Reses, Nathan Pahabol: Pendidikan Dasar di Yahukimo Memprehatinkan

Anggota DPR Papua, Nathan Pahabol, SPd dalam kegiatan reses di Kabupaten Yahukimo, baru-baru ini.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com –  Anggota DPR Papua, Nathan Pahabol, SPd mengungkapkan bahwa pendidikan tingkat dasar baik SD maupun SMP di sejumlah distrik di Kabupaten Yahukimo tidak berjalan secara normal.

“Masyarakat menyampaikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar di Distrik Anggruk dan sekitarnya ada 9 distrik yang lain di Suku Yali, Yahukimo, pendidikan hancur alias tidak berjalan normal,” ungkap Nathan Pahabol usai melakukan reses di Distrik Anggruk, Ubahak dan Heriapini kepada Papuaterkini.com, Kamis, 18 Maret 2021.

Menurutnya, pendidikan tingkat dasar di beberapa distrik yang ada di Kabupaten Yahukimo tidak berjalan dengan maksimal, bahkan kondisinya sangat memprehatinkan, lantaran tidak ada proses belajar mengajar.

Lebih lanjut, masyarakat setempat menyampaikan bahwa pada tahun 2020, tingkat SD tidak dilakukan ujian lantaran adanya pandemic Covid-19 sehingga guru-guru tidak datang ke kampung untuk melakukan ujian, sehingga anak-anak menjadi korban dan tidak bisa melanjutkan ke SMP.

“Mereka juga khawatir kondisi ini juga akan terjadi pada tahun ini. Pada ujian bulan April – Mei 2021, jangan sampai terulang kembali. Tentu yang menjadi korban adalah anak-anak usia sekolah dasar,” kata Nathan Pahabol.

Anggota DPR Papua dari Daerah Pemilihan Kabupaten Yahukimo, Yalimo dan Pegunungan Bintang mengaku memiliki data sejumlah sekolah dasar yang tidak melakukan ulangan dan tidak berjalan proses belajar mengajar itu.

“Nanti akan saya kirim datanya. Ada SMP tidak melaksanakan ujian juga di wilayah Anggruk dan sekitarnya. Saya prediksi di wilayah Ninia, Kimyal dan Kurima sama kondisinya,” tandasnya.

Apalagi, kata Nathan Pahabol, hal itu dikarenakan selain pandemic Covid-19 juga karena adanya proses Pilkada di Kabupaten Yahukimo.

“Ya, ini terutama karena Covid-19 sehingga membatasi guru-guru tidak berangkat ke tempat tugasnya, tidak ada fungsi monitoring dan pengawasan serta evaluasi dari dinas setempat termasuk control terhadap guru sehingga anak-anak jadi korban,” jelasnya.

Untuk itu, Nathan berharap pemerintah Kabupaten Yahukimo melalui dinas pendidikan segera melakukan langkah-langkah menyelamatkan pendidikan dasar di Yahukimo, termasuk proaktif melakukan ujian sekolah.

“Itu harapan masyarakat. Masyarakat juga menyampaikan lebih dari 20 sekolah, sudah tidak ada lagi guru PNS, tapi yang ada tinggal guru-guru sukarela yang diangkat gereja yang masih aktif, sehingga tidak ada aktivitas belajar mengajar di kampung-kampung,” katanya.

Nathan  berharap Pemkab Yahukimo segera menempatkan guru-guru di sejumlah sekolah dasar untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan dengan baik, termasuk proses ujian sekolah.

“Jangan anak-anak jadi korban lagi. Masyarakat berharap ada keseriusan menangani pendidikan. Saya harap gubernur segera melakukan intervensi memperbaiki pendidikan dasar yang hancur. Jangan kita tutup mata dan membiarkan kondisi seperti ini, tapi gubernur harus evaluasi, memberi teguran dan lainnya, karena dana Otsus juga diberikan ke kabupaten, sehingga tidak bisa lepas tangan begitu saja,” imbuhnya. (bat)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *