Sidak Komisi V DPR Papua, Pasien RSUD Jayapura Menumpuk, Puluhan Nakes Terpapar

Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Yikwa bersama anggota mengunjungi RSUD Dok II Jayapura, Senin, 19 Juli 2021. Tampak sejumlah pasien terpaksa dirawat di luar ruang IGD.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Kondisi RSUD Dok II Jayapura beberapa hari terakhir mengalami lonjakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan, pasien terpaksa ada yang harus dirawat di luar ruangan IGD RSUD Jayapura. Senin, 19 Juli 2021, tercatat sebanyak 27 pasien terpaksa ada di luar ruangan IGD. Mereka menunggu juga hasil PCR.

“Memang secara umum saya gambarkan bahwa jumlah pasien dan kapasitas tempat tidur, kondisi kita saat ini sudah diatas 100 persen, sehingga pasien masih dirawat di ruang IGD dan masih menunggu masuk ke dalam ruangan. Ruangan kita terisi penuh,” kata Wakil Direktur RSUD Dok II Jayapura, dr Silwanus  Sumule menjelaskan kepada Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Yikwa dan anggota saat melakukan kunjungan, Senin, 19 Juli 2021.

Diungkapkan, saat ini sudah banyak petugas RSUD Jayapura yang positif terpapar Covid-19, diantaranya ada 4 dokter spesialis,  dokter umum ada 10 orang dan perawat ada 37 orang dan tenaga penunjang ada 8 orang.

Silwanus mengatakan, jika RSUD Jayapura juga terkendala oksigen, karena kapasitasnya meningkat 60 – 70 persen. “Kami tetap menyiapkan oksigen terus, tapi produksi oksigen di Jayapura ada 2. Rata-rata sekali produksi kami bisa dapatkan 60 tabung. Dari 180 tabung, 120 tabung oksigen untuk RSUD Jayapura, sedangkan 60 tabung kita distribusi ke rumah sakit lain. Itu kendala kita,” jelasnya.

Selain itu, saat ini RSUD Jayapura juga terkendala APD atau alat pelindung diri seperti masker KN95. “Ada tapi sangat terbatas,” tandasnya.

Diakui, RSUD Jayaprua telah memiliki langkah-langkah perencanaan kontijensi. Meski terlihat saat ini, ruangan penuh. Namun, pihaknya akan memindahkan pasien ke ruangan yang lain.

“Kami melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk segera mendapatkan bantuan seperti APD, oksigen, obat dan bahan habis pakai dan lainnya,” ujarnya.

“Ini kerja kolaboratif, kerja cepat dan tidak bisa pelan. Ini orang sudah mulai berdatangan, sehingga bisa saja kami kwalahan menghadapi itu,” sambungnya.

Untuk itu, Silwanus Sumule meminta kepada kepada masyarakat untuk melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan dengan ketat (prokes), tidak bisa tidak.  Juga meminta kepada masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi.

“Vaksinasi itu untuk membantu kami. Saya selaku mengatakan bahwa masyarakat itu garda terdepan, kami ini pertahanan terakhir. Jadi, mari kita bekerjasama,” jelasnya.

Terkait solusi saat ini masih ada 27 pasien yang menunggu di luar ruangan, Silwanus mengatakan jika solusinya perlu tambah tenaga kesehatan, tambah perawat dan tambah tempat tidur.

“Saat ini, kami kekurangan tenaga, mengapa karena tenaga medis banyak yang terpapar, baik tenaga dokter spesialis maupun lainnya.  Ada sebagian tenaga medis terpapar misalnya ada 4 dokter spesialis kita positif Covid-19. Terus ada dokter umum ada 10 orang terpapar dan perawat ada 37 orang terpapar Covid-19, penunjang ada 8 orang yang terpapar Covid-19,” paparnya.

Silwanus mengharapkan dana BBTT segera dapat dicairkan sehingga dapat mengatasi kebutuhan bayar tenaga, APD dan reagen.

“Puji Tuhan, kemarin kami punya reagen sudah datang 10.088 sudah tiba hari Jumat. Hari ini (Senin) sudah mulai running dan semua orang datang ke kami. Namun, kami batasi untuk perjalanan dinas, tapi fokus pasien yang datang dan petugas kesehatan yang ada kontak, itu menjadi prioritas untuk pemeriksaan PCR,” jelasnya.

Namun, Silwanus menambahkan, pihaknya terkendala karena yang melakukan ini pekerja khusus. Petugas yang mengerjakan jika dipush semuanya, padahal sudah ada 1 dokter patologi yang positif sehingga menjadi kendala.

“Jadi, kita bicara manusianya. Bantu kami dengan ketenagaan, bantu kami dengan material dalam arti oksigen, bahan habis pakai, APD dan lainnya, serta membantu kita dalam aspek pembiayaan petugas – petugas kesehatan kami. Ini sudah cukup lama, kami meminta untuk membayar insentif nakes, yang ada di DPA Dinas Kesehatan, bukan di DPA rumah sakit 2020. Nah, untuk tahun 2021, harus ada refocusing  APBD kita, itu harus dipercepat dan kami sudah mengirim daftar namanya,” pungkasnya.

Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Yikwa mengakui jika dalam kunker ke RSUD Jayapura, pihaknya menemukan masalah pasien yang belum mendapatkan ruang dan masih berada di luar IGD itu, sehingga perlu ditangani dengan serius.

“Pengakuan petugas, mereka kekurangan APD, tenaga dan keuangan dan oksigen. Saya kira ini, Pemprov Papua segera turun dan menseriusi masalah yang dialami RSUD Dok II Jayapura dalam menghadapi lonjakan pasien Covid-19,” kata Timiles Yikwa.

Sebab, kata Timiles Yikwa, jika ada yang menganggap Corona tidak ada, tapi buktinya di setiap rumah sakit ada pasien Covid-19. Apalagi, sekarang di RSUD Dok II Jayapura sangat berbahaya.

Selain itu, lanjut Timiles Yikwa, Komisi V DPR Papua menemukan bahwa insentif tenaga medis tahun 2020 belum dibayarkan sampai sekarang.

“Maka ada pasien Covid-19  yang ada di situ, ruangannya sudah siap, mereka masukan ke ruangan, namun tenaganya siapa yang akan melayani,” tandasnya.

Oleh karena itu, kata Timiles Yikwa, Komisi V DPR Papua menyimpulkan bahwa dalam waktu dekat akan menyampaikan ke Ketua DPR Papua, untuk memanggil TAPD Provinsi Papua membahas hal itu.

“Sebentar ada rapat Bamus DPR Papua, ya kita akan sampaikan itu. Nanti pimpinan lembaga akan mengambil langkah. Tapi, sebagai Ketua Komisi V menegaskan bahwa untuk insentif tenaga medis harus segera dibayarkan, supaya untuk menghadapi lonjakan pasien Covid-19 ini, mereka bisa fokus untuk menanganinya dan hak mereka harus jelas. Jadi, hak-hak nakes ini harus dibayarkan, selain menyiapkan APD dan oksigen,” jelasnya.

Timiles memperkirakan kondisi RSUD ABepura juga mengalami kondisi yang sama.

“Hutang yang belum dibayarkan kepada nakes itu, apakah lewat Dinas Kesehatan ataukah langsung. Jadi, proses tagihan atau pembayarannya seperti apa itu, kita semua belum tahu.  Kita sudah sampaikan kepada Pak Silwanus Sumule untuk menyiapkan semua rinciannya, untuk anggaran 2020 yang dibayar itu berapa? Segera dibayarkan, supaya pasien yang ada ini, tidak dibiarkan diluar ruang IGD atau perawatan,” katanya.

Selain itu, Timiles Yikwa menambahkan, perlu mempersiapkan APD dan oksigen, insentif nakes harus dibayarkan juga. Pemprov Papua segera berkoordinasi dengan rumah sakit untuk menyelesaikan masalah pembayaran nakes tersebut.

Dalam kunjungan alias sidak ke RSUD Dok II Jayapura ini, Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Yikwa didampingi Anggota Komisi V, Kamasan Jack Komboy, Natan Pahabol, Elly Wonda, Nason Utty, Tarius Mul dan Hengky Payage. (bat)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *