Usai Kunjungi Venue PON, Anggota Komisi IV DPR Papua Ini Merasa Pesimis

Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim didampingi Anggota Komisi, Arnold Walilo, Herman Yogobi dan Apeniel Sani meninjau sarana penunjang GOR STT GIDI Stakin, Sentani.
banner 120x600
banner 468x60

JAYAPURA, Papuaterkini.com – Komisi IV DPR Papua melakukan kunjungan kerja dalam rangka pengawasan pembangunan infrastruktur terutama sarana penunjang sejumlah venue PON di Kota dan Kabupaten Jayapura dalam tiga hari terakhir ini.

Anggota Komisi IV DPR Papua, Arnold Walilo mengaku pesimis jika pembangunan sarana penunjang terutama penataan kawasan yang meliputi pagar, draenase, area parkir dan taman bisa selesai tepat waktu.

Arnold Walilo mengatakan hasil kunjungan Komisi IV DPR Papua, diketahui hampir semua rata-rata pembangunan sarana penunjang belum tuntas terutama pekerjaan Dinas PUPR.

Untuk itu, Arnold Walilo berharap sisa waktu tinggal 2 bulan efektif ini, pembangunan sarana penunjang venue PON ini, bisa diselesaikan.

“Kami merasa sisa waktu 76 hari pelaksanaan PON itu, kami tidak merasa yakin akan bisa selesai,” kata Arnold Walilo usai mendampingi Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim bersama anggota Komisi IV DPR Papua, Herman Yogobi, Alfred F Anouw, Timotius Wakuer dan Apeniel Sani di Venue Baseball Softball dan Voli Indoor dan Voli Pasir di Kota Jayapura, Jumat, 16 Juli 2021.

Untuk itu, Arnold Walilo meminta kerjasama dan kekompakan para Dinas terkait dengan mitra kerjanya, sehingga dalam waktu yang singkat ini, mereka bisa menyelesaikan pembangunan sarana penunjang pada sejumlah venue PON itu.

Namun, Arnold Walilo mengingatkan agar pembangunan sarana penunjang venue PON itu, harus memperhitungkan kualitasnya.

“Jangan sekedar asal bapak senang atau kejar target, itu tidak boleh. Meski tinggal 76 hari, jangan kerja asal-asalan dengan tujuan hanya kejar target. Itu tidak boleh,” tegasnya.

Sebab, kata Arnold Walilo, dalam membangun asset itu, dengan uang yang begitu besar. Ini uang rakyat yang digunakan untuk membangun. Kalau bisa kualitas juga diperhitungkan.

“Ketika tamu datang, kita betul-betul sudah siap. Jangan kita jadi tuan rumah, baru nanti kita malu jika terlambat pembangunan sarana penunjang itu, karena kita jadi tuan rumah. Kalau bisa kita jadi tuan rumah yang baik untuk melayani para atlet yang datang bertanding, sehingga harus betul-betul siap,” imbuhnya. (bat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *