Polisi: Jelek Waker Aktor Penembakan di Intan Jaya

banner 120x600
banner 468x60

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal. (Paul)

 

JAYAPURA, papuaterkini.com – Polisi daerah Papua menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di bawah komando Jelek Waker sebagai aktor di balik peristiwa kekerasan yang terjadi dua pekan terkahir di Intan Jaya.

Kelompok ini disinyalir bergabung dengan KKB dari wilayah Timika dan daerah terdekat. Basis pertahanan mereka kini berada di Distrik Hitadipa dan Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

“Beberapa minggu terakhir ini terjadi rentetan kasus kekerasan yang dilakukan oleh KKB pimpinan Jelek Waker bersama anggotanya di Intan Jaya,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Selasa (22/9).

Meski demikian, kepolisian tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pasca tewasnya seorang tokoh agama bernama Pendeta Yeremia Zanambami di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, pada Minggu (20/9) lalu. Korban ditemukan meninggal dengan kondisi luka tembak di kandang ternak piaraannya.

Kamal mengatakan, Kapolsek Sugapa telah melakukan pertemuan dengan Ketua Klasis GKII Sugapa Pdt. Timotius Miagoni, Senin (21/9) kemarin. Tujuannya, mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk mengungkap kasus ini.

Kapolsek Sugapa Ipda Engel Mayor mengatakan, pihaknya ingin memastikan informasi yang beredar di media sosial bahwa Pdt. Yeremia Zanambani terkena tembak dan meninggal dunia.

Memang kata Engel, sepekan terakhir terjadi penembakan oleh KKB terhadap anggota TNI dan tiga warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek di Sugapa dan Hitadipa. Dua anggota TNI serta seorang tukang ojek tewas setelah kena tembak.

“Kami dari pihak keamanan ingin melakukan komunikasi dengan para tokoh agama untuk lebih berhati-hati dengan situasi yang saat ini terjadi,” kata Ipda Engel.

Ia berhadap agar warga khususnya tokoh agama untuk tidak melakukan aktifitas diluar rumah apalagi pada malam hari, mengingat intensitas kekerasan yang dilakukan oleh KKB beberapa hari ini meningkat.

“Saat ini kami meningkatkan kegiatan kepolisian seperti melakukan patroli gabungan dalam rangka mengantisipasi potensi gangguan keamanan,” kata Engel seraya meminta dukungan dari masyarakat setempat.

Pendeta Timotius Miagoni mengakui, beberapa waktu lalu ia mendapatkan kabar dari keluarga di Distrik Hitadipta melalui telepon bahwa Pdt.Yeremia Zanambani tertembak dan meninggal dunia.

“Dari keterangan yang saya dengar saat itu Alm. bersama Istri ke kandang ternak (babi) untuk memberikan makan babi. Kemudian istrinya kembali ke rumah di kampung Hitadipa sekitar pukul 19.00 WIT. Korban tidak kembali ke rumah sehingga istri korban mencari ke kandang ternak yang berada di Kampung Bomba dan melihat korban sudah meninggal dunia,” ujarnya.

”Karena saya belum ke Kampung tersebut sehingga saya tidak dapat berbicara lebih jauh lagi. Semoga kita semua dapat meredam situasi yang terjadi beberapa hari ini di Kabupaten Sugapa,” harap Miagoni.

Kombes Kamal mengatakan tidak ada personel TNI dan polisi saat peristiwa itu terjadi. Anggota TNI hanya berjaga-jaga di Pos Persiapan Koramil Hitadipa.

“Isu yang beredar bahwa kasus penembakan yang mengakibatkan Pdt. Yeremias Zanambani dilakukan oleh aparat TNI itu tidak benar. KKB melalui Juru Bicaranya saat ini kembali menebar fitnah dengan mengatakan bahwa TNI lah pelaku penembakan. Saat ini KKB sedang mencari momen untuk menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini,” ujar Kamal.

Dia menegaskan, rangkaian penembakan tersebut adalah settingan KKB yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI melakukan penembakan terhadap pendeta. Tujuannya, agar kejadian itu jadi pembahasan di Sidang Umum PBB.

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan sebaran fitnah oleh KKB, khususnya melalui medsos. Itu jelas rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang Sidang Umum PBB,” kata Kamal menambahkan. (Paul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *