Anggota DPR Papua Reses di Kampung Alolik

Anggota DPR Papua, Herman Yogobi dalam kegiatan reses bersama warga Kampung Alolik, Distrik Witawaya, Jayawijaya, baru-baru ini.
banner 120x600

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Anggota Komisi IV DPR Papua, Herman Yogobi memilih melakukan kegiatan reses dengan melakukan pertemuan dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga Kampung Alolik, Distrik Witawaya, Kabupaten Jayawijaya, awal Januari 2021.

Dalam reses ini, sejumlah aspirasi dari para tokoh masyarakat Kampung Alolik, Distrik Witawaya, Kabupaten Jayawijaya berhasil dijaring mulai masalah pendidikan, kesehatan, infrastruktur kampung dan perumahan layak huni yang dirindukan oleh masyarakat.

“Ya, memang masalah kesehatan dan pendidikan serta infrastruktur kampung menjadi keluhan mereka. Ini diharap pemerintah kabupaten maupun provinsi bisa memberikan perhatian serius,” katanya.

Hanya saja, dalam kesempatan itu, Herman Yogobi mengingatkan kepada masyarakat agar jangan pernah mengaitkan agama dengan politik yang sedang santar terdengar di masyarakat. Bagi mereka, agama identik dengan moralitas. Maka memisahkan agama dan politik mereka anggap identik dengan politik tanpa moral. Atau dengan kata lain, menjauhkan politik dari nilai-nilai agama.

“Padahal keinginannya bukan begitu. Agama punya beberapa sisi, yaitu nilai moral, perangkat aturan, serta semangat emosional. Nilai moral universal tentu sangat diharapkan kehadirannya dalam politik. Politik tanpa moral, sungguh berbahaya,” ujarnya.

Persoalannya, lanjut Herman Yogobi, yang memicu hiruk pikuk bukanlah emosionalnya. Orang-orang dikelompokkan dalam sekat-sekat agama dalam berpolitik, dan memandang kelompok lain sebagai kelompok lawan terhadap agama yang mereka anut.

“Politik kita bukanlah pertarungan antar umat beragama. Ini hanyalah persaingan orang-orang dengan berbagai preferensi politik belaka. Tujuannya pun bukan untuk saling mendominasi, melainkan untuk bersinergi. Bila satu kelompok menang, mereka harus menjalankan politik untuk kepentingan bersama, bukan sekedar untuk golongan mereka saja. Lebih penting lagi, politik mereka tidak untuk merugikan atau menghancurkan kelompok lain,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *