Di Sugapa TNI/Polri Kontak Senjata Dengan OPM

banner 120x600
banner 468x60

ilustrasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua

JAYAPURA, papuaterkini.com – Kontak tembak antara Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) atau Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) dengan aparat gabungan TNI dan polisi dilaporkan kembali terjadi di Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Rabu (23/9) pagi.

Komandan Kodim 1705/Paniai Letkol Infantri Benny Wahyudi membenarkan peristiwa tersebut.

“Hari ini kontak tembak di Sugapa terjadi di dua titik, yaitu di depan Kantor Bupati Intan Jaya dan Pasar Sugapa,” kata Benny saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (23/9) sore.

Benny menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Menurutnya, KSB hanya ingin melancarkan teror bagi masyarakat di pusat Kota Sugapa.

“Aksi saling tembak tersebut dimulai oleh KSB yang terlebih dahulu melepaskan tembakan. Kami pun membalasnya,” ujar Benny.

Juru Bicara OPM Sebby Sambom menyebut kontak tembak terjadi sekitar pukul 09.40 WIT. Ini menyusul laporan yang disampaikan anggotanya di Intan Jaya kepada Manajemen Markas Pusat Komnas TPN-OPN.

Sebby mengklaim, pihaknya menembak seorang anggota TNI di depan Kantor Bupati Intan Jaya.

“Hal ini dilaporkan Undius Kogoya selaku Komandan Lapangan. Pasukan kami juga telah megambil posisi di kota sejak malam,” kata Sebby dalam siaran persnya, Rabu (23/9) sore.

Dia menegaskan, OPM akan melakukan perang terbuka di pusat Kota Sugapa dan juga di Distrik Hitadipa, jalan poros penghubung Intan Jaya dengan Kabupaten Paniai. Perang dikomandoi langsung oleh Sabinus Waker selaku Wakil Panglima TPN-OPM di Kodap XVII Kemabu Intan Jaya.

“Kepada anggota TNI-Polri, jangan cari kami di hutan dan di kampung-kampung,” ujarnya.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebut, lima Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang sebelumnya berada di Tembagapura, Kabupaten Mimika, telah berada di Distrik Hitadipa, Intan Jaya.

“Ada lima kelompok KKB di situ. Dan mereka (KKB) selalu menggunakan tameng hidup (masyarakat), sehingga kami agak kesulitan melakukan penegakan hukum,” katanya kepada wartawan di Jayapura, Selasa (23/9) kemarin. (Paul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *