JAYAPURA, Papuaterkini.com – Anggota Komisi IV DPR Papua, Herman Yogobi mengungkapkan jika masih banyak masyarakat yang membutuhkan penerangan atau listrik, terutama di daerah pedalaman Papua.
“Rakyat Papua di pedalaman dan di pelosok, sangat membutuhkan penerangan atau listrik. Ini yang harus diperhatikan serius oleh pemerintah daerah,” kata Herman Yogobi dalam pertemuan bersama masyarakat Kampung Parema, Distrik Wesaput, Jayawijaya, baru-baru ini.
Menurutnya, upaya penerangan atau listrik itu, bisa dilakukan dengan pengadaan solar cell atau listrik dari mikrohidro yang banyak dikembangkan di wilayah pegunungan Papua, lantaran terdampak banyak sumber air yang mengalir.
“Ya, program Papua terang itu, harus digencarkan atau digalakkan kembali dengan solar cell atau listrik mikrohidro,” ujarnya.
Sebab, lanjut Herman Yogobi, kebutuhan listrik atau penerangan ini, dapat menopang kehidupan masyarakat yang ada di pedalaman, termasuk dalam membantu usaha mereka atau untuk belajar anak-anak.
“Listrik jadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Anak-anak butuh penerangan untuk belajar,” imbuhnya.
PT PLN (Persero) Induk Wilayah Papua dan Papua Barat mengklaim per September 2019, rasio elektrifikasi Provinsi Papua mencapai 94,28% dan Papua Barat 99,99%.
Sesuai Permendagri No. 137/2017, dengan jumlah desa total 7.358 dan desa yang sudah terlistriki 6.147 desa.
PT PLN Induk Wilayah Papua dan Papua Barat menyebutkan sebanyak 2.962 desa atau sebanyak 240.963 unit menggunakan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), program dari Kementerian ESDM.
Masih ada sekitar 1.724 desa yang masih gelap gulita. Kami menargetkan 2020, elektifikasi Papua dan Papua Barat mencapai 100%. (bat)