Fraksi PDIP Jaring Aspirasi Warga Senggi

Anggota Fraksi PDIP DPR Papua, Edoardus Kaize dalam pertemuan dengan warga Kampung Senggi, Distrik Senggi, Keerom.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Fraksi PDI Perjuangan DPR Papua melakukan pertemuan dengan masyarakat di Kampung Senggi, Distrik Senggi, Kabupaten Keerom dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat, awal Desember 2020.

Sejumlah permasalah berhasil diserap dalam pertemuan Fraksi PDI Perjuangan DPR Papua, yang diwakili Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR Papua, Edoardus Kaize, SS bersama dengan warga setempat.

Salah satunya, masalah perumahan layak huni yang menjadi aspirasi masyarakat setempat agar pemerintah dapat memperhatikannya dengan baik.

“Ya, mereka minta perumahan layak huni. Apalagi, ada sejumlah rumah yang ditinggali beberapa keluarga, tentu sangat tidak layak lagi, sehingga pemerintah diminta membantu,” kata Edoardus Kaize.

Selain masalah perumahan layak huni, diakui Edo Kaize, permasalahan air bersih juga dinantikan masyarakat setempat, termasuk jalan lingkungan maupun infrastruktur jalan menuju ke Senggi.

“Infrastruktur jalan maupun kampung ini, mereka juga meminta diperhatikan serius pemerintah,” ujarnya.

Yang jelas, kata Edo Kaize, kehadiran Fraksi PDI Perjuangan dalam pertemuan ini, untuk memastikan semua berjalan dengan baik, terutama agar rakyat benar-benar memperoleh manfaat dan tidak terjadi proses yang justru menggagalkan atau menyeleweng, sehingga program justru tidak jatuh ke tangan yang berhak.

“Yang dimaksudkan disini, bukan saja dijaga agar jangan sampai sasaran program bergeser, sehingga tidak dapat dinikmati oleh basis partai, namun juga dijaga agar jangan sampai pelaksanaannya justru dipakai oleh kekuatan politik lain, sehingga partai tidak memperoleh manfaat,” katanya.

Lebih dari itu, imbuhnya, penting untuk juga menjadi perhatian bahwa partai harus menjaga agar jangan sampai program strategis dilihat atau ditempatkan sebagai proyek sesaat.

“Cara berpikir seluruh organ partai harus dipastikan tidak terjebak dalam pragmatism, yakni cara berpikir dan sikap yang hanya menjadikan keputusan politik yang berbentuk program yang berpihak rakyat, hanya menjadi semacam bagi-bagi proyek,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *