidak tahu, akibatnya mereka tidak mau.
“Dimana Otsus sudah hampir 20 tahun berjalan, tetapi masyarakat tidak pernah tersentuh Otsus,” paparnya.
Menurutnya, harus dilakukan evaluasi dana Otsus, karena selama ini tidak hanya dengar bantuan dan pembangunan menggunakan dana Otsus.
Selain itu, Aser Lanta meminta perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kinerja MRP dan Pemprov Papua, karena mereka yang mendapatkan kucuran dana Otsus.
“Kita minta kinerja dari MRP dan Pemprov harus juga dievaluasi, karena mereka juga mendapat kucuran dana Otsus,” pintanya.
Senada dengan hal itu, Tokoh Masyarakat Papua yang ada di wilayah Port Numbay (Jayapura), Yohannis Udam menyampaikan, Otsus sangat membantu masyarakat dalam pembangunan di Papua, khususnya di wilayah Port Numbay.
“Kami sangat setuju Otsus tetap berlanjut. Kami menentang orang-orang yang berseberangan dan tidak menginginkan Otsus Papua berlanjut,” tegasnya.
Sementara itu, Ondoafi Kampung Loncing Wilayah perbatasan RI-PNG, Stenis Tanfa Chilong, berharap Otsus tetap berlanjut demi pembangunan dan kemajuan Papua.
“Atas nama masyarakat Kampung Loncing di wilayah perbatasan RI-PNG, Skouw, kami sangat mendukung keberlanjutan Otsus di Papua, karena dana Otsus sangat membantu dalam pembangunan,” imbuhnya. (irf)